✯✯✯
Sepi, sunyi, dan hening. Itulah suasana taman belakang sekolah mereka, penuh dengan kesunyian tanpa ada suara suara berisik yang mengganggu.
Namun, kesunyian itu kini tergantikan dengan bisikan dan beberapa pukulan ringan yang terdengar dari balik pohon besar. Terlihat disana terdapat dua orang berbeda gender sedang berjongkok untuk bersembunyi dari sesuatu, sang gadis sesekali berbisik marah dan memukul lengan sang lelaki agar tidak banyak bersuara.
"Diamlah!"
"Kau yang diam, aku sudah diam daritadi!"
Di sisi lain, (Name) berlarian di taman belakang sekolah untuk mencari kedua temannya yang bersembunyi darinya karena telah ketahuan menghabiskan bekal makan siangnya.
Kepalanya menoleh ke segala arah, menghela nafas frustasi karena belum menemukan keduanya. Kaki jenjangnya terus berlari dengan mulut yang berteriak memanggil temannya.
"Yana-chan! Ryu–"
DUAK!
Suara benturan yang nyaring menghentikan langkahnya, kepalanya menoleh kebelakang dengan kening yang mengerut bingung.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, gadis bersurai pink itu melangkahkan kakinya dengan pelan menuju sumber suara benturan tadi. Berjalan mengendap ngendap agar tidak ketahuan, kepalanya menoleh sedikit dari balik pohon untuk melihat apa yang terjadi barusan.
Mata birunya membulat sempurna saat melihat pemandangan di depannya.
Surai biru malam yang indah di tarik dengan kuat hingga wajahnya mendongak ke atas dengan paksa, darah segar mengalir dari kepalanya, bekas tamparan terlihat jelas di pipi. Isak tangis terdengar keluar dari bibir pucatnya, berusaha untuk tidak membuat suara tangisannya semakin kencang.
Selama berapa detik dirinya terdiam termenung menatap pemandangan di depannya sebelum kesadarannya kembali, dengan segera dia mengeluarkan handphonenya dari kantong seragam dan menyalakan kameranya.
"Dengarkan ucapanku, sialan. " Ujar Sasaki Akemi.
Lelaki dengan surai ungu itu semakin mengencangkan tarikannya pada surai sang gadis, menatap tajam pada mata yang bergetar ketakutan di depannya.
"Bilang pada semuanya kalau pelakunya adalah (Name) dan bukan kami. Kau mengerti?"
Ludahnya di telan dengan susah payah, kepalanya mengangguk pelan sebagai jawaban dari perintah sang iblis di depan. Rasa takut menyelimuti dirinya yang lemah, berharap kalau ada sesosok malaikat membantu dirinya dari kurungan para iblis. Walaupun dia tau kalau hal itu tidak mungkin terjadi.
Sraak
BUUK
PRAAK
Kacamata yang ia kenakan terjatuh ke tanah karena pukulan kuat di pipinya, suara retak terdengar jelas di telinganya. Menatap kosong pada kacamata pemberian sang nenek tercinta yang di injak begitu saja tanpa perasaan, tangannya mengepal kuat menahan rasa amarah dan kebencian di dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐐𝐮𝐞𝐞𝐧 || 𝘽𝙡𝙪𝙚 𝙇𝙤𝙘𝙠 𝙭 𝙁𝙖𝙢𝙖𝙡𝙚 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧
Fantasy19+ __________ -𝙼𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚊𝚍𝚒𝚜 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚋𝚊-𝚝𝚒𝚋𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚞𝚔 𝚔𝚎𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚗𝚘𝚟𝚎𝚕 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚌𝚊. 𝙱𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚗𝚊𝚜𝚒𝚋𝚗𝚢𝚊? 𝙼𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚕𝚒𝚑𝚊�...