Hari itu, Fauzan sedang duduk sendirian di kamarnya di kota besar. Sudah lama ia tidak pulang kampung ke desanya yang terletak di pedalaman. Ia teringat kenangan indah saat ia masih kecil, bermain dengan teman-temannya di sawah, bermain layang-layang di padang rumput, dan mengunjungi kakek-neneknya di rumah tua mereka.
Fauzan merasa rindu dengan kampung halamannya. Ia merasa lelah dengan rutinitas kota besar yang sibuk dan hiruk pikuk. Ia ingin merasakan kembali suasana pedesaan yang tenang dan damai. Tanpa pikir panjang, ia memutuskan untuk pulang kampung.
Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, Fauzan berangkat ke desa kelahirannya. Sesampainya di sana, ia disambut hangat oleh keluarganya. Ia merasa senang bisa bertemu kembali dengan orang tua, saudara, dan tetangganya yang dulu sering bersama-sama bermain.
Fauzan pun menjalani hari-harinya di desa dengan penuh keceriaan. Ia mengunjungi sawah, bermain dengan anak-anak desa, dan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Ia juga mengunjungi rumah kakek-neneknya yang sudah lanjut usia. Mereka bercerita tentang masa lalu, mengenang kenangan indah bersama, dan tertawa bersama-sama.
Suatu malam, ketika Fauzan sedang duduk di teras rumah kakek-neneknya, ia merasa ada yang aneh. Ia merasa ada suara-suara aneh di sekitarnya. Ia mencoba mengabaikan, namun suara itu semakin kuat dan membuatnya merasa cemas.
Fauzan lalu memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar desa pada malam itu. Ia berjalan sendirian di jalan setapak yang gelap, hanya ditemani cahaya remang-remang dari bulan. Namun, ia terkejut saat melihat sosok bayangan yang muncul di depannya.
Ternyata, itu hanyalah teman-teman remaja desanya yang sedang bermain lelucon. Mereka sedang mencoba menggoda Fauzan yang sudah lama tidak pulang kampung. Fauzan tertawa geli melihat kelakuan teman-temannya. Ia merasa lega bahwa tidak ada yang serius terjadi di desanya.
Setelah malam itu, Fauzan melanjutkan masa libur kampungnya dengan penuh kegembiraan. Ia menghabiskan waktu bersama keluarga, bertemu teman-teman lama, dan menikmati suasana pedesaan yang begitu indah. Ketika tiba waktunya untuk kembali ke kota, Fauzan merasa sedikit berat hati. Ia merasa betapa istimewanya pulang kampung dan merindukan segala kenangan indah di desa.