•••
"Sea!"
Gadis itu menoleh dan mendapati Alice sedang duduk berdua di sebuah tempat makan dengan seorang pria. Sea dengan langkah gontai mendekati mereka dan duduk di sebelah Alice.
"Lo ngapain disini?" tanya Alice heran.
Sea tersenyum miris. "Abis ngedate tapi ditinggal sendirian,"
Alice menggeram rendah. "Si goblok itu gak ada kapok-kapoknya nyakitin lo, emang harus gue kasih pelajaran tu orang," Bukan sekali dua kali Sea ditinggal sendirian dengan alasan yang sama. Manusia ulet alias Gina.
"Biarin aja, Al."
Alice mengelus bahu mungil Seanne agar gadis itu tidak terlalu sedih. Awas lo nanti, bajingan.
"Oh iya, Se, kenalin ini temen gue,"
Sea menoleh pada pria yang tersenyum tipis padanya. Ia merasa tidak asing dengan wajah pria ini. "Em, Biru bukan?" tanyanya ragu.
Alice mengangguk. "Udah kenal ternyata,"
"Seanne, right?" tanya Biru. Siapa yang tidak kenal Sea? Gadis yang digadang-gadang menjadi siswi tercantik dan terpintar seangkatan. Yang selalu berada 1 tingkat diatasnya sebagai pemegang ranking paralel.
"Iya. Lo ketua osis di sekolah gue. Gimana mau gak kenal coba," kekeh Sea.
Mereka saling berbicara dan bercerita satu sama lain. Mencoba mengalihkan perhatian Sea dari Reiji.
"Main yuk, udah lama kita gak main sejak lo pindah ke Gayatri," ajak Alice.
Alice dan Sea memang tidak satu sekolah. Alice adalah siswi dari SMA KENARI. Mereka berbeda sekolah karena Sea ingin mencoba mandiri dengan berpisah dari Alice, sahabat yang selalu melindunginya. Awalnya mereka sudah janjian untuk bersekolah di SMA KENARI, tapi ternyata Sea berbohong lalu mendaftar di SMA GAYATRI. Alice sangat marah, bahkan ia sampai harus dibujuk selama 3 hari dengan susah payah.
Akhirnya Sea menjelaskan jika dirinya ingin mencoba mandiri dan Alice mencoba memaklumi keinginan Sea.
Ketiganya berakhir menghabiskan waktu untuk bermain timezone. Tidak sih, Biru malah seperti seorang Ayah yang menjaga 2 anak nakal. Karena sedari tadi 2 gadis itu terlalu bersemangat seperti anak kecil.
"Se, Al, udah yuk mainnya? Gue capek banget," keluh Biru dengan dua kantong belanjaan di tangannya.
Alice menoleh pada Biru dan cemberut. "Payah lo."
"Biru bener. Sekarang udah malem. Waktunya pulang," ucap Sea seraya melihat jam tangannya. Biru tersenyum sumringah lalu mendahului mereka ke basement . Kalau begini, Biru mengerti kenapa Papanya tidak mau kalau diajak shopping bersama Mamanya dan lebih memilih memberikan semua kartu atmnya agar Mama belanja sendiri.
Mereka sudah bermain selama 1 jam dan sekarang jam menunjukkan pukul 20.00 waktu untuk mall tutup.
•••
Setelah mengantarkan Sea ke rumahnya, Alice dan Biru tidak langsung pulang. Mereka berdua menuju ke taman kota untuk membeli sate kesukaan Mama Biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMYGDALA
Teen FictionSenja turun dalam iringan mendung dan rinai. Tidak ada temaram sandyakala yang terpancar. Tidak ada mentari yang merambat gemulai di batas cakrawala. Bahkan, tidak ada senyuman. Senja kali ini adalah senja yang risau. Penuh kabut dan penuh tanya. Se...