4

41 4 7
                                    


"Guys... Ada apaan sih rame-rame di depan sana?" tanya Oniel.

"Ga tahu Niel. Coba kita ke sana." jawab Mira yang sudah jalan duluan.

Mereka berenam berjalan menuju ke tempat tersebut.

"Woi...minggir...minggir.... " kata Olla.

"Astaga..." ucap mereka berenam setelah sampai di tempat tersebut.

"Huekk....Huekk...." Sesampainya di tempat tersebut Olla, Adel dan Flora langsung menutup mulutnya masing-masing rasa mual tiba-tiba melanda mereka bertiga.

"Kok bisa sih si Leo jadi begitu ?"

"Gue ga tahu, La. Yang jelas ini pembunuhan." jawab Mira melihat ke sekeliling nya dan mencari keberadaan seseorang. Nihil.

"Gila ya. Siapa sih yang berani ngelakuin semua ini. Apalagi ini area sekolahan." ucap Adel.

Ya. Di belakang halaman sekolah mereka ditemukan sosok mayat yang bernama Leo. Sosok tersebut digantung diatas sebuah pohon dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Semua organ dalamnya keluar.

"Guys, kita balik aja yuk. Gue ngeri lama-lama disini." Ajak Flora.

"Eh guys. Ini kita semua ga akan diinterogasi kan sama mereka?" Tanya Adel sambil menunjuk beberapa detektif yang bertugas.

"Gue ga tahu, Del. Nanti gue coba nanya ke bokap gue dulu." kata Oniel.

"Bisa habis kita semua kalau detektif itu tahu. Secara kan gengnya dia dengan geng kita musuhan. Apalagi kejadian semalam. Bisa habislah kita..."

"Diem deh, La." ucap Mira menatap tajam kearah Olla.

Ketika hendak berbalik menuju kelas mereka.

Bugghh...

Ara tidak sengaja menabrak seseorang hingga menyebabkan keduanya terjatuh dengan posisi Ara berada diatas orang tersebut.

"Aduhh..." kata keduannya.

"Chik... Lu ga apa-apa kan ?" tanya Jessi

"Menurut lo Jes."

"Akhh..." Chika sedikit meringis ketika tangan Ara tidak sengaja menekan bagian perutnya.

"Eh maaf Kak. Aku ga sengaja."

Chika segera menjauhkan tubuh Ara darinya. Dia segera bangun dan menepuk-nepuk sedikit roknya.

"Gue ga apa-apa. Ayo pergi dari tempat ini." Ucap Chika berlalu meninggalkan semuanya.

"Eh Chik, tungguin." Jessi dan Dey segera menyusul Chika.

Di toilet...

Terlihat seseorang sedang membersihkan darah yang terus mengalir dari perutnya. Luka tersebut kembali terbuka. Setelah bersih dia segera membalut luka yang ada di perut nya dengan perban yang ada di tangannya.

Terdengar suara langkah kaki yang sedang menuju ke arah toilet

"Siapa yang sedang berjalan ke sini?" Waspada orang tersebut.

"Kok ga bisa di buka sih nih pintu..." Kesal seseorang dari luar.

"Ke toilet lain aja yuk, Callie. Mungkin pintunya rusak."

"Isshhh... Ya udah deh Ella. Ayo buruan aku udah kebelet nih." Kata Callie yang sudah berjalan duluan. Ella kemudian menyusulnya.

Kemudian pintu tersebut terbuka dan masuklah seseorang.

"Kok lo bisa seceroboh gitu sih ga dikunci tuh pintunya. Untung gue tadi cepat dari tuh dua bocah."

"Maaf gue lupa....Hmm....makasih ya, Dey."

"Hmmm... Apa ga sebaiknya kita ke rumah sakit aja, Chik ?" Dey mendekati Chika dan mengambil alih perban yang ada ditangan Chika. Lalu, melanjutkan kembali apa yang belum Chika selesaikan sebelumnya.

"Gue ga apa-apa, Dey. Gue ga mau kakek sampai tahu. Gue bisa urus ini semua sendiri."

Dey hanya menghela nafas panjang. Dia tahu sifat Chika bagaimana. "Ok, lain kali hati-hati ya. Gue, ga mau hal seperti ini terjadi lagi."

Chika hanya menganggukkan kepalanya.

"Nih udah selesai." kata Dey. Lalu Dey, memberikan jaket hitamnya ke Chika.

"Chik, kamu pakai jaketku dulu untuk nutupin noda darah yang ada di baju kamu."

Chika segera memakainya, lalu mereka berdua segera meninggalkan toilet tersebut dan kembali ke kelas mereka.

Di kantor polisi...

Boby berlari secepat mungkin untuk menghadap ketuanya. Kemudian ia mengetuk pintu ruangan tersebut, lalu memasukinya.

Ketua tersebut menyerahkan beberapa berkas kepada Boby dan sambil berkata, "Hari ini kita lakukan pers didepan semua media dan ini yang harus kamu katakan kepada mereka."

"Kasus bunuh diri?" Boby mengerutkan alisnya.

"Tapi,... "

"Ini perintah langsung dari pusat dan kamu harus patuhi perintah dari mereka. Dan juga ini semua surat wasiat dari korban yang ditemukan oleh tim mereka."

"Tidak mungkin, tim saya sudah mengecek semua TKP dan kami tidak menemukan semua surat ini. Saya mohon batalkan pers hari ini dan saya berjanji akan menangkap pelakunya secepatnya."

"Jika kamu tidak bisa. Saya akan memanggil orang lain untuk menggantikan kamu di pers nanti."

"Tapi Pak..."

"Lakukan tugasmu atau kamu saya pindahkan ke divisi lain." Ucap Ketua tersebut.

"Silahkan Bapak pindahkan saya. Saya tidak akan melakukan pembohongan publik. Saya akan tetap pada pendirian saya untuk ungkap kebenaran tersebut. Permisi." Boby segera keluar dari ruangan tersebut.

Beberapa jam kemudian...

Tak jauh dari tempat pers diadakan, terlihat Boby sedang berdiri di samping pintu menyaksikan pers tersebut.

"Aku ga mau ngelakuin kesalahan yang sama seperti dulu. Kali ini aku harus mencari bukti dan membongkar semuanya." kata Boby sambil mengepalkan tangannya.

Boby segera mengambil ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan kepada seseorang. Ia berniat mengumpulkan beberapa informasi dari orang tersebut.
Tidak lama kemudian orang tersebut menelepon Boby. Boby segera mengangkat panggilan tersebut.

"........ "

"Kita ketemu di cafe Queeno jam 7 malam."

"....... "

Boby segera menutup panggilan tersebut.

Berlin, 05 Oct 2022

Seseorang sedang memasuki sebuah kamar sembari membawa cake yang ada ditangannya. Ia lalu menarik sebuah kursi yang ada di dekatnya. Sedari tadi ia sedang menyanyikan lagu ulang tahun pada sosok yang sedang terbaring.

"Happy Birthday Shan.... " ucap orang tersebut seketika air mata mengalir di sudut matanya.

"Doaku tetap sama tiap tahunnya. Aku harap kamu segera bangun, Shan." Do'anya. Kemudian ia meniup lilin tersebut.

Ya, sosok tersebut adalah Shani. Di sekujur tubuhnya terpasang berbagai macam alat penunjang kehidupan. Entah sudah berapa lama alat-alat tersebut terpasang di tubuhnya.



Tbc....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revenge [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang