Euphuistic ; When It Becomes A Problem.

39 8 5
                                    

Kalau dihitung dari awal mereka bertemu di danau saat itu, kira-kira 3 purnama sudah berlalu, waktu berjalan begitu cepat bagi keduanya untuk menghabiskan waktu bersama.

Tak terasa sudah bulan kesekian di tahun itu, awalnya Hugo kira, hubungan mereka tak akan selama ini, hanya sampai di beberapa minggu pertama saja, karena Hugo tau jarak tempuh dari tempat asal Raven menuju istananya bukanlah jarak yang dekat.

Tapi Raven selalu datang ke istana, sampai Hugo berfikir, apa Raven tidak lelah menghabiskan banyak waktu untuk berjalan menuju tempat temannya ini? Atau Raven menggunakan kereta kuda? Atau yang lainnya?

Entahlah, tapi sepertinya tak mungkin kalau Raven selama ini hanya berjalan, karena pasti waktu yang dihabiskan bisa sampai berjam-jam bukan? Tapi Raven bisa hadir di istana sebelum matahari mencapai puncaknya.

Yah.. terserah saja deh.

Seperti biasa, hari ini pun Raven tidak bosan-bosan datang ke istana untuk bermain dengan pangeran kedua di negeri itu, temannya. Tak hanya Raven, Hugo pun tak bosan untuk bermain bersama Raven, tidak pernah ada kata itu dalam hati keduanya.

Selain itu, permainan Hugo dan Raven semakin bervariasi, ya, pokoknya banyak yang bisa mereka kerjakan sekarang, tak hanya mengobrol, bercanda, mengemil camilan yang ada, atau kejar-kejaran.

Bahkan, terkadang keduanya membaca berbagai buku yang ada di perpustakaan umum istana, seperti kemarin. Bukan buku dengan bahasan berat kok yang mereka baca, hanya beberapa kisah-kisah atau yang semacamnya.

Hari ini mereka pergi ke perpustakaan umum di istana untuk melanjutkan membaca buku yang belum selesai dibaca sepenuhnya kemarin.

Setelah menyapa penjaga perpustakaan, Hugo dan Raven langsung berlari menuju rak buku yang menyimpan buku-buku bacaan mereka berdua kemarin.

Buku Raven tak begitu tinggi tempatnya, jadi mudah saja bagi Raven untuk mengambil buku tersebut. Berbanding terbalik dengan Hugo, padahal kalau seingat dirinya, kemarin Ia dan Raven tak menaruh buku-buku bacaan mereka di tempat yang tinggi, bahkan seingatnya mereka menaruh buku-buku itu di meja, bermaksud agar mudah menemukan buku itu untuk dibaca kembali keesokan hari-nya.

Yah, mungkin memang salah mereka berdua karena tidak menaruh buku-buku yang mereka baca kembali ketempat asalnya, pasti pelayan istana yang bertugas di perpustakaan sudah membereskannya.

"Ish, susah banget sih!" Seru Hugo karena Ia tidak bisa mengambil buku itu, dirinya ingin menyerah tapi Ia penasaran dari kelanjutan kisah yang ada di dalam buku tersebut.

"Masih nggak bisa Hugo? Sini biar aku bantu." Raven yang tadinya fokus dengan buku yang dipegangnya mengalihkan pandangan menghadap kearah atas, melihat temannya yang sedari tadi melompat-lompat kesusahan untuk mengambil buku di rak belakangnya.

Hugo menganggukkan kepalanya.

Setelah mendapat jawaban dari sang teman, Raven akhirnya berdiri dari tempat dimana ia membaca tadi menuju meja, mengambil kursi lalu menyeretnya menuju depan rak buku.

"Pake ini Go, soalnya kita pendek."  Tawar Raven sambil menggeret kursi menuju samping rak buku, bermaksud menyuruh Hugo untuk menaiki kursi tersebut agar tangannya bisa menjangkau buku yang berada diatas sana.

"Makasih yaa Raven! Kamu pinter bangett!" Ujar Hugo dengan tangannya yang memberikan jempol kearah Raven, sambil dirinya turun dari kursi.

Raven yang mendengarnya hanya tersenyum, lantas kembali mendudukkan dirinya dilantai dan melanjutkan bacaannya yang sempat tertunda.

Selanjutnya, mereka dengan hidmat membaca bacaan yang dipegang masing-masing, tidak ada yang membuka suara karen keduanya begitu fokus dengan buku mereka, ditambah heningnya perpustakaan umum istana ini membuat Hugo dan Raven bisa lebih fokus dalam membaca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Euphuistic ; HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang