Part 4 : Terlalu Indah.

46 14 8
                                    

Hai guys, disini masih pada stay nggak sih? dimana kalian para seulmin lovers? kok nggak nampak batang hidungnya.. kapal kalian karam? ayo, kita bucinin lagi mereka! absen dulu yuk, sambil nikmatin cerita baru lagi~





🔞🔞🔞🔞

"Aku, menginginkan bayi.. yang benar benar bayi kita, bukan karena kesalahan medis." Kris menatap kedua obsidian Melody dengan tatapan yang begitu pekat, seolah ada pesan tersirat dari tatapan itu, keringat dingin yang juga menempel di kulit Melody seolah semakin merekatkan keduanya, belum lagi aroma alkohol yang cukup membuat Melody merasa pusing.

"T-tapi, Kris.."

Pria itu kembali mengecup bibir Melody, ranum tipis namun manis, membawa nya dalam candu yang membuat alam bawah sadarnya ikut bereaksi. Perlahan tapi pasti, Melody mulai terbawa suasana, tangannya mencengkeram punggung Kris, bibir yang tadinya enggan membalas pagutan itupun akhirnya ikut bergerak, menelisik masuk dan terus mengulum tanpa henti. Tangan kekar Kris tidak diam, ia mulai menjamah tubuh Melody yang masih terbalut kain pakaian, satu persatu tugasnya pun ia lakukan, salah satunya melucuti pakaian sang istri dan memastikan jika tubuh keduanya sudah layak saling bergesekan tanpa gangguan sehelai kain sedikitpun.

Bibir ranum kemerahan itu tak mau kalah, kini kembali menyerang, menghisap dengan kuat, dan saling membelit lidah satu sama lain.

"Ennnghhh. ."

Kris tak sabar, ia menjamah leher putih Melody tanpa ampun, tak hanya kecupan, namun juga hisapan yang membuat leher tersebut meninggalkan bekas merah keunguan. Tubuh keduanya saling menindih bergantian, benar benar berantakan dan cukup mengejutkan jika mereka sadar nantinya.

Keduanya begitu terbawa oleh suasana yang cukup mendukung, bagaimana tidak? saliva yang Kris alirkan pun membuat Melody sedikit tipsy secara tidak sengaja. Wanita itu benar benar tidak sadar jika malam ini ia menyerahkan kewanitaannya, dan sang pria pun menyerangnya untuk pertama kali. Ternyata, begini rasanya? baik Kris maupun Melody, keduanya tidak menyangka jika malam ini benar benar menjadi malam yang mengesankan, sayangnya, keduanya tidak 100% sadar. Mungkin, menganggap jika semua ini hanya khayalan belaka.

"Aahhh!."

Kris memejamkan kedua matanya, merasakan miliknya menyusup jauh, hangat, dan begitu nikmat. Sedangkan Melody, ia harus menahan sakit dan perih saat milik Kris telah merobek mahkota nya.

"Mmmhhh, aaahh."

"Ssshhh nnghhhh."

Suara keduanya saling bersahutan, bersamaan dengan pergerakan tubuh mereka yang semakin intim dan membuat suasananya kian memanas. Tak berhenti disitu, Kris nampaknya enggan untuk tidak totalitas, meski tanpa pengalaman, ia bisa mengeksplor dirinya saat menguasai tubuh Melody. Apalagi ketika ia mendengar erangan dan desahan sang istri, jiwanya kian bergejolak, ingin merusak, tanpa ampun.

"Shit, mmmhhh."

Melody berbalik, tentunya atas perintah Kris, ia sangat terkejut ketika milik suaminya menghujam dari belakang, sakit, dan membuat tubuhnya harus terdorong kedepan berkali kali, sentuhan tangan Kris seolah membuatnya semakin melayang, belum lagi ketika Kris dengan sengaja mempercepat ritme geraknya.

"K-kriss stopph! ah!."

Kris tidak menghiraukan ujaran Melody, yang ia tahu, ia harus memiliki wanitanya, apapun yang terjadi. Dan keduanya larut dalam imajinasi masing masing, melanjutkan apa yang harus diselesaikan.

***

Keesokan pagi nya, Kris terbangun lebih dulu, kedua matanya buram, kepalanya masih merasakan sakit yang sama seperti semalam, namun ia ingat betul, moment semalam yang begitu indah dan melelahkan. Kris memposisikan diri untuk bersandar pada kepala kasur, dan ia melihat Melody masih terlelap dengan rambut yang berantakan. Perlahan, ia mendekatkan diri pada Melody, membelai surai hitam nya, kemudian mengecup kening wanitanya dengan lembut. Ia tidak lupa, bagaimana cantiknya Melody semalam, indah, dan memabukkan. Kris tersenyum, kali ini tidak ada alasan untuk berpisah, keduanya telah melakukan hubungan suami istri.

Melody yang terus menerus di sentuh oleh Kris pun akhirnya tersadar, ia membuka kedua matanya dan melihat Kris tengah menatapnya.

"Emmm." Melody mengusap kedua matanya, lalu ia kembali menatap Kris yang masih menatapnya juga.

Melody melotot, ia menarik selimut yang masih menutupi tubuhnya, kemudian ia bergerak mundur dengan cepat. "A-apa, a-apa apaan ini?? b-bukannya, c-cuma mimpi?!." pekik Melody tak percaya.

Kris yang mendengar hal itupun terkekeh gemas. "Mimpi? oh.. bagaimana? apa kamu menikmati mimpinya?."

"Hah? t-tidak! a-aku." Melody menggelengkan kepalanya berkali kali. "Ahh."

"Kenapa? sakit ya?." Kris khawatir.

"Aduh, awh."

Kris yakin, pasti tidaklah mudah menahan rasa sakit atau nyeri di bagian itu, apalagi Kris ingat dengan jelas bahwa semalam ia sengaja melakukannya dengan kasar karena ia terlalu nafsu dan percaya diri. Melihat Melody kesakitan, Kris pun berinisiatif.

"Mau berendam saja? biar aku pijat pelan pelan." ucapnya enteng.

Melody melotot kembali. "APA? APANYA DI PIJAT? TIDAK!." mau tidakmau, Melody langsung mengambil kemeja putih Kris yang ada dilantai, lalu memakainya dengan cepat dan berlari keluar dari kamar Kris, meski harus menahan rasa nyeri, tetapi ia harus segera menyelamatkan diri.

"Gemas." ucap Kris sembari tersenyum melihat tingkah laku Melody.

****

Kris sudah bersiap, hari ini ia harus ke kantor karena ada meeting dengan salah satu rekan perusahaan. Rupanya, Kris sedang dalam mood yang baik, ia tak henti hentinya tersenyum. Setelah selesai memakai setelan jas nya, ia pun bergegas keluar kamar, tentunya harus sarapan pagi sebelum ke kantor. Ia pun membuka pintu kamarnya, namun tiba tiba ia dikejutkan dengan hadirnya Melody yang juga baru saja keluar dari kamar. Keduanya saling menatap, sedikit agak lama, canggung. Kris tidak menyapa, begitupun Melody, seperti ada yang salah, malu mungkin. Kris yang masih mematung, akhirnya harus mempersilahkan Melody untuk berlalu lebih dulu, wanita itu buru buru, seperti sengaja menjauh.

Saat keduanya berada di meja makan pun, tak ada obrolan seperti biasa, keduanya fokus pada makanan masing masing. Sampai Melody tersadar, bahwa di meja sang suami belum disiapkan minum. Mau tidakmau, Melody lah yang harus menuangkan air putih untuk Kris. Meski grogi dan salah tingkah, Melody tetap berperan sebagai seorang istri seperti biasanya, ia menuangkan air putih di gelas Kris, kemudian mendekatkan gelas tersebut pada nya.

"Terimakasih." ucap Kris.

"Iya, sama sama."

Selesai sarapan, seperti biasa, Melody harus mengantarkan Kris sampai didepan pintu. Keduanya melangkah bersamaan dan lagi lagi tanpa ada obrolan apapun. Tetapi, tepat di depan pintu, Kris tiba tiba menoleh padanya.

"Aku akan kembali di jam 12 siang, nanti makan siang diluar aja ya?." ucap Kris sembari mengelus pipi Melody.

"Kenapa? aku, aku bisa makan dirumah kok."

Kris memeluk tubuh Melody dengan erat, lalu mengecup pucuk kepala Melody. "Bukannya, istri harus menurut sama suami?."

Melody terkesiap. "Baik.. hati hati dijalan, ya."

Kris mengelus punggung Melody lalu berbisik di telinga sang istri. "Jaga diri ya, jaga bayiku baik baik." ucapnya sebelum melepas pelukan dan masuk kedalam mobil.

Saat mobil Kris sudah tak lagi terlihat, Melody langsung berlari menuju kamar, sampai beberapa pelayan kebingungan atas tingkah sang nyonya, sedikit aneh, tidak seperti biasanya.

Didalam kamar, Melody langsung menjatuhkan diri diatas tempat tidurnya, ia memukul bantal nya berkali kali dan menendang guling nya sampai terjatuh dilantai.

"AAAAAAAA, INI MIMPI KAN?!?." Melody berteriak, untung saja tidak terlalu kencang, lalu dengan cepat ia menutup bibirnya dengan tangan. Ia memejamkan mata, mengingat kembali malam kemarin, ternyata memang sepanas dan seganas itu.

Tetapi, kebahagiaan Melody tiba tiba memudar, ia mengingat perjanjian mereka sebelum melakukan pernikahan ini. Bagaimanapun juga, mereka bersama hanya sampai bayi itu lahir, lalu bagaimana kedepannya? Melody tak lagi tersenyum, hatinya gundah, ia terlanjur melakukan nya semalam, apakah adil jika setelah bayi nya lahir, mereka harus berpisah?

***

TO BE CONTINUE . . . .

Part ini bonus sih, jadi nggak terlalu panjang, aku tau apa yang reader cari.g 😂 btw, jangan lupa vote dan komen yaaa! biar author nya rajin up! siapa tau, sehari bisa up sampe 3 part.g 🤪

TERANG DALAM GELAP.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang