Chapter 7 : Not A Secret Anymore

1K 169 1
                                    

"..." : Talk
'...' : Mind
[m/n]   : Adik M/N

Maaf chapter yang panjang, bisa dibaca 2-3x kalau ada indikasi blenger.
Enjoy~
...

Cuaca berkabut dan pencahayaan di sekitar jembatan Jaewon remang-remang. Bulan dan bintang tidak menampakkan diri. Gelap, seperti tersedot ke dalam black hole.
Keping lautan mengendarkan pandangannya ke sekeliling.
'Sepi sekali. Apa tidak ada orang lain disini? Duh jangan-jangan ia diculik dan mau dijual kiloan.'
—baiklah, pikiran Go M/N mulai meracau.

M/N tidak tahu arah mata angin mana yang ia ambil. Ia hanya tahu kalau sedang berjalan lurus ke depan. Setelah cukup lama berjalan, ia melihat sosok lain, awalnya samar. Semakin ia mendekat, semakin matanya awas kalau sosok di hadapannya adalah dirinya sendiri.
'—ah tidak mungkin dirinya ada dua.'
Manusia yang ia lihat adalah adiknya, Go [m/n]

...

"[m/n]!"
M/N berseru dan berlari begitu sadar siapa sosok dihadapannya, ia menerjang, memeluk erat.

Kenapa adiknya ada disini? Apa dia sudah sadar dan keluar dari rumah sakit?
Kenapa adiknya tidak memberi tahu?
Kenapa badan adiknya terasa sangat dingin?
Kenapa ada bau amis besi?

Ada banyak kenapa. Ada banyak pertanyaan berputar, saling tumpang tindih di kepala bersurai coklat tua Go M/N.

"Lepaskan." Iris sapphire membola mendengar perkataan sosok yang tengah ia peluk erat. Tidak hanya tubuhnya yang terasa dingin, perkataan [m/n] juga tak kalah dingin, lain dengan biasanya.
Menuruti perintah adiknya, M/N segera melepaskan pelukan.
"Kenapa [m/n]? Kamu masih sakit dek? Bagian mana yang sakit?" M/N menggoyangkan badan [m/n] ke kanan dan ke kiri, menginspeksi kalau-kalau ada luka.
"Hentikan hyung. Hyung mengganggu urusanku. Dia jadi lebih lama mati." Napas M/N tercekat mendengar kalimat dengan intonasi datar adiknya. Pandangan pemuda beriris biru refleks beralih ke belakang. Di sana ada sesosok manusia yang meringkuk tidak bergerak. Rasa takut menelusup diri M/N, dingin menjalar dari tangan ke kaki. Perutnya seperti diaduk-aduk.
Mual.
'Apa manusia di belakangnya sudah mati?'

[m/n] mendekat, mensejajarkan wajah kembar identik. Sapphire beradu dengan hazelnut. Bungsu keluarga Go tersenyum miring.
"Kau tampak ketakutan, hyung? Biasanya kau selalu berani dan sok jagoan." [m/n] terkekeh, tertawa mengejek.
"Apa yang sudah kau lakukan?" M/N menepis tangan berlumur darah milik adiknya. Tangan itu pula yang sedari tadi mengelus pipi mulus M/N.

Tiba-tiba sorot mata coklat adiknya berubah sendu sekaligus kecewa.
"Aku hanya melakukan yang hyung ajarkan. M/N-hyung yang bilang kalau ada yang menganggu harus dimusnahkan." Air muka polos adiknya kontras dengan kalimat yang ia ucapkan.
Go M/N menggigit bibir bagian bawahnya. Menahan emosi.
"TAPI BUKAN BEGINI CARANYA! KAU TIDAK BISA MEMBUNUHNYA!"
Teriakan frustrasi M/N dijawab oleh adiknya santai.
"Loh? Bukan aku yang membunuhnya kok. Kan hyung yang tadi melakukannya untukku."
Keping lautan membelalak. Ia baru menyadari kalau dirinya sama saja dengan adiknya. Berlumurah darah, terlebih di tangan kirinya ada pisau yang masih meneteskan darah. Cepat M/N lempar benda terkutuk itu.

Tidak tidak tidak.
Ini tidak mungkin terjadi. Ia sudah normal kan?
Adiknya juga tidak mungkin melakukan hal keji seperti itu.
Ini —ini pasti kesalahpahaman. Iya! Ini pasti salah paham.
Orang itu —orang itu mungkin yang diawal mau menyerangnya dan ia refleks membela diri.

Kepala M/N berdenyut sakit. Ia menutup mata erat. Kedua tangan berlumur darah memegang kepala. Memberi noda merah pada pada brunette yang sudah lepek karena keringat.
"Makanya hyung, jangan campuri urusanku. Tidak ada yang meminta hyung untuk datang kesini. Sekarang saatnya M/N-hyung pergi untuk selamanya."
Sosok [m/n] awalnya memeluk sang kakak yang sedang gemetar hebat, kini melepas pelukan dengan kasar. Ia dorong pemuda lebih tinggi dari tepi jembatan. Senyum maniak masih menghiasi bibir bungsu keluarga Go.

Twins in Disguise [Lookism x M Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang