When Rain Start

3 0 0
                                    

Tik....

Tok....

Tik....

Tok....

 Jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh pagi, seorang gadis terlihat tertidur lelap di tempat tidurnya. Terkadang tubuhnya berguling kearah kanan atau kiri, sesekali terdengar gumaman ringan seakan sedang mengigau. Matahari terbit tanda pagi telah datang, seperti biasanya setiap kali hari berganti, hari ini pun kembali turun hujan. Sudah tidak terhitung rasanya berapa lama hujan datang menyapa, sungguh keajaiban dunia ini tidak tenggelam. Tetesan hujan ini sungguhlah aneh butiran airnya berwarna orange dan berbau amis seperti cat minyak. Mungkin bagi seorang pelukis ini terlihat familiar karena penampkannya yang lengket dan basah yang dimana seharusnya menempel pada kanvas kini seakan ditumpahkan ke suluruh dunia. Bagaimana manusia bisa tetap hidup? Kadang orang yang tinggal di sanapun mempertanyakannya atau mereka hanya beruntung.

Sreeeeet!

Jenela kecil putih di samping tempat tidur terbuka berlahan, bunyi rintik hujan semakin terdengar keras memasuki ruangan. Dari luar jendela tampak sesosok manusia yang memakai baju astronot memasuki kamar tanpa izin. Tubuhnya lengket tertutup cairan orange berminyak pekat, tubuhnya diam bergeming seakan matanya menelusuri kamar ke setiap sisi. Tepat satu menit setelah dia masuk tangannya yang lengket menyentuh tombol biru di sekitar dada kanannya. Seketika tubuhnya yang berlumuran cairan orange itu memudar dan menjadi putih bersih seakan baru dicuci kecuali bagian dasar sepatunya. Sehingga setiap langkahnya menyisakan jejak sepatu berwarna orange yang berceceran di mana-mana. Setiap dia melangkah tangannya yang membulat karena terbalut dengan jubah astronot itu mulai menyentuh setiap sudut ruangan memastikan tidak ada hal yang berubah atau tampil tidak sesuai keinginannya. Mendadak saja tangannya berhenti pada sebuah kotak baja seukuran telapak tangan, tubuhnya diam tak bergerak, diam membeku sesaat. Memiringkan sedikit kepalanya kemudia membukukkan badannya dan membuka kotak yang tergantung di pinggangnya. Di dalam kotak tersebut terdapat sebuah gumpalan jeli besar seukuran anak anjing yang bergerak merayap bagaikan monster dalam permainan game. Saat dia menyentuh kotak baja tersebut terdengar bunyi bib ringan dan gumpalan jeli itu mulai bergetar dan terlihat mata pixelnya yang berkedip membentuk sebuah garis panjang seakan terlihat sedang tersenyum. Manusia astronot itu mulai mengangkat ke atas gumpalan jeli tersebut dengan hati-hati. Kemudian dia letakkan di atas meja mendekati kotak kosong yang sendari tadi dia pandangi. Saat gumpalan jeli itu menyentuh meja seketika dia bergerak lambat, menyusut dan masuk memenuhi kotak.

Tik....

DING...DING...DING!!!

Seketika gadis yang tadinya tertidur pulas terbangun dengan kaget akan suara keras alarm yang selalu di dengarnya setiap pagi. Matanya terbuka lebar dan badannya terduduk tegak, jantungnya terasa mau copot karena kaget. Belum sadar penuh rasanya dia mengudap kemudian mengusap matanya dan sedetik kemudian terpaku memperhatikan sesosok bayangan asing dihadapannya. Dia segera membuka mulut ingin mengatakan sesuatu tetapi sesosok asing itu segera berlari keluar jendela. Bunyi benda berat jatuh dalam kubanyan air dapat terdengar jelas, manusia astronot itu segera berlari menjauh dan tak terlihat lagi. Gadis itu hanya menghela nafas seakan itu adalah pemandangan biasa yang selalu dia saksikan. Dengan lemas dan sedikit mengantuk, gadis itu segera melangkahkan kakinya untuk bangun dari tidurnya.

Bib!

Komputer mini berwarna mint terlihat menyala, layarnya berkedip dan menampilkan sebuah pengumuman. Gadis itu segera mendekati layar computer dan mulai membacanya dengan terbata.

"Teman digitalmu sudah di install silahkan mendaftar...." Gadis itu mengalihkan pandangannya pada sebuah kotak baja di sebelah komputer. Diatasnya terukir sebuah simbol seekor hewan hijau yang terkenal senang menyembunyin diri dengan ekornya yang menggulung sebuah tabung reaksi. Gadis itu memicingkan matanya, kemudian tangannya bergerak membuka laci dan berusaha mencari sesuatu mencoba meraba dengan seksama keseluruh sisi loker sampai dia mengambil sebuah benda kecil, tipis, panjang dan runcing yang merupakan sebuah jarum. Ditusukkan jarum itu pada jari telunjukknya, sedikit demi sedikit darah jatuh mentes. Gadis itu meringis kesakitan namun tangannya terus bergerak dan dia mulai mengusapkan jarinya yang terluka pada simbol kotak baja yang dilihatnya tadi.

The Orange RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang