Devil by The Window

818 86 148
                                    

#untuk pair ini bukan soobjun 😊🙏 saya penganut kapal mana saja yang penting Yeonjun bahagia 🤟

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

I met the devil by the window
Traded my life
Temptation touched my tongue
Spread the wings of desire
He's whispering
"Give up, don't you put up a fight"
Said the devil by the window
"Dream on, dream on, good night!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yeonjun menenggak gelas kopi nya yang ketiga. Sudah hampir lewat dari tengah malam namun ia masih saja menatap layar laptopnya dengan serius. Mengkopi beberapa hasil pencarian yang menurutnya penting dan menandainya.

Suasana kota Örebro cukup dingin. Membuatnya bergelung dengan selimut di atas kursinya. Yeonjun baru saja dipindahkan kesana selama 2 bulan terakhir. Pekerjaannya menuntutnya untuk terbang dari ibukota Swedia, Stockholm ke Örebro.

Ia nampak serius dan mendesah kecewa ketika pencarian yang ia lakukan benar-benar tidak menemui titik terang. Pekerjaannya sebagai detektif kepolisian benar-benar menguras tenaga.

"Ini benar-benar tidak berguna."

Meremas beberapa kertas lalu melemparnya ke tong sampah. Ia hampir saja menyerah. Kasus yang ia tangani benar-benar di luar logikanya! Penculikan pada orang dewasa? Apa ini masuk akal jika orang yang diculik tidak pernah kedapatan meninggalkan rumah?

Ia mulai berspekulasi tentang pembunuhan dan kemungkinan lain. Hingga suara jendela yang terbuka membuatnya terkejut. Jendela itu terbuka dengan lebar dan membawa angin dingin masuk ke dalam kamarnya.

Menerbangkan kain gordennya tak tentu arah. Membuat Yeonjun bangkit dan berusaha menutupnya. Padahal sebelumnya, ia ingat dengan jelas bahwa ia telah menutup dan menguncinya. Apa pengaitnya mulai lemah? Padahal masih terlihat kokoh sebelumnya.

Yeonjun kembali duduk. Merapatkan selimut dan menatap di laman pencarian terakhirnya. Menatapnya tak percaya dan mendengus. Kenapa semua hal yang ia cari justru mengarah pada hal-hal berbau mitos?

Iblis malam penculik? Lucu sekali! Mana mungkin benar? Logikanya menolak hal-hal berbau mitos dan mistis.

"Apa aku harus tidur? Kupikir benar, ya aku harus tidur." Ia berbicara sendiri sambil memberesi pekerjaannya. Menuju ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan membasuh tangan, kaki, serta wajahnya.

Bergegas kembali ke kamar dan menaiki ranjang. Mematikan lampu dan lekas menyelami alam mimpi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yeonjun menatap pria paruh baya di depannya yang tidak bisa diam dengan tenang. Berulang kali matanya bergerak gusar dan ia menggigit kuku jarinya.

"Jadi...Tuan Bernhard, menurut kesaksian anda Minggu lalu kami ingin menanyakan kembali tentang hilangnya putri anda, Jean..."

Ucapannya terpotong, laki-laki di depannya justru mulai berteriak ketakutan. Menutup telinganya sambil memohon agar tidak pernah menyebut nama putrinya.

"Tidak!!!! Kumohon jangan sebut!!! Jangan menyebutnya!!"

"T-tuan...anda baik-baik saja?" Yeonjun nampak khawatir padanya. Dia adalah salah satu dari saksi dan merupakan ayah salah satu korban yang hilang.

TemptationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang