Haruskah aku memanfaatkannya? Ujar isi hati Canopus.
Canopus menatap Rigella yang menumpukan kepalanya di pinggiran bangsal kakaknya, Orion.
Awalnya ia berpikir gadis itu hanyalah sebuah kebetulan. Penduduk biasa yang terjebak dalam pertempuran monster. Namun, diluar ekspetasinya, gadis bernama Riegella itu ternyata seorang Guide.
Ada ratusan Guide di dunia yang tergabung dengan Guardians. Tapi tak ada satupun yang mampu melakukan healer pada Canopus, anggota Stars paling kuat di Guardians. Fakta itu hanya di ketahui oleh beberapa petinggi Guardians, seperti Putri Mahkota Irene.
.
.Beberapa saat yang lalu...
Alat komunikasi di telinga Canopus berbunyi beberapa kali. Bisa dipastikan itu adalah Irene. Salah satu petinggi di Guardians. Bukannya menjawab, Canopus malah melepas alat tersebut dan membuangnya. Fokusnya saat ini adalah dua sosok manusia di depannya.
Gadis yang barusan ia tolong memohon pertolongannya. Terlepas dari keterkejutannya karena menemukan Guide yang mampu melakukan healing padanya, kenyataan monster yang kembali menjadi manusia tidak kalah mengejutkannya.
"Sir... " gadis itu menatap dirinya penuh harapan.
Canopus di ambang kebingungan, ia tak bisa melewatkan seorang Guide yang cocok dengannya begitu saja, tapi di sisi lain pria di pangkuannya itu belum bisa dipastikan berbahaya atau tidak. Jika Guardian mengetahui fakta ini, mereka tak akan tinggal diam. Apalagi jika mereka tahu kalau gadis di depannya itu adik kakak.
"Hei.. untuk sementara, mari kerumahku. Aku bisa menjamin kau dan kakakmu. Namun, kau tahu ini tidak gratis" Jelas Canopus. Rigella terdiam.
"Aku membutuhkanmu dan kau membutuhkan Guardians untuk pengobatan kakakmu. Bukankan kita patner yang sempurna?" Tanya Canopus.
Rigella memejamkan kedua matanya. Mengepalkan tangannya yang memeluk kakaknya. Ia tak punya siapapun lagi di dunia ini. Hanya kakaknya yang tersisa.
"Baiklah. Aku akan mengikutimu selama kau bersumpah untuk membuat kakakku bangun kembali" jawabnya.
.
.
.
Canopus menarik kursi dan duduk di samping Rigella yang tertidur. Ia melepas kaca mata yang sudah tidak terpasang dengan benar di wajah Rigella. Tanpa sadar ia menyentuh pipi gadis itu.
Ketika jemarinya menyentuh nya, rasa hangat dan nyaman teralir begitu saja ke dalam tubuhnya. Rasa sakit kepalanya yang selama ini ia tahan perlahan menghilang.
Fakta kegilaan yang dialami oleh Stars bukanlah omong kosong. Semakin besar kekuatannya, semakin besar dampaknya. Rasa sakit kepala hingga membuat para Stars berhalusinasi.
Pada titik tertentu, ketika rasa sakit itu tak bisa lagi di tahan, ia akan meledak bersama energi besar yang ada di dalam tubuhnya. Obat pereda rasa sakit hanya bisa menahannya sementara. Semakin banyak dikonsumsi akan semakin parah rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
END OF HALLEY
FantasíaHanya dalam satu detik. Dunia milik Rigella berubah. Seorang gadis kutu buku yang benci dengan sentuhan orang lain menjadi guide yang harus melakukan penyembuhan dengan sentuhan fisik pada Canopus, seorang Stars terkuat, pahlawan bagi dunia. "Tuhan...