Max

4 0 0
                                    

Aku bahkan tidak bisa tidur semalaman ketika Sean mengatakan jika Lucas akan kembali, reaksi ku yang tidak biasa saat mendengar namanya bukan lah tanpa sebab, aku tidak tahu apakah aku akan menatapnya dengan rasa takut, cemas atau benci, yang jelas tidak ada hal baik jika menyangkut tentang nama itu dan mendengar kabarnya membuat ku sepertinya harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya, tidak  lah mudah berhadapan dengan seorang Lucas, Laki-laki yang paling ingin aku hindari ketika aku mempunyai kesan baik pada kakaknya sendiri.

" Bisakah Anda membantu saya. " Suara berat yang Tiba-tiba saja terdengar di sebelahku menghentikan lamunanku, aku mendongak ketika berhadapan langsung dengan Maxim yang berada di sisi ku, aku tidak langsung merespons aku hanya terdiam sambil berpikir apakah dia tidak salah meja, bukankah biasanya dia akan selalu meminta bantuan Rolla ketimbang diriku.

" Jika Anda sibuk lupakan saja. " Lanjutnya kembali membuatku tanpa sadar langsung menarik ujung lengan kemeja yang dia kenakan.

" Aku akan melakukannya. " Ucap ku membuat nya terdiam sejenak sebelum akhirnya memberikan flashdisk padaku.

" Saya baru saja menyelesaikan laporan ini, saya belum memprintnya karena menurut saya lebih baik jika Anda mau membantu saya untuk memeriksanya. " Ucap nya dengan bahas formalnya

" Ayolah, telingaku sakit jika kau terus menggunakan bahasa sopan seperti itu, bahkan kau saja tidak pernah berbicara sesopan itu dari pertama kita bertemu. " Sela Rolla ketika aku bahkan belum menjawab perkataannya, Max terlihat bingung dan menatap kearah ku.

" Iya, kau bisa berbicara santai padaku. " Ucap ku pada akhirnya karena aku juga sedikit canggung jika harus berbicara se formal itu sesama rekan kerja.

" Baiklah, aku tidak ingin kerja dua kali jadi untuk itulah. _"

" Aku akan memeriksanya dan menyelesaikan nya sebelum jam makan siang. " Potong ku karena aku sudah  tahu apa yang hendak dia katakan, aku hanya ingin mempersingkat waktu dan langsung mengerjakan pekerjaanku, namun ketika melihat raut wajah nya aku terdiam, apa aku dianggap tidak sopan karena memotong perkataannya pikirku, raut wajahnya terlihat sedikit mengeras.

" Mohon bantuannya. " Ucap nya pada akhirnya setelah itu kembali kekubikel kerja miliknya yang berada tidak jauh dari ku.

" Sst sstt akhirnya dia bicara padamu. " Ucap Rolla dengan kursi yang dia putar.

" Itu mungkin karena terdesak. " Jawabku karena itu alasan terlogis yang membuatnya tidak punya cara lain selain meminta bantukanku.

" Hei menurutku tidak.  Ucap Rolla membuatku langsung menatapnya dengan tatapan tanya, dia terlihat berpikir.

" Kau tahu setelah kau tiba tiba saja pulang saat makan malam perusahaan, dia terus bertanya padaku tentang mu. " Ucap Rolla membuat ku tentu saja langsung merasa heran, seorang Max bertanya tentangku itu sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya.

" Aku? " Tanya ku sambil menunjuk diriku sendiri.

" Iya kau, dia bertanya apa kau mungkin terlalu Mabuk, atau kau sakit, bagaimana bisa aku membiarkan mu pulang seorang diri, pertanyaan-pertanyaan itu membuat ku kesal padahal aku tahu kau bahkan  tidak meneguk setetes pun dari bir yang kau pegang saat itu. " JelasRollar membuat ku masih belum percaya dengan ceritanya.

" Aku rasa kau saat itu mabuk, tidak mungkin dia menanyakan ku seperti itu. " Bantah ku membuta Rolla berdecak kesal.

" Hei dengarkan aku, meskipun aku mabuk tapi telinga dan otakku masih bisa bekerja hampir lima puluh persen, aku tidak pernah melakukan hal aneh ketika ku mabuk karena aku bisa menguasai diriku sendiri. " Jelas Rolla membuatku tidak membantahnya, dia memang pandai dalam hal minuman dan pandai menguasai dirinya sendiri ketika mabuk.
Dan gara-gara Rolla memberitahukan itu padaku membuat ku langsung berbalik menatap kearah Max yang sibuk dengan pekerjaannya, apa iya laki-laki yang terlihat seperti tidak menyukai ku itu tiba-tiba mengkhawatirkan ku, pikir ku yang mulai mencari alasan terlogis untuk tindakannya.

" Lebih baik kau tanyakan sendiri alasannya, bukan kah kau bisa berbicara dengannya kali ini setelah kau menyelesaikan laporannya. " Ucap Rolla yang sepertinya masih memperhatikan ku sedari tadi, aku hanya menghembuskan nafas kasarku dan mulai memeriksa laporan yang dia buat, ada beberapa kesalahan kecil yang harus di perbaiki tapi dari pada aku memanggilnya aku lebih suka memperbarui nya langsung, aku hanya perlu mengatakan jika semuanya sudah sempurna. Aku menyelesaikannya tepat sebelum jam makan siang dan Max datang kembali kekubikel kerjaku.

" Bagaimana? " Tanya Max membuatku langsung kembali memberikan flashdisk miliknya.

" Semuanya sudah benar, kau bisa langsung  melaporkannya. " Ucap ku membuat Max tersenyum tipis.

" Baiklah, terimakah atas bantuannya. " Ucap Max membuat ku hanya mengangguk, dia berbalik namun baru beberapa langkah dia kembali menatap kearahku.

" Aku tidak yakin jika kau mungkin mau. " Ucapnya terjeda, aku bisa melihat keraguan dari raut wajahnya.

" Tentang? " Tanya ku

" Apa kau mau makan siang denganku, aku akan Mentraktirmu." Ucap nya membuat ku tentu saja akan menolaknya, aku tidak berniat makan siang kali ini karena aku sendang diet tapi melihat Rolla yang langsung muncul dari kubikel kerjanya dan menganggukkan kepalanya seolah memberitahu jika aku harus menerima tawarannya membuat ku akhirnya  mengangguk.

" Iya tentu saja. " Jawab ku membuat Rolla langsung mengedipkan sebelah matanya, apa dia sendang menggodaku pikir ku.

" Baiklah aku akan menyiapkan laporanku. " Ucap nya membuat ku mengangguk menatap kepergian Max dan setelahnya aku langsung menarik kursi Rolla yang memberikan ku senyuman lebarnya, memperlihatkan deretan giginya nya membuat ku kesal.

" Apa itu tadi? " Tanya ku

" Apa, aku tidak melakukan apa pun." Ucap nya tanpa rasa bersalah sedikit pun.

" Kau menyuruhku menerima tawarannya. "

" Iya tentu saja, aku hanya memberikan solusi terbaik untukmu, bukan kah ini cara agar kalian bisa dekat, " Ucap Rolla sambil mengedipkan matanya padaku.

" Hei untuk apa aku dekat dengan nya. " Ucap ku yang sepertinya Rolla salah paham antara aku dan Max.

" Bukankah kau penasaran kenapa dia menanyakan mu dan juga sikapnya yang kadang membingungkan mu itu. " Ucap Rolla kembali.

" Itu bukan berarti aku ingin dekat dengannya. "

" Sama saja Lea, setidaknya kalian bisa saling berbicara satu sama lian sebagai rekan kerja bukan, kau jangan terlalu dingin padanya, Max bukan orang aneh seperti yang ada di pikiran mu, dia cukup baik dan hangat, aku yakin kau akan  menyukainya. " Ucap Rolla membuat ku berdecih, omongannya sudah terdengar konyol jadi aku lebih baik kembali menyelesaikan pekerjaan ku, aku akan menerima saranya kali ini dengan menerima tawaran Max, lagi pula tidak ada salahnya bukan, hanya untuk sekedar hubungan baik antara rekan kerja pikir ku tanpa tahu akibat dari keputusan sepele yang aku remehkan, tanpa berpikir jika semuanya tidak hanya akan selesai dengan makan siang semata.

Ending yang ke tiga (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang