Bab 6

4 0 0
                                    

Redup,  senyap,  pengap,  yang terdengar hanyalah ocehan para petugas piket.

Di atas bangku panjang, Ia melihat seorang laki-laki yang usianya masih terbilang muda duduk dibalik jeruji besi.

Seorang polisi memanggil laki-laki itu.

Datanglah polisi dengan laki-laki itu.

Tangannya dipasangkan borgol agar ia tidak dapat berusaha kabur.

Namun bukan keinginan kabur yang dilihat dari wajahnya, namun wajahnya penuh penyesalan.

Di sepanjang jalan ia hanya bisa menunduk mengikuti langkah polisi itu, lalu ia berhenti.

Ia mengangkat kepalanya sedikit demi sedikit, terlihat sosok laki-laki yang memakai jas hitam rapi.

Semakin ke atas ia memperhatikan, semakin jelas siapa sosok itu.

"Petra!" Ia langsung memeluk erat teman sebangkunya itu.

"Maaf Petra, aku sudah berbuat salah, aku sudah tidak menurutimu. Seharusnya aku tidak melakukan itu di waktu sekolah dulu. Sekarang aku sadar kalau perbuatanku itu adalah awal dari segalanya. Mulai dari mencontek, berubah menjadi kebiasaan. Lalu kebiasaan itu menjadi karakter. Dan karakterku menjadi jelek, hingga aku berani untuk korupsi. Aku berjanji akan berubah.", tangisnya pecah.

" Cukuplah, Mal. Tidak apa-apa. Kamu menyadari kesalahanmu itu hebat. Apalagi jika kamu mau berubah menjadi lebih baik itu tambah luar biasa hebatnya." hibur Petra sambil menyerahkan sapu tangan.

Malik pun menerimanya, lalu mengelap air matanya.

"O iya, aku bawa sesuatu" menyerahkan kotak makan jumbo.

"Ternyata kamu masih ingat makanan kesukaanku, Pet. Sayur asem pake sambel terasi" Malik pun sedikit tersenyum melihat kebaikan temannya itu.

Pertemanan yang baik adalah pertemanan yang saling mengingatkan jika salah satu berbuat salah,  menyemangati ketika terpuruk serta selalu siap sedia memberi pertolongan.

Karena pertemanan bukan masalah meminta dan memberi tetapi saling kerja sama.

Adanya perdebatan dalam sebuah hubungan pertemanan itu wajar. 

Nah,  tergantung bagaimana orang-orang itu menyikapinya.

Mau meneruskan atau menghentikan pertemanan itu.

Sebenarnya hidup ini sederhana.

Kita tinggal menjalaninya,  dan rasakan bagaimana prosesnya. Hasil? Itu pilihan terakhir. 

Karena tidak selamanya proses berbanding lurus dengan hasil.

Hal yang besar berawal dari sesuatu yang dianggap remeh.

Hal kecil yang baik jika menjadi kebiasaan, maka hal besar yang baik pun akan menanti yaitu kesuksesan. Dan hal kecil yang buruk jika menjadi kebiasaan, maka hal besar yang buruk pun akan menanti pula yaitu keterpurukan. Hal itu pasti terjadi. Pasti!

Ingatlah esok menanti. Tunggu saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tunggu sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang