24. Pikiran Obsesif

1.3K 167 67
                                    

Halo, siapa yang nungguin cung🙌🏻

Siap ramein vote komen? Tembusin dong 100+ votes 500+ komen 😏 Makin dikit nih komennya😭

⚠️WARNING SELF HARM⚠️

HAPPY READING

24. Pikiran Obsesif

"Kinaya," panggil Rangga dari luar kamar Kinaya. Namun, ia tidak mendapat sahutan sama sekali.

"Boleh saya masuk, Kinaya?" tanya Rangga. Lagi-lagi tidak mendapat sahutan dari dalam. Rangga takut terjadi apa-apa dengan gadis itu.

"KIn, saya izin masuk ya," izin Rangga, ia masuk setelah memastikan tidak ada larangan.

Pintu kamar Kinaya terbuka, ia tidak menemukan sosok Kinaya di dalam ruangan. Mata Rangga langsung menuju ke kamar mandi yang pintunya tertutup dan terdengar suara air keran yang mengalir. Ia jadi yakin Kinaya di dalam kamar mandi.

Kaki Rangga menuntun dirinya hingga tiba di depan pintu kamar mandi.

"Kinaya?" panggil Rangga.

Kinaya yang masih menangis sambil memeluk lututnya kini mendongak mendengar suara seseorang memanggil namanya. Ia yakin tidak salah dengar, walau suara air mengalir lebih mendominasi.

"Kinaya, ini saya Rangga."

"Kak Rangga?" gumam Kinaya nyaris tidak bersuara.

"Kinaya, kamu gapapa?" Terdengar nada khawatir dari pertanyaan Rangga.

Kinaya beranjak perlahan, ia menutup air keran yang sudah memenuhi bak mandi. Lantai kamar mandi kini digenangi air yang berdesir ketika Kinaya memijakkan langkahnya menuju pintu. Ia lalu membuka pintu kamar mandi, menampilkan sosok Rangga dengan ekspresi khawatirnya.

Rangga terkejut melijhat kondisi Kinaya dengan wajah yang basah oleh linagan air mata dan pakaian Kinaya yang setengah basah. Namun, ada rasa lega melihat Kinaya tidak apa-apa. Kinaya langsung memeluk Rangga erat, melanjutkan tangisannya yang belum selesai.

Rangga membalas pelukan Kinaya. Ia menyadari Kinaya sedang patah hati karena Ceilo. Tapi, tangisan Kinaya terdengar begitu menyakitkan. Apa ada hal lain yang membuat Kinaya terlihat sehancur itu?

Rangga mengelus punggung Kinaya berusaha menyalurkan kekuatan untuknya.

"Ada apa?" tanya Rangga, lembut.

Kinaya sesegukkan, seolah tiak mampu menjawab pertanyaan Rangga.

Rangga memberi waktu untuk Kinaya. Hingga tangisan gadis itu mereda.

"Kak Rangga, aku penyakitan, ya?" Pertanyaan Kinaya sontak mengejutkan Rangga. Kenapa Kinaya bisa melontarkan pertanyaan seperti itu? Sebenarnya apa yang sudah Ceilo katakan pada Kinaya?

"Nggak, Kinaya." Rangga menggeleng, masih dalam posisi yang sama.

Kinaya melepaskan pelukan Rangga.

"Kenapa kamu nanya kaya gitu? Apa yang sebenarnya terjadi? Kamu kenapa? Cerita sama saya, Kin."

Rangga bisa melihat betapa hancurnya Kinaya melalui tatapan gadis itu.

"Ceilo nggak suka sama aku, Kak. Ternyata selama ini aku aja yang terlalu percaya diri. Ceilo bilang nggak suka sama cewek penyakitan." Kinaya terkekeh di akhir kalimat. Kekehan yang begitu menyakitkan.

Mata Rangga melotot, rahangnya mengeras seketika, begitu mengetahui apa yang Ceilo lakukan pada Kinaya. Ceilo keterlaluan.

Rangga memegang pundak Kinaya.

Tarangga Untuk Kikanaya (republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang