05

66 2 0
                                    

Kelima jarinya yang saat ini tepat berada di depan wajahku, dengan jari telunjuknya yang dibalut kain kasa. Ia melekuk-lekukkan jari itu. Entah apa maksudnya

"  saya tadi terluka saat mengiris bawang"
Jawabya setelah menurunkan kelima jarinya dari pandanganku

Aku hanya diam.
Pandanganku jatuh pada jari yang terluka itu, hanya diam mengamati.

Tangan

Otakku entah mengapa tiba-tiba membayangkan hal yang tidak semestinya

Tangan

Membayangkan tangan berotot itu membelaiku halus. Jauh di bawah sana.

Tangan..

Jauh dibawah sana, kurasakana sesuatu yang mulai basah, aku menggigit bibir dalamku untuk menahan sesuatu. Sialan! Aku tidak tau kenapa aku sangat mudah

Ku alihkan pikiranku dari hal yang berbau tidak baik. Ku sibukkan untuk mengambil segelas air, seperti tujuan awalku tadi, entah mengapa aku merasa sangat haus saat ini. Ku teguk air bening itu

Tangan...

Sialan, otakku benar-benar harus di bersihkan. Aku terdiam sambil memikirkan apa yang otakku inginkan sekarang. Posisiku yang saat ini membelakangi om Dev membuatku sedikit lega karena dia mungkin tidak bisa melihat ekspresiku yang sedikit, menjijikan?

Tangan itu, bagaimana rasanya tangan berotot itu?. Saat jari itu masuk, membelai dibawah sana, meliuk-liuk dibawah sana. Oh, bagaimana kalau tidak hanya satu jari, tapi tiga jari sekaligus. Apakah rasanya akan sakit, atau mungkin nikmat?. Astaga, aku menginginkan tangan itu

Sshhh

" Kamu kenapa mendesah?"

ehh?

aku mengerjapkan mata menyadari kebodohan apa yang baru saja aku lakukan. dengan wajah memerah aku tersenyum kikuk kearah Om Dev. Terlihat om Dev dengan alis terangkat dan wajah penuh tanya

" Ehh, engga papa kok om, Sasa cuma pusing sama kegerahan juga" jawabku mencari alasan. bukannya terlihat puas dengan jawaban yang aku berikan, Om Dev seperti ingin bertanya kembali

" Gerah? justru saya merasa dingin "

" Diih yauda si om mungkin juga karena efek basah "

hah?

Jawaban bodoh.
bagaimana bisa aku memberikan jawaban gila seperti itu. sejak kapan seorang Sasa Ariska yang dikenal polos dan kalem kini mampu memberikan jawaban paling gila tanpa berfikir sebelumya, lebih parahnya lagi didepan seorang Devano yang terhormat.

saat aku tengah sibuk memikirkan jawaban apa yang pas untuk menjadi alibi,  ditengah om Dev yang saat ini sedang memperhatikan ku dengan sesekali menyesap kopinya. jakunnya yang bergerak naik turun seakan menghipnotis ku untuk terus memperhatikannya.

so.. sexy?

Sungguh demi apapun, saat ini Om Dev terlihat sangat sexy, dibawah penerangan lampu kitchen yang sedikit remang, Om Dev justru terlihat sangat jantan dan perkasa. bahunya yang tegap tertutup dengan kaos yang membalut tubuhnya, 
dan entah sejak kapan dapur yang tadinya terasa gerah, kini justru terasa lebih dingin

"ekhem"
deheman Om Dev mengembalikan kesadaranku

" Kamu.. basah? "

blush
dan aku sudah tidak tau se merah apa wajahku saat ini. Hei ayolah, apakah wajar jika mengajukan pertanyaan semacam itu pada seorang gadis. entah apa yang ada di otak seorang Devano yang terhormat. lagipula apa untungnya dia bertanya seperti itu, apakah jika aku menjawab " iya om, basah nih, udah banjir malah " dia akan mau membantu?. jika iya, rasanya tidak mungkin.

aku memutar otak untuk memikirkan jawaban apa yang sekiranya pas untuk aku berikan kepada om Dev

" ohh, itu om kayanya pengaruh hormon estrogen "
aku memberikan cengiran bodoh setelah mengatakan jawaban itu. semoga saja om Dev tidak mengerti tentang apa yang aku katakan. lagi pula om Dev kan seorang pembisnis, bukankah pemahamannya pasti lebih kepada proyek yang sedang ia kerjakan daripada harus memahami istilah ilmiah yang tidak memberikan keuntungan bagi perusahaannya. jadi besar kemungkinan om Dev tidak tau.

Setelah mendengar jawabanku, om Dev memilih diam dan fokus pada kopinya yang telah dingin. akupun memilih kembali ke kamar setelah menyelesaikan niatku untuk mengambil air. sudah cukup obrolan ngawur malam ini, sebaiknya aku kembali ke kamar untuk tidur, meskipun bisa aku pastikan aku harus mengganti celana dalamku terlebih dahulu.

***

Seluruh penghuni rumah dikejutkan dengan bunyi berisik yang berasal dari kamar seorang gadis yang kini tengah sibuk mengeluarkan semua isi lemari pakaiannya sambil berteriak memanggil nama sahabatnya.

Hal itu merupakan sesuatu yang baru setelah lebih dari lima tahun rumah megah tersebut tidak pernah terjadi kegaduhan apalagi di pagi hari seperti ini.

" Iih ayok kamu pilih yang mana, kamu suka yang ini ga? ehh sweater ini juga kayanya bagus kalo kamu pake, sama dress ini lohh#("!82(#9-_'7+—

dan masih banyak lagi hal yang dibicarakan oleh Kinnar. gadis belia tersebut dengan segala keaktifannya mampu membuat Sasa geleng-geleng kepala. Coba lihat, sekarang gadis itu sedang sibuk memilihkan baju untuk dirinya, padahal Sasa sendiri tidak masalah mau diberikan baju seperti apa, tidak usah terlalu bagus, toh sejak dulu Sasa sudah terbiasa menggunakan baju bekas dengan tambalan di beberapa bagian. berbeda dengan Kiinar, putri semata wayang Devano itu tentu tidak pernah merasa kekurangan sedikitpun sedari kecil.

kira-kira Kiinar pernah ngisi botol shampo pake air gak ya?

ah yang benar saja.
melihat kamar luas bernuansa putih yang Kiinar tempati saat ini, dan tempat tidur King Size lengkap dengan boneka beruang. tidak ketinggalan dengan meja rias yang berada tepat disebelah kiri tempat tidurnya, lengkap dengan berbagai merk skincare dari brand ternama. dan jangan lupakan dengan lemari yang penuh dengan berbagai model baju branded yang saat ini tengah sibuk ia pilih-pilih untuk diberikan kepada ku. jika boleh jujur, akupun tidak terlalu mengharapkan itu. rasanya diterima untuk tinggal di rumah ini sudah cukup daripada harus tinggal bersama bibi dan kedua sepupu laknatku.

jujur aku sangat bersyukur bisa kenal bahkan berteman baik dengan Kiinar, yang bahkan dia telah menyelamatkan hidup. bisa tinggal di dirumah megah milikinya, diberikan kamar pribadi sendiri,
bonus bisa sekamar sama yang punya rumah

" Okeey sayangkuu, jadi ini jadi milik kamu sekarang ya??"

Kiinar berucap dengan suara imutnya. gadis itu menunjukkan ku pada setumpuk baju yang telah ia pilih untuk diberikannya padaku. jika kalian bertanya kemana perginya semua bajuku, tentu saja bajuku masih ada dirumah bibi lengkap dengan seragam sekolah yang mungkin sekarang sudah hangus terbakar.

aku tersenyum kearah Kiinar
" Kii makasih ya, tapi kamu engga perlu kasi semua ini buat aku, kamu terima aku buat tinggal disini, aku udah bersyukur banget kok "
kataku dengan tulus. demi Tuhan aku sangat bersyukur karena dipertemukan dengan gadis sebaik Kiinar.

mendengar jawabanku barusan, bukannya tersenyum gadis itu malah menekuk bibirnya ke atas sambil melihat ke arahku

" Ih apasi, gausa kaya gitu deh Sa, kita kan sahabat"
mendengar apa yang baru saja dia katakan, aku menghambur ke pelukannya, aku memeluk gadis itu sangat erat. mengucapkan banyak-banyak terimakasih pada Tuhan karena telah mengirimkan orang baik kepada anak yatim-piatu ini. aku bersyukur untuk hal baik yang aku dapatkan pada keluarga ini.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my naughty girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang