Bab 25

248 21 1
                                    

Kriiiinggg!!

Mendengar bel pulang berbunyi, Mikha tidak langsung bersiap pulang. Ia menyelesaikan catatan nya yang belum siap dulu.

Setelah hampir 15 menit, dan kelas sudah lumayan sepi, akhirnya Mikha beranjak dari duduk nya.

'Pasti Leo udah nunggu' batin nya yang teringat bagaimana kondisi wajah lelaki itu jika menunggu lama.

"Lo kemana aja seminggu?"

Baru saja melewati pintu kelas, pertanyaan itu menarik perhatian Mikha. Hingga akhirnya gadis itu berbalik dan menatap Gerald yang seperti nya sudah menunggu nya daritadi.

'Davendra Gerald Alaskar' Batin nya membaca nametag Gerald. Lagi-lagi ia merasa tak asing dengan lelaki itu. Namun wajar saja bukan? Kata gadis bernama Angel tadi, diri nya dan Gerald satu sekolah se-waktu di bangku SMP.

".. Sakit" balas Mikha singkat. Gerald mengernyit heran melihat reaksi Mikha yang terkesan biasa saja setelah tidak mengabari nya selama seminggu.

Seperti bukan Mikha biasanya. Ingin bertanya sakit apa, tetapi Gerald tidak mau terkesan 'khawatir' pada Mikha. Karena gengsi nya, ia memilih menahan pertanyaan itu dalam hati nya.

"Leo ngancem lo?"

Kini giliran Mikha yang mengernyit bingung dengan pertanyaan Gerald. Mengapa Leo harus mengancam nya? Dan kenapa lelaki di depan nya itu bertanya seperti itu?

"Kenapa lo nanya gitu?" Balas Mikha bertanya, dengan tatapan tidak suka. Lelaki di depan nya itu seakan menuduh Leo, juga gara-gara lelaki itu, dirinya kini menjadi pusat perhatian.

"lo?" Ujar Gerald dengan tatapan bingung. Sejak kapan gadis itu belajar memakai kosa-kata 'lo-gue' pada nya?

"Ada yang salah? Gue ..ー em .. maksudnya gini .. sedekat apa pun gue sama lo, tolong jangan nuduh Leo yang engga-engga" Saat menjelaskan ulang, Mikha jadi salah tingkah karena tatapan tajam Gerald yang tampak tak suka dengan cara bicara nya.

Mikha sendiri tidak mengerti sedekat apa mereka. Lagian, kalau memang mereka dekat, mengapa lelaki itu tidak pernah menjenguk nya walau sehari saja? Ia di rumah sakit tidak hanya satu atau dua hari loh!

Gerald terdiam sesaat melihat Mikha yang terasa berbeda di pandangan nya. Apalagi tatapan gadis itu yang tidak memancarkan kebahagiaan seperti biasanya.

"Gue luan" Mikha pergi meninggalkan Gerald begitu saja. Membuat bukan hanya Gerald terkejut, tetapi semua murid yang ikut menyaksikan juga heran dengan sikap Mikha yang sangat berbeda.

"Hai! Lama nunggu ya?" Sapa Mikha yang berpapasan dengan Leo di tengah lapangan. Wajah lelaki itu terlihat sangat jutek.

"Lama banget lo. Ngapain?" Tanya lelaki itu ketus.

"Ketus amat pak. Ayo pulang! Lapar nih" Mikha berjalan lebih dulu di depan Leo. Ia tidak mau memperpanjang cerita, makanya tidak menjelaskan pada Leo.

Leo pun tampak tidak ingin mendesak Mikha. Walau sebenarnya ia tahu apa yang terjadi.

"Oh jadi Mikha ga sama Vendra lagi? Tapi kok bisa luluhin Leo ya? Curiga gue"

"Iya kan? Ga dateng seminggu ngapain aja coba? Leo juga ga dateng"

"Apa mereka kebablasan?"

Mikha pura-pura tidak mendengar cibiran beberapa siswi itu, ia pikir mereka hanya iri karena wajar saja, ia kini dekat dengan anak konglomerat!

Walau sebenarnya ada sedikit perasaan ingin tahu dalam hati nya.

"Langsung pulang? Atau makan dulu?" Tawar Leo sesudah kedua nya berada di dalam mobil.

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang