ℬ𝒜ℬ 1

559 15 1
                                    

7 𝖒𝖎𝖑𝖑𝖎𝖔𝖓 𝖜𝖔𝖒𝖊𝖓 , 𝖆𝖓𝖉 𝖞𝖔𝖚𝖗 𝖎𝖘 𝖒𝖞 𝖋𝖆𝖛𝖔𝖗𝖎𝖙𝖊"

    "𝐏𝐞𝐧𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚"

Humaira mengeluh pendek , jam dikerling sekilas . 2 p.m , awal lagi sempat kalau dia solat dulu , lagipun ayah dengan ibu masih lagi ditempat kerja .

" kejap lagi lah sambung kemas "

Humaira bermonolog sendirian.

Bingkas Humaira bangun dari tempat duduk . Sesudah solat Humaira langsung sambung mengemas semula , daripada dia kena marah baik dia buat cepat - cepat .

PAP .

"𝐀𝐰,𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭𝐥𝐚𝐡 𝐑𝐢𝐧𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐧𝐢 𝐝𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚?!"

"𝐒𝐮𝐤𝐚 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐚𝐤𝐮 𝐥𝐚𝐡"

Dengan selamba dia menendang kaki Humaira sekuat hatinya sehingga Humaira jatuh daripada berdiri . Sakit itu hanya Allah saja yang tahu , perlahan cecair putih mengalir di pipinya. Setelah Rina menendang Humaira , dia langsung masuk ke dalam biliknya dengan wajah berpuas hati .

Itulah yang selalu dihadap oleh Humaira apabila duduk berduaan bersama Rina , adik tirinya . Ya ayah dan ibunya telah bercerai semasa dia berumur 12 tahun lagi , semenjak ayahnya kawin bersama ibu tirinya hidup Humaira berubah seratus peratus . Hidup ibu tirinya penuh dengan hipokrit , ayah pula berubah menjadi seorang yang panas baran dan berani naikkan tangan kepada Humaira . Rina pula menjadi seorang yang sangat benci akan Humaira , sama seperti ibu tirinya .

"𝐈𝐛𝐮 , 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐭𝐚𝐤 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐩 𝐧𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐧𝐢 . 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐫𝐢𝐧𝐝𝐮 𝐢𝐛𝐮"
________________________________

Bunyi kereta masuk di parkir rumahnya itu membuatkan Humaira sudah tahu siapa . Ya ayah dan ibu tirinya sudah balik daripada kerja , cepat cepat dia membuka pintu rumah .

" 𝐀𝐲𝐚𝐡 , 𝐢𝐛𝐮 "

Humaira bersalaman dengan kedua orang tuanya itu .

" 𝐀𝐲𝐚𝐡 , 𝐢𝐛𝐮 𝐦𝐚𝐫𝐢 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧 . 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐢𝐚𝐩  𝐦𝐚𝐬𝐚𝐤 . "

Ajak Humaira . Tanpa mengeluarkan suara , Humaira terus menghidangkan makanan kepada kedua orang tuanya itu . Walaupun ayah dan ibu tirinya berperangai tidak elok , namun dia tetap hormat kepada mereka . Rina ? Lantak dia la nak makan ke tak .

" 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 , 𝐦𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 . 𝐀𝐲𝐚𝐡 𝐧𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐧𝐜𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐦𝐮 . "

Ayah memulakan bicara .

Tanpa berfikir panjang Humaira terus duduk di kerusi itu . Hatinya mula disedapkan . Degup jantungnya mula mengepam dengan laju .

" 𝐀𝐲𝐚𝐡 𝐧𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐧𝐜𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐩𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 ? "

Tanya Humaira .

"𝐀𝐲𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐣𝐮𝐚𝐥 𝐤𝐚𝐦𝐮 , 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 . "

Dengan sekali nafas ayah memberitahu . Riak muka Humaira berubah menjadi pucat , dia taknak dirinya dijual seperti itu . Sanggup ayahnya membuat sedemikian.

"𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐧𝐚𝐤"

Tolak Humaira tidak setuju . Cecair jernih mula mengalir . Dia tidak percaya ayahnya sendiri menjual anak kandung .

" 𝐀𝐤𝐮 𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐢𝐠𝐧 , 𝐤𝐚𝐮 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐧𝐚 𝐣𝐮𝐚𝐥 "

"𝐒𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐩 𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐦𝐚𝐜𝐚𝐦 𝐧𝐢"

"𝐀𝐊𝐔 𝐁𝐔𝐀𝐓 𝐔𝐍𝐓𝐔𝐊 𝐊𝐄𝐋𝐔𝐀𝐑𝐆𝐀 𝐊𝐈𝐓𝐀 𝐉𝐔𝐆𝐀𝐊 ! "

Kuat ayah menengking , habis semua amarahnya dilepaskan . Ibu tirinya puas melihat keadaan seperti ini , begitu juga dengan Rina . Mereka senyum kepuasan .

" 𝐌𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐧𝐢 𝐤𝐚𝐮 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐬 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐮 , 𝐞𝐬𝐨𝐤 𝐝𝐢𝐚 𝐚𝐦𝐛𝐢𝐤 𝐤𝐚𝐮 "

Ayah terus meninggalkan meja makan . Humaira tidak boleh berkata apa - apa , lidahnya kelu . Hanya air matanya sahaja keluar seperti tiada hentinya .

"𝐇𝐞𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫 𝐭𝐮 𝐩𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 ? 𝐊𝐚𝐮 𝐭𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐲𝐚𝐤 𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐧𝐢 "

Sinis Rina bercakap .

"𝐊𝐚𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐣𝐞 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐦𝐚𝐤 𝐤𝐚𝐮 , 𝐝𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐛𝐨𝐝𝐨𝐡"

Mereka dua beranak gelak kepuasan sambil meninggalkan tempat itu . Gamak !

Humaira mengemas barangnya dengan perasaan sebak . Ingin dia mengatakan itu hanya mimpi semata - mata , akan tetapi itulah realiti . Semua barang kesayangannya diambil begitu juga barang ibu kandungnya tanpa meninggalkan satu pun . Malam itu juga Humaira menangis sehingga tertidur.

                             • • • •

" 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐢𝐚𝐩 𝐤𝐞 ? 𝐂𝐞𝐩𝐚𝐭 𝐬𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐮 𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐝𝐢 𝐥𝐮𝐚𝐫 "

" 𝐘𝐞 𝐚𝐲𝐚𝐡 , 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐢𝐚𝐩 "

Kelam kabut Humaira mengelap air mata yang menitis di pipinya . Dengan keadaan tidak rela , Humaira keluar dari biliknya . Berat untuk meninggalkan rumah yang dia dibesarkan ini . Dulu Humaira menganggap keluarganya ialah keluarga yang paling bahagia , namun semuanya berubah dengan sekelip mata disebabkan orang ketiga .

" 𝐀𝐲𝐚𝐡 , 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐝𝐮𝐥𝐮 . 𝐌𝐚𝐚𝐟𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 , 𝐡𝐚𝐥𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐢𝐧𝐮𝐦 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 , 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐚𝐟 . 𝐇𝐮𝐦𝐚𝐢𝐫𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐚𝐬𝐬𝐚𝐥𝐚𝐦𝐮𝐚𝐥𝐚𝐢𝐤𝐮𝐦 "

Sempat Humaira bersalaman dengan ayahnya , sebak menguasai diri namun masih dapat dikawal . Humaira mengerling sekilas muka ayahnya sebelum melangkah keluar dari rumah itu .

Seorang lelaki berbadan tegap dengan spek hitam terlekat di mata membuka pintu kereta kepada Humaira sebelum melangkah masuk ke dalam rumah .

' 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘫𝘶𝘢𝘭 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦 ? ' tanya Humaira di dalam hati . Hati cuba disedapkan .

MRS. ZIYAD HAYDER | OG Where stories live. Discover now