Chapter 2

1K 120 32
                                    

Marah merupakan emosi natural manusia ketika merasa kecewa dan dirugikan. Kerap kali petaka datang akibat emosi negatif tersebut, terlebih jika perasaan itu justru mengambil alih kontrol diri hingga tak terkendali seperti yang tengah Yibo alami saat ini.

Mobil yang dikendarai melesat cepat menuju markas White Lion. Aura membunuh yang begitu pekat menciutkan nyali para bawahan yang bertatap muka langsung dengan pemilik gelar Sang Penguasa di dunia bawah.

Yibo tak kuasa menahan diri. Gejolak amarah yang meledak-ledak harus segera tersalurkan dan opsi terbaik dari semua opsi yang ada adalah menghabiskan waktu dengan bermain-main bersama para penghianat yang terkurung di ruangan bawah tanah markas.

Sudah lama rasanya Yibo tidak menyiksa orang, yang terakhir adalah Luhan dan Kai. Memang benar, semenjak Xiao Zhan dinyatakan hamil, ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama kekasih cantiknya. Takut jika sesuatu yang buruk menimpa calon ibu dan juga anaknya.

Xiao Zhan, mengingat pria hamil itu membuat kepala Yibo terasa semakin terbakar. Ini tidak baik jika ditahan terlalu lama. Ia ingin melihat dan mencium aroma darah segar sesegera mungkin. Sisi buasnya di dalam sana telah meraung-raung ingin bermain.

"Bos!" sapa Cheng Xiao sedikit terkejut. Ia tahu Yibo kembali hari ini tapi tak menyangka jika sosok yang begitu ditakuti oleh para mafia di luar sana akan menginjakkan kaki di ruangan eksekusi tepat di hari kepulangannya. Apakah gerangan yang terjadi?

Ada apa dengan ekspresi itu? Bos seakan-akan ingin membunuh kita semua.

Abai, Yibo melengos begitu saja, menerobos masuk ke tempat tujuan yang dijaga ketat oleh beberapa mafia bersenjata lengkap diikuti oleh Cheng Xiao

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abai, Yibo melengos begitu saja, menerobos masuk ke tempat tujuan yang dijaga ketat oleh beberapa mafia bersenjata lengkap diikuti oleh Cheng Xiao.

Ketika pintu besi itu terbuka, hidung akan dimanjakan dengan aroma tak sedap dan pengap. Suara ketukan sol sepatu kala beradu dengan lantai beton terdengar menakutkan di telinga. Yibo berjalan santai sembari memilah-milah manusia mana yang akan menjadi korbannya kali ini.

Sejauh mata memandang, tak ada satu pun ventilasi yang mampu membawa masuk udara segar. Ruangan seluas 42m² itu hanya diterangi beberapa lampu neon untuk memberikan kesan ngeri, horor, intimidasi dan juga keputusasaan pada korbannya.

Ukiran "Dead" yang berarti mati terpampang jelas tepat di tengah-tengah mulut lukisan Singa putih mengaum logo khas White Lion.

Pewarna merah yang digunakan untuk ukiran itu murni terbuat dari darah segar manusia-manusia kotor yang telah menanggalkan nyawa di bawah anak-anak kesayangan Yibo.

Menyeringai setan, Yibo menatap bringas pada salah satu koruptor negara yang berani menggoda Xiao Zhan dulu. Sepasang onyx almondnya memerah kala mengingat pria dewasa itu telah berani memeluk miliknya.

"Lets play, Huang Jingyu."

Dalam sel tahanan, pria bernama Huang Jingyu meringkuk ketakutan. Ia telah mendekam di tempat terkutuk ini hampir sebulan lamanya dan selama itu pula Jingyu selalu disiksa oleh orang-orang yang berbeda pula setiap hari.

Badass Wife (Mafia's Husband 2) PDF Ready✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang