I Miss You

2.4K 74 1
                                    

Mata hitam pekat menelisik sekeliling ruangan berwarna coklat yang megah ini, rasa penasaran akan suatu hal membuat matanya tak bisa berhenti mengagumi kecantikan bangunan yang asri dan sejuk ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata hitam pekat menelisik sekeliling ruangan berwarna coklat yang megah ini, rasa penasaran akan suatu hal membuat matanya tak bisa berhenti mengagumi kecantikan bangunan yang asri dan sejuk ini.

Ia tak berharap bertemu.

Seribu kali meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik baik saja, tak pernah terlintas di benaknya kejadian 3 tahun lalu itu akan terulang kembali.

Dirinya sungguh sangat rindu, tatapan matanya, senyum indahnya, rambut halusnya. Hingga putih tangan nya, ingin rasanya kembali melihat itu semuanya yang pastinya hanya angan angan semata.

"Jangan melamun." terjengkat tipis, ia menoleh menatap ibundanya sambil tersenyum, lalu menunduk ketika dirinya ternyata diperhatikan sendari tadi.

Terkekeh ringan, pria yang berada disisi istrinya berceletuk. "Maaf ya, putra saya memang seperti itu. Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, hingga dia selalu menelisik keadaan sekitar."

Abi Umar tertawa pelan, sambil melirik putra sahabatnya, "Aku tahu aku tahu, dia putramu. Begitu mirip dengan mu yang selalu merasa terancam."

Mendengar ia menjadi bahan obrolan, laki laki itu hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Belum sempat menunduk kembali, terdengar suara langkah kaki yang menggema. Ia mengangkat pandangnya nya seketika terpaku pada sosok tegap yang berjalan sambil menggendong anak kecil dipelukan ya. Serta perempuan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Assalamu'alaikum. Aduh, maaf saya telat." Gus Adzhar dengan sopan duduk diatas karpet dan menyalimi kedua orang tuanya dan bersalaman dengan Kyai Rahman dan Gus Bizar selalu putranya.

Kyai Rahman tak menganggap serius keterlambatan itu sontak tertawa kecil, dan menepuk pundak  Gus Adzhar. "Tidak apa apa Lee, kamu pasti sibuk sekali." pasangan nya mengarahkan pada bayi mungil yang menatapnya tanpa kedip, "Apakh ini putramu?"

Gus Adzhar tersenyum tipis dan mengangguk. "Namanya Zyavanca, ini putra saya Kyai." Gus Adzhar menjawab, sambil menyerahkan putranya pada Kyai Rahman, ketika tetua itu memintanya.

Gus Adzhar duduk disamping Syakila yang menunduk disamping Umi Umayra, pemeran utamanya baru saja hadir. Sekarang hanya tinggal menunggu istrinya saja yang belum datang.

Suara pijakan anak tangga, tak membuat atensi orang yang berada di ruang tamu itu teralihkan. Tasya berjalan menuju ruang tamu, ia memberikan salam dan pengenalan terhadap keluarga Kyai Rahman.

"Jadi ini, istrinya Gus Adzhar?" tanya Kyai Rahman kepada Gus Adzhar, Gus Adzhar tersenyum dan mengangguk.

"Ini istri saya, Kyai." Kyai Rahman mengangguk, dan tersenyum ramah kepada Tasya. Gadis itu cantik, bentuk matanya bulat, dengan tubuh yang ramping.

GUS ADZHAR [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang