moon love 6

194 36 0
                                    

Happy reading–!









Jaemin menepati janjinya dengan bersikap baik seharian. Membuat Sungchan gemas dan beberapa kali memeluknya kencang.

Bahkan beberapa karyawan yang lain hanya menatap mereka iri. Pastinya akan sangat menyenangkan ketika bekerja dengan orang yang disayangi, rasanya energi tidak akan ada habisnya.

Mereka pun menganggap Sungchan dan Jaemin sebagai pasangan yang serasi. Jaemin dengan tingkahnya yang ceria dan tidak bisa diam dan Sungchan yang selalu mendengarkannya dan menatapnya tanpa berkedip.

"Aish, kenapa Sungchan itu bisa membuat Nana melupakanku. Bahkan nana lupa dengan permen miliknya"

Renjun menghitung jumlah permen yang memang ia sediakan untuk Jaemin. Karna kebiasaan anak itu untuk selalu mengonsumsi makanan ringan yang manis. Dan ternyata tidak berkurang sedikitpun.

"Kenapa kau lesu sekali. Sesekali pergilah bersenang-senang dengan pacarmu" ujar Jeno yang baru saja selesai meeting. Mendapati sekretarisnya yang selalu marah-marah mendadak pendiam, membuatnya agak merinding. Makanya ia dengan sengaja mengganggu si sekretaris.

"Bagaimana aku mau berkencan. Calon pacarku direbut anak baru. Sudahlah kau membuatku kesal. Sana baca laporan yang baru saja masuk ke emailmu!"

Dengan langkah besar, Renjun pergi meninggalkan bosnya. Mungkin dengan mengunjungi Jaemin dapat membuat moodnya membaik.

"Apa apaan si pendek itu" protes Jeno. Ia pun langsung protes dan berniat mengikuti Renjun. Namun langkahnya terhenti ketika Renjun diam tak jauh dari toilet.

Karena penasaran, Jeno pun mendekat. Dan ia juga terdiam melihat Jaemin dan Sungchan yang tengah bercanda berdua.

Dalam hati ia protes tak suka ketika melihat tangan Sungchan yang menepuk pucuk kepala Jaemin.

"EKHEM"

Keduanya terperanjat kaget dan langsung berbalik dan mendapati Jeno dan Renjun yang tengah menatap mereka tajam.

"Tidak boleh bermesraan di jam kerja" ujar Jeno dan Renjun bersamaan.

Jaemin yang hendak membalas keduanya di tahan Sungchan.

"Tapi ini sudah masuk jam istirahat, Pak. Kami pun tidak bermesraan. Kalau begitu kami permisi ya"

Sungchan langsung menarik Jaemin pergi untuk mencari makan siang.

Renjun dan Jeno langsung pergi dari sana dan kembali ke ruangan mereka masing masing. Dalam hati Jeno merutuki kebodohannya yang tiba-tiba marah.

"Mark hyung, apa boleh karyawan kantor kita bermesraan dan berpacaran?" Tanya Jeno ketika sang kakak menelepon.

"Hah, bermesraan tidak boleh. Berpacaran boleh. Apa ini Nana yang kau maksud?"

"Apasih, kok jadi membahas si tukang makan"

Jeno dengan kesal mematikan telfonnya. Lalu segera keluar dan pergi makan siang. Ternyata Renjun dan Haechan juga sudah lebih dulu pergi.

Setibanya di kantin, Jeno bergabung dengan Renjun dan Haechan. Keduanya sibuk memakan makanannya sambil menatap lurus ke arah Sungchan dan Jaemin yang sibuk mengobrol.

"Cih, apa apaan si anak baru itu merebut nana kita" gerutu Haechan yang juga merasakan dampak dari kedekatan Jaemin dan Sungchan. Biasanya pagi pagi ia selalu di sambut dengan sapaan ceria khas Jaemin, namun beberapa hari belakangan tidak ia dapatkan.

"Benar! Nana saja tidak mengambil jatah permennya. Memang si tiang itu mengambil Nana kita!"

Mark tertawa melihat keduanya menggerutu sepanjang makan, sedangkan Jeno matanya tidak lepas dari Jaemin yang kini tertawa lepas.

"Astaga manis sekali". Jeno langsung menggelengkan kepalanya menepis pikiran anehnya barusan.

"Tidak ada salahnya Nana dekat dengan Sungchan kan. Aku pikir mereka cocok dan sepertinya anak itu baik. Lihat Nana saja sering tersenyum bersamanya" ujar Mark yang sebenarnya tidak disetujui oleh Jeno.

Entahlah, ia merasa tidak suka melihat Sungchan itu modus kepada Jaemin.

Mendadak Renjun dan Haechan terdiam. Mark benar, Sungchan sangat baik pada Jaemin, dan tidak ada salahnya mereka dekat.

"Karyawan kita tidak boleh berpacaran satu kantor" ujar Jeno sambil mendengus.

"Tidak ada aturan seperti itu. Sudahlah sekarang lanjut makan saja"

Sedangkan Jaemin sedari tadi tertawa kini berhenti, lalu menatap Sungchan lama.

"Kenapa na?"

"Sepertinya ada yang menatap nana terus terusan"

Lalu dengan cepat ia menoleh dan mendapati keempat orang yang tak jauh dari keduanya tengah menatap mereka. Haechan dan Renjun langsung melambaikan tangannya menyapa Nana mereka.

Namun karena Jaemin kesal, ia tidak membalas sapaan itu dan menatap keempatnya tajam.

"Astaga, apa dia mendengar perkataan kita. Lihatlah Nana marah" ujar Haechan sendu. Bahkan ketika Jaemin dan Sungchan melewati meja mereka, hanya Sungchan yang menyapa.

"Uchan, besok kita makan di meja kita saja. Kita pesan antar atau aku akan membawa bekal. Aku tidak mau makan di kantin. Pasti karena masalah di dekat kamar mandi tadi membuat kita jadi bahan gunjingan" ujar Jaemin pelan.

"Baiklah. Jangan sedih lagi. Nanti kita makan daging kan, ayo kembali bekerja"

Jaemin yang awalnya sendu kini bersemangat kembali.

Bahkan ketika pulang kerja pun senyumnya masih tercetak jelas dan ia bersenandung kecil ketika berjalan ke parkiran.

"Woohoo makan enak"

Sungchan hanya bisa tertawa gemas melihat tingkah laku Jaemin. Tanpa mereka sadari seseorang melihat mereka dari kejauhan.

"Hyung ayo pergi makan daging"

Jaemin tidak berhenti menyuap ketika daging daging itu selesai di panggang. Bahkan Sungchan sudah berulang kali menambah daging.

"Ummmh enak sekali. Terimakasih uchan"

Sungchan hanya tersenyum dan melanjutkan memanggang dagingnya. Meskipun ia menahan dirinya untuk tidak mencubiti pipi berisi itu.

"Hai nana"

Jaemin yang sedang mengunyah langsung berhenti dan mendadak bad mood. Padahal hari ini akan ia habiskan dengan Sungchan saja. Sejak kejadian tadi, ia juga sedikit kesal dengan Renjun. Bahkan Haechan yang tidak ada salah pun ikut terkena dampaknya.

"Selamat malam senior dan direktur" sapa Sungchan ceria. Berbeda dengan Jaemin yang sudah berhenti makan.

"Kebetulan sekali ya kita bertemu disini. Boleh kami bergabung?" Tanya Jeno ramah. Sungchan tentu mengizinkan mereka, namun Jaemin yang terlanjur kesal langsung bangkit dan meninggalkan restoran itu.

Sungchan yang hendak menyusul mendadak menghentikan langkahnya ketika membaca pesan dari Jaemin.

"Maafkan saya, Jaemin sejak tadi siang benar-benar dalam keadaan mood yang buruk"

Keempatnya memaklumi itu, mendadak Renjun merasa bersalah karena meneriaki keduanya tadi. Dan menjadi bahan pembicaraan orang sekantor.

Tbc!
Maaf kalau ada kesalahan ketik...

Yah nana ngambek :(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moon Love (nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang