04. Malam hari

62 19 1
                                    

Malam harinya, anak-anak cogan hitz berkumpul di ruang tamu. Haechan berlari tergesa-gesa dari dapur menuju ruang tamu sembari membawa botol bir yang kosong.

Jam sudah menunjukkan angka 23.09,namun mereka semua belum merasakan yang namanya kantuk. Alhasil,mereka memutuskan untuk bermain game yang disponsori oleh botol bir bekas yang ada di villa ini.

"Ini kita main truth or dare gitu?" Tanya Soobin, memulai pembicaraan.

Haechan menggeleng,ia meletakkan botol bir kosong itu di meja lalu memutarnya. Berhenti tepat di depan Jaemin.

Haechan tersenyum lebar,"nah,karena Jaemin yang kepilih jadi Jaemin harus ceritain pengalaman horor yang pernah dia alami."

"Ohh,jadi siapa yang ketunjuk sama botol ini harus ceritain pengalaman horornya?" Tanya Renjun yang dibalas anggukan kepala oleh Haechan.

"Ayo Jaemin, cerita."

Jaemin tampak gelisah,ia ingin menceritakan tentang kakek Haechan tadi. Namun ia takut Haechan tak terima dan malah menimbulkan keributan.

"Soal embah lo,gak pa-pa kan. Chan?" Tanya Jaemin ragu-ragu.

Haechan mengangguk,"silahkan gak pa-pa kok." Ujarnya tersenyum tipis.

Jaemin menghembuskan nafasnya perlahan,"jadi gini,tadi waktu lo nganterin makanan ke meja makan gue nggak sengaja liat bayangan seseorang di balik gorden. Karena gue penasaran,gue ngintip dari gorden itu. Disitu...gue liat Mbah lo nyeret rusa gitu ,dia juga bawa pisau buat congkel mata rusa." Jaemin sedikit mengecilkan suaranya, takut-takut nanti ada yang mengupil.

Eh, menguping.

Haechan mengangguk,"biasanya emang gitu. Dia lagi berburu,jadi lo nggak perlu khawatir Min." Ujar Haechan menenangkan.

Haechan tau jika Jaemin ketakutan melihatnya,tampak dari wajah pucat laki-laki itu.

"Tapi gue heran deh,nama Mbah lo itu siapa sih?" Celetuk Jeno tiba-tiba. Matanya kembali melirik dekat pintu, tadi di dekat pintu seperti ada yang mengintip dari ventilasi. Tapi...emang ada orang setinggi itu?

"Panggil aja kakek Jeff." Ujar Haechan.

"Buset,keren bener namanya." Sahut Soobin lalu tertawa.

"Udah kan?" Tanya Haechan,"ayo Min puter lagi botolnya." Suruh Haechan ke Jaemin.

Jaemin memutar botol tersebut,lalu berhenti tepat di depan Haechan.

Haechan tersenyum lebar, tiba-tiba lampu ruang tamu mati. Dan tiba-tiba,Haechan menghidupkan lilin dan melengket kan nya di meja.

"Ya Allah! Ngagetin aja lo Can!" Sembur Jihoon sewot.

"Gue kira apaan," Junkyu mengusap dadanya.

Eh? Junkyu?

Bukannya tadi dia...

"ANJING!"

"YA ALLAH, SELAMATKAN HAMBAMU INI."

"ASTAGHFIRULLAH,SETAN!"

"INALILLAHI!"

Junkyu memutar bola matanya jengah, teman-temannya terlalu berlebihan!

Junkyu mendengkus kencang. "Nggak usah lebay kali,"ujarnya.

Jihoon memicingkan matanya,curiga. "Lah? Kok lo bisa disini? Lo kan lagi pingsan di kamar," tanya Jihoon.

"Emang...






























































gue kan bukan Junkyu hihihihi!"

"ASTAGHFIRULLAH!!"

"LARI WOY LARi!!"

"ANJROT KAKI GUE WOY!! JUNKYU PLIS DEH LEPASIN,ANJING!!"

"AAAAA!!."

Brukk

Jihoon jatuh telungkup,ia mengendus-endus bau yang masuk ke indra penciuman nya.

"Woy!! Ini bau kaos kaki siapa anjir?!!"

***

"Hiks...kaki gue." Haechan merintih kesakitan. Tadi malam setelah kakinya lepas dari cengkeraman Junkyu ecek-ecek itu, pergelangan kakinya bengkak serta sedikit membiru.

"Sakit ya Can?" Tanya Jeno. Cowok itu membawa satu mangkok ayam yang berisi air hangat dan handuk kecil.

Entah darimana Jeno mendapatkan handuk kecil itu.

Haechan melirik sinis kearah Jeno,"lo pikir?!" Tanya Haechan kesal.

Jeno terkekeh lalu berjalan menghampiri Haechan yang duduk di sofa.

"Lo bisa kompres sendiri kan? Gue mau nemenin Renjun sama Yangyang ke hutan sebelah,nyari kayu buat api unggun nanti malem."

Haechan mengerucutkan bibirnya,"jahat banget kalian, temennya sakit malah buat pesta api unggun."

Plak

"Bibir lo Can,najis banget gue liatnya."

Jeno berbalik setelah meletakkan mangkok berisi air dan handuk kecil itu diatas meja. Ia menghampiri Renjun dan juga Yangyang yang menunggu nya di teras rumah.

Mereka bertiga segera pergi ke hutan dekat belakang villa tanpa menyadari bahwa ada sosok gadis dengan rambut panjang yang mengikuti mereka.

***

Wuiissss

Baru kali ini gue apdet waktu subuh wkwkwk

Jangan lupa vote dan komen 🙏🏻

The Villa | 00line [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang