Tazkia mengambil ponsel Anelda dari tangan Aca lalu dia mendirikan ponselnya di meja dekat figura dengan di ganjal pada figura itu, dia mengalihkan kamera depan dan mengatur timer.
"Lo ikut foto aja ca. Parah emang nih sih Anelda kasihan kan anak orang di suruh fotoin mana di ulang-ulang mulu lagi." Ucap Tazkia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya ke arah Anelda.
"Hehehe sorry, ya udah sini lo di sebelah gue."
Dapat sepuluh kali jepretan pas dengan Aca. Lumayanlah, tetapi tidak bisa di teruskan sampai yang banyak karena memori ponsel Anelda penuh dan di tambah lagi dia di suruh pulang, pastinya Arsa mengantar pacarnya pulang lah. Pesta harus berakhir pada pukul delapan malam, karena kurang dua orang jadi tidak seru lebih baik di sudahi saja. Darlen membantu Tazkia membereskan makanan. Lalu Darlen mengangkat Tazkia setelah semuanya beres.
"Kamu mau kado gak bie ?"
"Kayanya gak perlu deh mas. Mending duitnya di simpan aja hemat."
"Btw duit kamu di rekening sisa berapa ?"
"5 juta maybe. Tadi aku langsung ngambil duit aja gak ngecek."
"Ya udah kamu simpan duit kamu. Lain kali pakai rekening aku aja, karena rekening aku duitnya banyak habiskan sesuka kamu. Kamu pegang aja."
Darlen memberikan semua kartu atmnya kepada Tazkia. Tazkia langsung menerimanya lalu memasukkan ke dalam tas kecil di tata dengan rapih.
"Kamu udah selesai belum ?"
"Belum paling Selasa."
Darlen mengerucutkan bibirnya tetapi kemudian dia tersenyum licik dia menjahili sang kekasihnya.
"Sini bie renggangin tangan kamu bie."
Tazkia menaro tas kecilnya lalu menuruti Darlen, dengan cepat Darlen menarik tangan Tazkia ke tembok mengunci pergerakannya dan dia memiliki kesempatan untuk mencium bibir kekasihnya.
Galih menggedor-gedor pintu kamar, dengan terpaksa Darlen memberhentikan aksinya lalu membukakan pintu untuk adiknya. "Markas besar di serang bos kata Arsa."
"Yang aku pergi dulu ya." Ucap Darlen kepada kekasihnya.
"Boncengan ya motor gue nanti baru mau gue bawa ke bengkel." Lanjutnya berbicara kepada Galih sambil menepuk pundak adik sepupunya itu.
"Ya bos."
"Kamu di kamar dulu mas gak lama kok. Jangan keluar kamar sebelum mas pulang."
Darlen mengunci pintu kamar mengurung Tazkia di kamar dan juga tidak lupa dia mengunci pintu rumah. Tazkia menurutinya lagian juga kan kalau dia tidak nurut dia tetap tidak bisa keluar.
Lima jam kemudian Darlen pulang membawa bunga lalu berlutut di hadapan Tazkia yang sedang duduk di kursi rias.
"Ngapain beli bunga mas ?"
"Hadiah ultah buat kamu."
"Ya ampun ya udah makasih ya mas."
"Kamu suka enggak ?"
"Kalau aku boleh jujur aku gak suka bunga. Lagian juga kita harus hemat mas."
"Oke aku minta maaf ya udah nih duit aku juga kamu pegang biar aku hemat."
"Oke."
"Kamu gak marah kan sama aku soal aku ngunciin kamu di kamar ?"
"Enggak mas aku tahu kok kamu ngelakuin itu biar aku aman walaupun masalahnya ada di markas besar."
"Makasih sayang."
Tazkia menerima bunga yang diberikan oleh Darlen menyimpannya di atas meja. Dan juga menerima duit Darlen lalu dia juga menyimpannya di tas kecil yang selalu dia bawa ke manapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan T & D (Tamat)
Storie d'amoreTazkia Salsa Aviola Anastasia seorang gadis cantik yang baru pindah ke sekolah barunya yang tiba tiba di jodohkan dengan sang primadona di sekolah barunya itu. Yang bernama Darlen Putra Basyar. Seorang pria yang sangat terkenal karena kegantengan n...