Ada

0 0 0
                                    

Dalam suasana senja yang terbenam, aku memandang basikal yang baru saja sebulan diperoleh. Pelana yang lembut dan pemegang yang berkilat mengugah hatiku.
Cantik.
Namun, di antara selaan kegembiraan dan kekaguman, ada dilema yang mengusik batinku. Basikal itu menjadi metafora kehidupan yang baru saja dimulai.

Seperti apa yang dikatakan oleh ayah, "Hidup itu seperti menunggang basikal, kamu harus belajar mengimbangi, menghadapi rintangan, menjaga keseimbanganmu dan memilih laluanmu."

Aku merasa dihadapkan pada rintangan yang besar. Namun, aku juga menyedari bahawa hidup adalah sesuatu yang tak mampu dikendali dan dikawal sepenuhnya.

Setiap kali aku memandang basikal itu, aku teringat akan kegagalan-kegagalan sebelumnya yang pernah aku hadapi. Seperti kali pertama aku mencuba menunggang basikal, aku terjatuh dan mengalami luka yang membuatku ragu-ragu untuk mencuba lagi.
Parut yang terlihat menjadi bukti kegagalan. Sebaliknya ia juga bukti pengalaman yang akan dijadikan panduan berharga.

Bagiku parut dan luka bukan penghalang  Aku tak akan menyerah begitu saja dan mengabaikan amanah yang telah diberi kepadaku.
Aku memutuskan untuk mencuba lagi.
Sambil mengenakan helmet, aku memperbaiki posisi kaki pada pedal. Dengan hati yang berdebar, aku mengayuh basikal maju.

Kayuhan demi kayuhan.

Kayuhan yang pada mulanya perlahan kini menjadi semakin pantas.
Aku merasakan dingin angin yang menghembus di wajah.
Di samping itu aku juga merasa tegang setiap melewati rintangan-rintangan di jalan. Dan tiap kali aku berhasil melewati rintangan, ia semacam kemenangan kecil yang menggembirakan.

Seringkali di tengah perjalanan, aku merasa bingung. Aku bingung dengan jalan yang mahu dipilih, bingung dengan apa yang aku cari, dan bingung dengan apa yang seharusnya aku lakukan.

Seperti basikal yang kadang-kadang berbelok ke kiri atau ke kanan tanpa diinginkan, hidupku terasa tak terkendali.

Kadangkala aku menghentikan basikal dan duduk di sisi jalan. Aku memandang langit senja yang indah, tetapi juga terlihat berkepul-kepul asap dari kenderaan yang melewati. Aku merasa terasing, terumbang-ambing dalam dunia yang rumit ini. Dalam ketidakpastian itu, aku merasa lelahan dan dilema yang begitu dalam.
Aku ingin mengendalikan arah hidup sendiri, tetapi bagaimana caranya?

Apakah aku harus mengikuti jejak orang lain atau menemukan jalan sendiri?

Aku merenung semua itu dengan penuh kepahitan, merasa tersesat dalam lorong kerumitan yang tak berhujung.

Di tengah-tengah kebimbangan itu, ada satu hal yang aku sedari. Dalam perjalanan hidup yang belum pasti, aku tidak sendirian. Ada teman-teman sejati yang setia, seperti basikal itu yang selalu setia menemaniku, bahkan saat aku jatuh dan terluka. Ada sokongan dari keluarga, teman-teman, dan sekitarku.

Ini adalah pendorong oleh semangat baru. Aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, kendati dilema dan ketidakpastian yang masih menghantuinya. Ia mengayuh basikalnya kembali, tetapi kali ini dengan keberanian dan tekad yang baru.

Perjalanan hidupku menjadi semakin menarik dan penuh warna. Aku menemui berbagai pengalaman yang membuka mata dan hatinya. Aku bertemu dengan orang-orang menarik, menghadapi rintangan-rintangan yang tak terduga, dan menghadapi keputusan-keputusan sulit yang harus diambil.

Setiap kali aku menghadapi rintangan, aku mengingat pelajaran dari basikal. Aku belajar untuk mengimbangi diri dalam menghadapi cubaan dan menjaga keseimbangan emosional. Aku juga belajar untuk menghadapi dilema-dilema hidup dengan kepala yang dingin dan hati yang tulus.

Semakin jauh pula aku mengayuh basikal, semakin rumit dan kompleks kehidupan. Mulai terjebak dalam ekspektasi sosial, dalam tekanan akademik, dan dalam pergolakan batinku sendiri. Aku merasa tergoncang oleh apa yang diharapkan dari diriku dan apa yang aku inginkan sebenarnya.

Dalam satu malam gelap yang penuh bintang, aku duduk sendirian di tepi jalan, memandang kembali basikal yang setia menemani. Dilema dalam hati semakin dalam, seperti jalan yang terpecah menjadi banyak cabang yang tak aku tahu harus memilih yang mana.
Begitulah dalam perjalanan hidup ini, kita akan merasa bingung, dan itu adalah bagian yang normal.

Mungkin hidup ini takkan pernah benar-benar terjawab. Aku perlu terus belajar untuk menghargai perjalanan hidup meski terkadang harus berjalan tanpa tahu arah yang pasti. Mesti belajar untuk menjadi peribadi yang kuat, bijaksana, dan penuh makna.

Yang penting harus melanjutkan perjalanan, mengayuh basikal dengan penuh semangat. Tak lagi takut dengan dilema-dilema yang menghadang.
Menikmati setiap momen dalam hidupnya, baik suka maupun duka. Menerjang batasan-batasan yang pernah membuat ragu, dan dengan mantap mengambil keputusan-keputusan yang mengarahkan pada pilihan-pilihan terbaik.

Dengan hati yang penuh rasa syukur dan bijaksana, aku terus mengayuh basikal dalam perjalanan hidup yang terus berlanjut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kumpulan Cerita Pendek PRASASTI DIRIWhere stories live. Discover now