~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
22.00 malam
"haahh! Bosan betul bah..." Ujar kesal mc kita Luna, sambil membaca dokumen dimejanya seperti gk pernah ada habisnya.
Sret
Sret
Sret
Sret
....(3jam kemudian)
"Hah~ akhirnya... Selesai juga, sialan." Lalu Luna memutar kursi kerjanya, hingga membelakangi meja kerjanya. Ia tengah menatap dingin bulan yg hampir sempurna dengan hal-hal yang tak bisa orang lain tebak atau bayangkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.BRAK!
Suara pintu didobrak keras oleh seseorang yang berpenampilan jas kantoran dan berantakan, lalu masuk menghadap meja Luna. Tak lupa memberi hormat pada orang yang membelakanginya.
"TUAN! Markas kita diserang oleh-'Nya'." Ucap panik orang yg masuk ruang Luna tiba-tiba.
"Oh... Sudah dimulainya." Lirih Luna datar sembari menatap bulan diluar dari jendela besar di ruangannya.
"Siapkan semuanya! aku akan turun tangan." Perintah Luna pada orang tersebut, sembari mempersiapkan dirinya untuk markasnya, dan 'hadiah' untuk 'Dia'.
"Baik tuan."
Orang itupun keluar dari ruangan luna dan mempersiapkan semuanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Apa ku akhirin aja ya.. aku sudah lelah, tapi Lookism belum tamat aakh! Sial bikin bingung aja. Lebih baik cepat aku bereskan, aku mulai lelah." Gumam Luna sedikit mengeluh
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tok tok tok
"Tuan, semua sudah siap!"
'baiklah.'
"Ayok berangkat." Ucap Luna seraya berjalan keluar kantornya, lalu menaiki motornya dan meninggalkan kantor. Melaju dengan kecepatan tinggi, dan menyalip beberapa kendaraan yang masi ada
Skip...
🌑
Sesampainya di markas...
Luna turun dari motornya, dan memakai topeng wolf-nya. Memberi kode kebawahannya untuk masuk terlebih dahulu, bukan tanpa alasan luna menyuruh mereka masuk duluan. Luna juga sedang menyiapkan 'Hadiah' lainnya untuk 'dia' juga.
Mereka mengangguk mengerti dengan cepat masuk ke markas dengan senjata.
'firasatku tak enak..'
.
.
.
.
.
.
.20 menit kemudian....
.
.
.
.
.
.
.Markas yang semulanya ribut seketika hening, seperti tak ada penghuninya. Luna pun memutuskan untuk masuk kedalam, tanpa membawa senjata satu pun.
🌑
🌒
Didalam
Bau anyir darah semerbak dimana-mana, serta mayat yg berserakan dengan kondisi yg buruk, bagaikan sungai mayat dan darah. Karna darah-darah tersebut cukup menenggelamkan setengah dari sepatu kulitnya yang berwarna hitam tersebut-pantofel-.
Tap tap tap ....
.
.
.
.
.
.
.Kreeek....(suara pintu dibuka)
Mendengar suara pintu yang dibuka sedikit lebar tersebut, sontak seseorang didalam ruang itu memutar kursi kerja yang ia duduki menghadap sosok yang telah membuka pintu tersebut.
"Owh sudah datang? Huh. Lama sekali hingga membuatku bosan..." Ucap sebal seseorang yg duduk dikursi dengan dikelilingi mayat dan genangan darah yg baunya semerbak dimana-mana dengan wajah yang dibuat bosan itu.
"Ayo akhiri ini, Tivanno Mahendra..."
Luna pun mencabut(mengambil) pedang dari salahsatu mayat didekatnya dan bersiap untuk menyerangnya.
Tivanno sudah termakan emosi daritadi pun bangkit dari duduknya, lalu mengambil pedangnya yg tertancap di salahsatu mayat di sekitarnya, dan menyerang Luna dengan brutal.
"BERSIAPLAH UNTUK MATI! LUNA ASDATYIA!"Skip(males a.k.a. gtw)
"Hah hah hah... Kau sedikit meningkat ya.." ucap Luna dengan nafas yang sedikit terengah-engah sembari menatap Tivanno yg terluka dibawahnya dengan posisi kedua tangan yg menopang badannya.{pedangnya dah patah&telempar entah kemana{ren}.
'sial sial sial! Tapi kau akan kalah Luna' batin Tivanno dengan smirk yg tak dapat dilihat oleh Luna.
"Selamat tinggal, kau tak akan bisa merebut apa yang ku pun-"
JLEBB..
-AKKHHH!!..."
Secara tiba-tiba, sebilah pedang menusuk jantung Luna dari belakang, hingga menembus keluar lagi. Orang yang melakukannya ternyata bawahannya Tivanno yang iya tak sangka-sangka selama ini.
BRUK!
Badan Luna pun jatuh lemas kelantai penuh darah itu. Tivanno yang melihatnya pun sontak kesenangan karna sebentar lagi ia akan mendapatkan semua harta milik Luna, yang ia pikir miliknya sejak awal.
Tapi kesenangan Tivanno itu sebentar lagi akan lenyap setelah perkataan Luna.
"Hahaha..k-kau pikir...a-aku ak-kan...me..ninggal..kan..semua...gitu...kau...salah...Tivanno..."
Dengan sedikit kesusahan Luna pun menekan tombol 'hadiah' tersembunyi disebalik bajunya. Tak selang lama terdengar suara ledakan dri luar markas-ah bukan-maksudnya disekeliling sudut markas, yang membuat panik Tivanno dan satu bawahan Tivanno tadi.
Tepat saat suara ledakan itu Luna pun meninggal karna ditusuk. Semua orang yg ada dimarkasnya pun mati menggenaskan terkubur reruntuhan markas.
"SIALAN KAU LUNAA!!" Teriak Tivanno yang terjebak direruntuhan untuk terakhir kalinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ternyata Luna tak hanya melakukan pengeboman pada markasnya saja, ia juga melakukan nya pada semua perusahaan ya. Agar tak ada orang yg berani mengambil hak miliknya. Dan semua hartanya telah ia bagikan pada orang yg lebih membutuhkan.
🌑
🌒
🌓
"Ayo kita bertemu lagi adik...." ???
"Yang Mulia, sebentar lagi kami akan kembali..."???
"Kami semua merindukan Anda..."???
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TBC GESS
NEXT↓
RUANG TUNGGU
&
DIMULAI~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sorry kalo ada kesalahan ges
Jang lupa vote😁
NO COPY COPY SUU
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLOOD MOON [LOOKISM X OC!!]
FanficBaca aja dulu ampe habis deks ya ama chapter LOOKISM X OC (HAREM?) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Luna seorang wanita pengusaha yang sukses usia 30-an. Ia masi tampak awet walau sudah kepala 3, dia juga merupakan tokoh cukup terkenal di dunia bawah yang...