Chapter 3

924 113 60
                                    

Ctarrr!!!

Lolongan kesakitan menggema memenuhi ruangan. Beberapa tahanan lain menggigil ketakutan melihat bagaimana tubuh telanjang Huang Jingyu berlubang akibat cambukan bergerigi yang Yibo gunakan.

"A-am-pun," lirihnya tak berdaya.

Yibo mengorek telinganya menggunakan jari kelingking, takut salah dengar. "Ampun katamu? Ke mana perginya, Tuan Huang yang angkuh itu, hum?"

Ctarrr!!!

"Akhhh ...."

Kemaluan Huang Jingyu diinjak. Ditekan menggunakan tumit kaki layaknya mematikan puntung rokok. Gema tawa penuh kepuasan menggelegar bagai suara petir yang mengamuk di malam hari.

Ruangan eksekusi tempat para penghianat itu dikumpulkan secara khusus dibangun dengan tembok tebal sehingga jeritan para korban tidak dapat menembus ke luar. Tak peduli, apa pun yang terjadi di dalam sana, orang-orang yang berada di luar pintu tak akan mendengarkan apa-apa.

"Ini akibatnya jika kau berani bermacam-macam denganku, Tuan Huang."

Gelengan lemah Huang Jingyu berikan. Ia benar-benar tak kuasa lagi menahan sakit yang Yibo berikan. Tubuhnya remuk akibat cambukan dan kini, masa depannyalah yang menerima siksaan.

"Arghhh ... tolong berhen-ti ... sa-k-it."

"Baiklah." Siapa sangka, Yibo benar-benar menghentikan aksinya.

Huang Jingyu meraup napas sebanyak mungkin, mengira Yibo tengah berbelas kasih. Namun spekulasinya melenceng jauh.

Yibo memang tak menginjak kejantanan Jingyu lagi, tapi ketua mafia itu justru mengambil sesuatu yang bisa membuat Jingyu cacat seumur hidup atau mungkin---mati.

Tubuh bersimbah darah bergetar ketakutan. Di bawah pantulan cahaya neon, Wang Yibo berdiri gagah sembari menjilat ujung tajam pisau bedah yang baru saja diambil di atas meja kayu---tempat peralatan penyiksaan tergeletak.

Sorot mata tajam membidik tepat pada sepasang onyx yang memancarkan ketakutan luar biasa. Tak ada lagi wajah tampan nan rupawan khas sorang tuan muda, yang ada hanyalah wajah bermandikan darah dengan beberapa garis melintang yang menyeramkan untuk dilihat.

"Game over!"

Srakkk!

"Arghhh ...."

Itu adalah jeritan terakhir Jingyu sebelum menghembuskan napas terakhir. Koruptor malang yang telah diberitakan meninggal dalam insiden kecelakaan tunggal, ketika mobil yang dikendarai terjun langsung ke jurang terjal hingga meledak beberapa minggu lalu, kini tergeletak tak bernyawa dengan kejantanan yang lepas dari tempatnya.

Puas, Wang Yibo sangat puas. Benda lunak yang baru saja ia potong dipermainkan. Diputar-putar, hingga lelehan darahnya tersebar ke sana kemari.

Ketika Yibo sedang asyik memotong-motong penis Huang Jingyu menjadi bagian kecil ponsel di dalam saku celana berdering nyaring dengan nada yang sangat dikenali.

Itu adalah panggilan Xiao Zhan. Yibo memang sengaja menggunakan nada khusus untuk sang kekasih agar memudahkannya mengetahui status pemanggil tanpa harus mengecek ponsel terlebih dahulu.

Kebimbangan menguasai diri. Haruskah Yibo mengangkat panggilan, Xiao Zhan? Amarahnya memang mereda berkat bantuan Huang Jingyu tapi tak menampik jika rasa kesal itu masih ada.

Terlalu lama berpikir membuat panggilan Xiao Zhan berakhir. Tanpa sadar Wang Yibo cemberut dengan wajah masam. Tidak bisakah Xiao Zhan membujuknya lebih lama?

Kanapa baru sebentar saja pria hamil itu sudah mematikan panggilan bahkan sebelum ia mengangkatnya?

"Ayo telepon aku sekali lagi, Dear. Aku janji akan langsung mengangkatnya jika kau melakukan itu," harapnya.

Badass Wife (Mafia's Husband 2) PDF Ready✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang