Selenophile adalah orang yang menyukai bulan dan menanggapinya sebagai keindahan dunia.
(Name), Ia kini sedang berada di rooftop sebuah bangunan yang cukup tinggi.
Jangan tanya mengapa Ia bisa berada di gedung yang tinggi itu."Huft...." satu helaan napas berhasil lolos dari mulut (name), entah helaan napas ke berapa yang Ia keluarkan hari itu
"Bulan sangat indah.. tapi aku tidak tahu mengapa aku malah merasa sedih saat melihatnya."
"Entah kenapa, aku merasa jika aku sudah melupakan banyak hal sampai sampai dadaku terasa sesak saat mencoba mengingatnya."
Entah sudah berapa hari semenjak (name) kecelakaan yang membuatnya kehilangan ingatannya
"Yang jelas, aku hanya ingin seseorang untuk menjelaskan semuanya."
"Agar aku bisa mengingat semua kenangan yang ada di memori ku."
"Dan meminta maaf kepada teman temanku jika aku melakukan banyak kesalahan yang membuat hati mereka terluka."
Kekehan keluar dari mulut sang empu.
"Apa apaan itu? Aku bicara seolah olah aku ingin mati saja, hahahahah."
"Sudahlah, ku rasa aku sudah terlalu lama di sini, lagipula seorang gadis tak baik jika pulang malam"
"Aku berharap jika tak ada begal atau sesuatu yang mengerikan yang menghalangiku untuk pulang."
Name hanya pulang ke rumah tanpa melihat sekitar, karena Ia tak sadar, jadi Ia tak sengaja masuk ke dalam gang yang gelap.
Di tengah perjalanannya, sang empu baru menyadari kemana Ia pergi, segera Ia melihat sekitar dan tak sengaja bola matanya yang indah menangkap bayangan seorang Pria yang mendekat ke arah nya.
Dengan refleks, (name) langsung berlari menjauh dari Pria tersebut. Namun sialnya (Name) tidak sengaja terjatuh dan membuat lututnya terluka karena ada beberapa kerikil yang tajam di sana.
"Shhhh.... sakitnya"
"Diam dan jangan bergerak, jika kau bergerak maka kau akan mati tertusuk dengan katana ku" ucap seorang Pria yang mengejar Name tadi
"Jelaskan mengapa kau di sini, jika kau salah satu dari 'mereka', maka aku akan membunuhmu." Ancam Pria tersebut
"SIAL KENAPA AKU HARUS MASUK GANG INI?" Batin name merutuki dirinya sendiri
"Uhh... sebenarnya aku hanya ingin berjalan pulang, tapi entah kenapa kaki ku malah membawaku ke jalan ini..."
"Ya, itu salahku karena aku berjalan sambil memikirkan banyak hal, tapi tolong lepaskan aku karena aku bukanlah mata mata atau orang mencurigakan seperti yang kau bilang." Ujar (name)
"Dengan apa aku bisa mempercayai mu?" Ujar Pria yang sedang menginterogasi (Name)
"Aku bersumpah jika aku tidak pernah melakukan kekerasan atau melakukan hal hal kriminal."
"Hmm... aku butuh jaminan, itu tidak cukup menjadi jaminan karena orang orang bisa saja berbohong." Ucap Pria itu
"Lalu kau mau jaminan apa? Aku akan memberikan semua- tidak, tidak semua. Aku akan memberikan apapun kecuali badan ku." Ujar (name)
"Hmm..? Kalau begitu berikan aku nama mu, aku rasa itu bisa dijadikan jaminan." Ucap Pria itu
"...nama?"
"Ya, nama mu, nama lengkap" Pinta Pria itu
"(Name)... namaku Inui (name)"
"Namanya... seperti tidak asing. Tapi aku mendengar dari mana..?" Batin Pria itu
"Oh begitu, baiklah, panggil saja aku Sanzu."
'''☆
Sungguh beruntungnya name di malam itu karena ia berhasil pulang dengan selamat tanpa adanya luka, ya setidaknya hanya lecet karena terkena kerikil tadi ketika ia jatuh. Tetapi ia tidak apa apa dan menganggap jika 1 keberuntungan yang ia miliki di dunia telah terpakai karena berhasil selamat dari ajal.
"Sumpah! Masa Iya sih aku ketemu kriminal? Mana anggota Bonten lagi.. sujud syukur sih harusnya aku karena ga diapa-apain dia. Tapi gila aja cuy! Mana Bonten nomor 2 kan ya.." Batin name ketika ia sampai rumah dengan selamat
"Tapi jujur agak sakit ni lututku. Rada rada sialan juga tu batu krikil." Ujar name sembari menyumpah serapahi batu krikil dan mengobati lutut nya
♠︎Flashback♥︎
"Oh begitu, baiklah, panggil saja aku Sanzu." Ujar Pria yang tak ia kenal itu
"Sanzu ya..? Kok kayak pernah denger bejir" Ujar batin name setelah mendengar nama Pria itu
"Baiklah nona, kamu boleh pulang. Omong omong, apa yang kamu lakukan malam malam seperti ini nona? Tidak biasanya ada perempuan pulang malam, kecuali kalau perempuan itu adalah j*lang." Tanya Sanzu
"Uhh.. aku habis jalan jalan keliling kota saja, itu saja." Ujar name sembari berdiri
"Hmm? Kamu baru di kota ini?" Tanya Sanzu
"Ah, tidak, aku tidak yakin kalau aku sudah sangat lama di sini. Tapi yang aku ingat sih.. aku sudah cukup lama di sini. Maaf aku harus bilang seperti itu karena aku kehilangan ingatan." Ujar name
"Biasanya sih kalau hilang ingatan itu karena kecelakaan. Apakah itu alasan mengapa kau kehilangan ingatan?" Tanya Sanzu lagi
"Betul. Aku masih tidak tahu siapa yang menabrak ku di hari itu. Bahkan aku tidak tahu nama ku saat pertama kali membuka mata di rumah sakit." Ujar name
"Hmm.. ternyata begitu. Omong omong, kamu mau aku antar pulang? Tidak baik untuk wanita jika pulang malam sendirian." Tawar Sanzu kepada name
"Eh? Hmm... boleh deh, terima kasih ya." Ujar name seraya tersenyum kepada Sanzu
Sanzu be like: WALAH ANJING MANIS BANGET WOY
Skipp pas nyampe rumah
"Gabut euy. Nonton TV ah, udah lama ni TV kagak nyala." Ucap name seraya menyalakan TV
"Eh breaking news nih. Tumben amat malem malem ada ginian, biasanya juga film horror." Komen name ketika menonton
"EH EH! BENTAR! KOK... KOK.. MIRIP COWO YANG TADI??" Teriak name panik ketika melihat muka Pria yang tadi mengantarnya pulang ada di breaking news dan parahnya lagi Pria itu dicap sebagai kriminal.
"WALAWE! SIAL BANGET OE COK. MASA SIH BENERAN TADI OE DIANTER KRIMINAL? MANA BONTEN LAGI. WALAWEEEE" Teriak name di dalem kamarnya sambil nangis lebay
-End Flashback
Setelah name selesai mengobati lutut nya yang lecet, ia cepat cepat mengganti pakaian nya menjadi piyama favorite nya yang sudah lusuh.
"Tapi jujur rada rada gila juga ya tadi.. bisa bisanya aku mau dianter dia pulang. Kayaknya emang 1 keberuntungan aku di dunia udah dipake deh. Untung tadi aku ga mati ya kan." Oceh name sembari memakai piyama nya sebelum tidur
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile (Bonten x reader)
Fiksi PenggemarMenceritakan tentang (name) seorang selenophile atau bisa disebut gadis penyuka bulan. Ia selalu memandangi bulan karena Ia kehilangan sesuatu yang membuatnya sangat terpukul dan merasakan sedih yang berlebihan. Sampai suatu ketika, Ia tidak sengaja...