Part 3 : It's accident?

37 12 1
                                    

Hai guys, disini masih pada stay nggak sih? dimana kalian para seulmin lovers? kok nggak nampak batang hidungnya.. kapal kalian karam? ayo, kita bucinin lagi mereka! absen dulu yuk, sambil nikmatin cerita baru lagi~


***

Bayangkan saja, sudah hampir 4 jam mengitari mall, Melody hanya meminta 1 gantungan kunci berbentuk beruang. Padahal, Kris sudah mempersiapkan diri dan siap menjelaskan berbagai macam tas LV, Gucci, Prada, Michael Kors, belum lagi heels heels branded, berlian, dan lain sebagainya. Kris hampir pingsan sebab Melody benar benar tidak tertarik pada apapun yang sudah ia ekspetasikan.

"Mel, nggak ada lagi yang kamu mau?." tanya Kris seraya melirik gantungan beruang yang digenggam oleh istrinya.

Melody tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. "Nggak, eh ada sih."

"Good, aku ada beberapa saran untuk tas tas gucci terbaru."

Melody menunjuk food court. "Aku lapar, boleh?."

"Oh god." Kris kembali bungkam. "Nggak di situ, kalau mau makan, aku tahu tempatnya." Kris meraih tangan Melody dan bergegas menuju tempat makan langganan nya, jelas jauh berbeda dengan makanan food court yang terlalu ramai dan makanan nya tidak begitu enak, tentunya terlalu murah ya.

Melody pasrah, ketika Kris membawa nya ke salah satu restoran megah yang ternyata ada didalam mall ini, padahal setahu Melody, tempat makan hanya ada di food court, terbagi menjadi beberapa stand, dan ia bebas memilih makanan mana yang ia mau. Tetapi kali ini, Kris membawa nya ke tempat yang sungguh diluar nalar. Takut terkesan norak, Melody langsung mengeratkan genggaman tangannya pada tangan kekar Kris, tanpa ia sadari, tubuhnya menempel lekat pada lengan sang suami.

"Kenapa?." tanya Kris melihat gelagat Melody.

"Aku nggak pernah makan di tempat kaya gini, aku minder, ngerasa nggak layak."

"Kamu istriku, ada aku disini, dan selera makanmu juga akan mengikuti selera makanku nanti nya. Bersikap biasa aja, tegakkan badan mu, justru kalau kamu percaya diri, semua orang nggak akan memandang kamu sebelah mata. Melangkah pasti, dan jangan menunduk, itu kunci rahasia untuk seseorang yang gampang minder sepertimu."

Melody kembali terkesiap, oh god benarkah pria di sampingnya ini suami nyata nya? Melody menghela nafasnya perlahan, berusaha meyakinkan diri jika semua akan baik baik saja, meski dalam hatinya gusar sebab ia belum pernah masuk ke tempat yang menurutnya terlalu mewah. Kris kembali menggenggam tangan Melody, lalu menuntunnya masuk dengan langkah yang tegas. Kemudian, keduanya menentukkan meja mana yang akan mereka tempati, Kris juga tidak segan menarik kursi untuk Melody, lalu mempersilahkan sang istri duduk disana. Setelah itu, keduanya memilih beberapa menu makanan, tentu nya Melody meminta agar Kris yang memilih, sebab ia tahu, bahwa disini tidak ada makanan murahan yang biasa ia makan dirumah.

Beberapa saat kemudian, keduanya telah menyelesaikan acara makan mereka, dan Kris masih belum lega jika Melody belum membeli barang branded.

"Katakan, LV, Gucci, Prada, Michael Kors, Galliano? Celline? apa?."

Melody terdiam. "Untuk apa? aku tidak membutuhkan itu.. gimana kalau, jalan jalan di pasar malam saja?."

"Baiklah, LV keluaran baru, dan beberapa produk celine, kemudian gucci dan lainnya." Kris meraih tangan Melody dan membawa sang istri menuju tujuan akhir sebelum kembali pulang.

***

@ Home.

Melody tidak bisa berkata kata, sofa besar yang ada dikamarnya hampir tidak terlihat wujudnya karena dipenuhi oleh tas tas besar bertuliskan merk merk branded. Sementara itu, Kris justru menunjukkan ekspresi kurang puas.

TERANG DALAM GELAP.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang