21. Traumatized

870 109 13
                                    

Kasih aku apresiasi karena update cepet😼

•••

"Sean... Sean... "

Daniel mengigau terus menerus sedari tadi. Dia lantas bangun dan lepas infus sialan dari tangannya.

"TAHANAN 0315! JANGAN KABUR!" Polisi yang berjaga di depan ruang langsung lari susul Daniel yang sayangnya udah gak kelihatan.

Dia aktifin walkie talkie nya dan suruh semua polisi berjaga di area rumah sakit. Mereka ada di rumah sakit karena Daniel yang terluka cukup parah di bagian kepalanya sampai kehilangan kesadaran.

Klek!

"Dokter—" polisi itu berhenti sewaktu dokter Sungchan gelengin kepalanya dan senyum.

"Biar saya yang awasi. Anda berjaga di sini. "

Dia turut masuk ke dalam ruang rawat Sean. Bisa dia lihat Daniel yang udah berdiri di sebelah bangsal Sean.

Air mata Daniel mengalir deras, tangannya bergetar hebat, dan parahnya lagi hati Daniel serasa ditusuk belati berkali-kali.

Sean terbaring koma.

"S-sean... " Panggilnya terbata.

"Sean, ini akhirnya? Lo balas dendam, Sean?" Tanya Daniel bertubi-tubi. Suaranya parau, tangannya terulur ke arah Sean.

"Sakit Sean, sakit, " tangis Daniel makin keras setelahnya. Dia pegang tangan kurusnya Sean yang dipasangi infus.

"Bangun ya Sean? Lo bisa bunuh gue habis ini. Tapi jangan tidur lagi, ayo bangun. Lo harus balas dendam dengan cara lain, "

"SEAN BANGUN! LO KELEWATAN SEAN, DENDAM LO TERLALU SAKIT SEAN! SEAN!!!"

Bahu Daniel bergetar hebat. Maniknya yang semula tajam, sekarang bak tak bernyawa. Tatapannya sendu dan sayu. Daniel jadi orang lemah sekarang.

Because, his weakness is... Sean.

Daniel tatap wajah damai cintanya itu. Dia panik. Dia kalut. Dia khawatir.

Tes!

Satu bulir air mata keluar dari sudut mata Sean. Daniel sontak gelengin kepalanya keras, tangannya langsung terulur dan hapus air mata itu.

"Jangan nangis, Sean jangan nangis ya sayang? Gak boleh nangis lagi, " katanya panik.

Dia raba-raba tangan kurus itu lalu dia taruh di pipinya sendiri.

"Jangan nangis sayang, jangan lagi. Ayo bangun, habis itu pukul, lempar semuanya ke gue ya? Sean ayo buka matanya..."

"Sean, Sean, gak mau lihat Abiyasa? Iya Abiyasa, ayo Sean lihat dia. Kita lihat bareng ya? Sekarang bangun, " kata Daniel terus menerus sambil merintih pelan.

Dokter Sungchan hela nafasnya panjang. Dia langsung hampiri Daniel dan kunci pergerakan tangannya.

"Pak Daniel, tolong biarkan Sean istirahat. Dia lelah, dan anda seharusnya mempertanggungjawabkan semua perbuatan anda di kantor polisi. Mari, " katanya.

DANEVIL || YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang