one

368 64 10
                                    

Jatuh cinta seringkali disebut sebagai anugerah terindah dalam hidup. Tapi meskipun begitu, nyatanya tidak semua orang bisa mendapatkan cintanya dengan mudah.

Karena sebagian orang harus mati-matian dalam berlari untuk mengejar cinta, dan Yedam adalah salah satunya.

Sejauh ini, Yedam sudah memerhatikan diam-diam seseorang yang dia taksir, namanya Ha Yoonbin, anak Fakultas Hukum, satu tingkat di atas dirinya.

Yoonbin yang kerap kali terlihat ke mana-mana dengan kedua teman baiknya, Seunghun dan Byounggon.

Gedung jurusan mereka, Psikologi dan Hukum letaknya berseberangan dari ujung ke ujung, karena memang sejauh itu.

Yoonbin juga kadang-kadang terlihat suka merokok sendirian di taman samping lapangan basket, dengan earphone yang menempel di kedua telinganya.

Yedam memang belum terlalu mengenalnya secara personal, tapi yang paling dia ingat adalah Yoonbin yang selalu memasang wajah datar, dan ketenangan yang identik dengan dirinya.

Yedam jarang melihatnya bereaksi terhadap sesuatu, tapi senyum tipis Yoonbin terkadang akan muncul kala dia sedang berkumpul sambil mendengarkan cerita dari teman-temannya.

~~~^^~~~

Yoonbin yang waktu itu masih memiliki waktu sebelum kelasnya dimulai, sengaja mampir ke kantin untuk membeli minuman dan makanan ringan, sekedar mengganjal perutnya yang masih kosong.

Saat sedang serius mengisi perutnya, Yoonbin bisa merasakan bahwa kursi di depannya diduduki oleh seseorang yang sekarang berhadapan dengannya.

"Hai."

Yoonbin mendongak, ekspresi wajahnya masih datar, berbanding terbalik dengan Yedam yang tersenyum cerah. "Siapa?"

"Bang Yedam, yang waktu itu ada di kelompok 1."

"Oh." jawab Yoonbin, dia ingat dengan Yedam karena tampilannya masih sama persis seperti waktu itu dia melihatnya di depan gerbang masuk Universitas mereka.

Mereka pertama kali bertemu ketika Yoonbin harus menggantikan Seunghun menjadi pendamping kelompok Yedam di saat masa orientasi mahasiswa baru, kurang lebih sudah sejak 3 bulan yang lalu.

"Oh, doang?" Yedam masih tersenyum, dengan tangan yang disodorkan. "Lu nggak mau kenalin diri lu juga?"

Yoonbin itu termasuk orang yang kaku, jadi ketika ada seseorang yang berusaha mengajaknya mengobrol, dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. "Nggak minat."

"So, can I call you mine instead?"

Yoonbin berdecak, dia membanting botol minumnya ke atas meja, yang hanya dibalas dengan kekehan dari Yedam. "Lu apaan sih?"

"Tak kenal maka tak sayang." celetuk Yedam tiba-tiba, dia sebenarnya tidak percaya cinta pada pandangan pertama, tapi dirinya percaya bahwa Yoonbin adalah sosok terindah yang pernah dilihatnya.

Tanpa menghiraukan kehadiran Yedam di depannya, Yoonbin melanjutkan kegiatannya, dan tidak repot-repot menanggapi celotehan dari adik tingkatnya itu.

Yedam langsung menarik paksa tangan kanan Yoonbin untuk berjabat tangan dengannya. "Kalo udah kenalan, siapa tau bisa saling sayang."

"Orang gila." Yoonbin menghela napasnya, sekali lagi menatap Yedam yang masih memperlihatkan senyumnya.

Memang benar-benar gila, dan Yoonbin tahu bahwa ini adalah awal dari kehidupannya yang tidak akan pernah tenang lagi seperti sedia kala.

tbc..

~~~^^~~~

ini ceritanya bakal pake alur mundur yaaa

Run to You - [yoonbin × yedam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang