1

134 17 0
                                    

Interaksi - Tulus

"dan jika bisa kuhindari garis interaksi, itu yang ku pilih"

"dan jika bisa kuhindari garis interaksi, itu yang ku pilih"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satya" sang empun yang mendengar namanya dipanggil menoleh.

"Kenapa, sa?" Aksara Putra Ganendra. Lelaki asal Surabaya yang memiliki wajah bak bangsawan.

"Temenin gue yuk? gue mau nyari barang"

"Buat Naya, ya?"

"Hehe, iya" Satya cuman diem dan lebih milih lanjutin tugasnya yang tadi sempet ketunda.

"Kok diem aja si? Mau ya?" tanya Aksa lagi, "Iya" jawaban singkat keluar dari mulut Satya.

"Oke! nanti pulang bareng gue ya, bye Satya" Aksa sedikit menggusak rambut Satya dan pergi dari kelas Satya, 11 IPS.

—————

"Bagus ga, Satya?" Tanya Aksa sembari menunjukkan kalung bertulisan NA disana, "Bagus" jawab Satya singkat.

"Ayo" tiba-tiba tangan Satya ditarik Aksa, sedangkan sang empun cuman pasrah ditarik.

Disini dua sejoli itu sekarang, Taman.

"Makasih ya, Satya" ucap Aksa sambil natap Satya.

"Untuk?" jawab Satya membalas tatapan Aksa.

Sempurna. Dalam benak Satya, itu salah satu kata dari banyaknya kata yang mampu mendeskripsikan seorang Aksara Putra Ganendra. Rambut hitam legam, mata seindah bulan, kulit putih sedikit kecoklatan, senyuman semanis gula, wajah setampan pangeran.

Aksa tersenyum tipis, "Makasih untuk semuanya, Satya. Makasih udah selalu ada buat gue, makasih udah selalu nemenin gue, makasih udah selalu support gue, makasih selalu bantuin gue, makasih buat segalanya"

Satya yang mendengarnya sedikit tertegun, tiba-tiba dia merasa banyak kupu-kupu didalam perutnya.

"Satu lagi, makasih udah jadi temen yang baik buat gue"

Kata-kata itu. Denger kata "temen" dari mulut Aksa tiba-tiba bikin hati Satya mendadak sesek.

Satya menaikan bibirnya tersenyum kecut, "Sama-sama, Aksa. Gue janji gue bakal selalu ada buat lo"

Aksa tersenyum dan mendekap badan mungil Satya dan memasukkannya kedalam dekapan hangatnya.

Satya terkejut, tangannya bergerak ke segala arah dan perlahan membalas dekapan hangat dari sang lelaki berparas pangeran kerajaan itu.

Dan hari itu, 22 September 2022. Bulan menjadi saksi bisu dari dekapan hangat Aksara Putra Ganendra dan Satya Abimayu.

tbc

DECEMBER 'jakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang