Euphuistic ; When We're Friends.

54 15 0
                                    

Hari ini Hugo lagi lagi mendatangi danau istana untuk bertemu dengan Raven, tapi Hugo tetap tak mendapati Raven disana, padahal 3 hari terakhir Hugo selalu datang kesini.

Ya, mungkin salahnya juga, waktu itu langsung meninggalkan Raven begitu saja tanpa menanyakan alamatnya, jadi sekarang ia hanya bisa bolak balik ke danau itu, menunggu beberapa saat lalu kembali ke istana kembali.

Hugo juga tidak menanyakan biodata si mungil saat mereka sedang berbincang kemarin marin, dirinya terlalu asik mengobrol sambil mengamati wajah si mungil, hanya sekedar menanyakan nama saja. Huh, agak bodoh, pikir Hugo

Tapi mungkin saja, bukan? Raven akan kembali bermain di danau itu. Karena secara keseluruhan, tempat danau itu indah, lalu lokasinya berada didalam istana yang sudah pasti keamanan nya tak perlu diragukan, selain tempat yang indah, danau itu juga nyaman ditinggali untuk istirahat atau semacamnya.

Sejujurnya Hugo selalu ke danau dengan ditemani pelayan, Anne. Anne takut kalau Hugo sendirian di danau itu, terlalu berbahaya.

Danau belakang istana itu walau indah, tapi dasar jauh kedalam sana, Hugo yang sekarang masih kecil sangat beresiko kalau ke danau itu sendirian, takut tersandung sesuatu jatuh dan tenggelam, mana lagi, itu kawasan yang jauh, jadi susah untuk Anne memperhatikan Hugo dari jarak jauh.

Hugo juga bilang, Ia ingin menepati janjinya kepada Anne yang bilang bahwa dirinya ingin memperkenalkan Raven kepada Anne, jadi kalau di pikir-pikir, biar tidak bekerja dua kali, mending ikut sekalian bukan?

Tapi lagi lagi, setelah hari kelima Hugo tetap tak menemukan satu sosok mungil yang terus ia cari, dimana perginya Raven kecil itu? apa Raven kesal dengan Hugo sampai sampai tak ingin kembali ketempat dimana mereka bertemu? Begitu pikir Hugo.

"Mmm, tidak mungkinlah tuan muda, pasti dia juga ingin main kesini tapi tidak boleh, apalagi penjagaan istana kan seketat itu." Ujar Anne pada Hugo yang tadi sedang bermonolog.

"Tapi dia kan tinggal bilang kalo dia temenku kakk." Balas Hugo sedikit merengek, matanya sudah memerah dan berkaca kaca, siap untuk menitihkan air matanya. Hugo ingin menangis rasanya.

"Pengawal yang ada didepan istana tak mungkin semudah itu untuk percaya." Ucap Anne mencoba menjelaskan. "Tuan, asal kamu tau sayang, banyak yang ingin menerobos istana dengan berbohong mereka adalah kerabatmu, temanmu, atau kenalanmu. Maka titah raja semenjak kapan hari, tamu cuma boleh masuk kalau memang mereka mendengar kabar langsung dari asisten." lanjut Anne.

Air mata yang siap turun menjelajahi pipi tembam Hugo tertarik kembali, air mukanya pun berubah, terlihat jauh lebih bersemangat dibanding sebelumnya.

"Kalau begitu, ayo kita ke gerbang utama kak! kita tanya pengawal!" Hugo berucap dengan semangat. Dirinya lantas berlari meninggalkan Anne sendiri disitu, sungguh kebiasaan yang buruk, sudah dua kali hal ini terjadi.

"Tuan, saya kamu tinggal?" Canda Anne lalu ikut berlari menuju gerbang utama.

Saat Anne sampai disana, yang ia dapati adalah wajah Hugo yang terlihat kecewa. "Tuan muda, ada apa?" Tanya Anne mendekati si tuan.

"Kata pengawal gaada yang dateng belakangan ini, kecuali yang bekerja disini. Apalagi anak yang seumuran denganku, itu mustahil. Se mustahil itu ya kak ternyata kalo aku mau ketemu Raven lagi? Aku kira itu hal yang mudah.." Jawab Hugo lesu, wajahnya memelas sekali, energi yang tadinya terlihat sangat bersemangat itu sekarang seperti Ia berlari berkali kali di lapangan yang luas.

Mimik wajahnya mulai berubah, matanya tambah berkaca kaca, matanya memerah, wajahnya juga ikut memerah walau tak semerah matanya.

Dan, turun sudah air mata yang tadi sudah tertarik, memang jodoh air mata itu turun di hari ini.

Euphuistic ; HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang