Akhirnya Gracia memasuki rumah Shani, rumah yang bernuansa serba putih, furniture elegan berwarna putih juga, dan beberapa foto keluarga terpampang jelas ditemboknya, terlihat difoto itu ada Shani disana, Mama papanya, juga mungkin adiknya? Entahlah, tapi terlihat mirip Shani, bisa jadi adiknya, foto itu terlihat, foto keluarga yang harmonis, rumah yang bertingkat dua itu membuat Gracia terkagum-kagum melihatnya, tatanan rumahnya yang rapi membuatnya betah berlama-lama melihatnya, tapi apakah rumah sebesar ini tidak ada penghuninya? Jelas sangat terlihat sangat sepi, seperti tidak ada kehidupan, hingga akhirnya kesadaran Gracia buyar kala Shani memanggilnya
" Buruan masuk, mau sampe kapan lu diem disitu" tanya Shani seraya menunjuk ke arah Gracia, yang terlihat masih betah diam di ambang pintu
" Hehe iya" jawab Gracia tersenyum " lu dirumah sendiri?" Tanya Gracia akhirnya, seraya menghampiri Shani ,daripada dirinya bertanya tanya mending langsung bertanya kepada tuan rumahnya kan?
" Berdua, bareng adik gue " jawab Shani
" Rumah Segede ini? Dan lu cuma berdua?" Tanya Gracia speechless
" Hmm" jawab Shani
" Terus mami papi lu?" Tanya Gracia kembali
" Sibuk" jawab Shani singkat, seraya beranjak dari tempatnya, dan terlihat menuju dapur, lalu menghilang dibalik pintu berwarna putih itu, menuju taman belakang rumahnya
Gracia yang masih berdiri pun, akhirnya memutuskan untuk duduk, di sofa yang cukup besar, nyaman dan empuk, jangan salah, warna sofa nya putih juga, tidak menunggu tuan rumah untuk menyuruhnya duduk, Gracia berinsiatif saja sendiri, dari pada pegal mending duduk kan pikirnya, lagian dirumahnya pun sepi jadi tidak terlalu masalah pikirnya
Tak lama setelah duduk, Shani kembali menghampirinya seraya menggendong sesuatu, tunggu menggendong? Iya menggendong kucing, Iya Shani menggendong kucing, kucing ras yang sangat gemas berwarna putih dan abu, Gracia lalu dengan cepat berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Shani, seraya berkata
" Eh anabu lagi gendong majikannya nih" cibir Gracia
" Mulutnya" jawab Shani, " nih tolong kucing gue ajak lu ngobrol" ucap Shani seraya menyerahkan kucing nya itu kepada Gracia
Meoww meoww, kucing tersebut langsung melompat ke arah gendongan Gracia, lalu menjilat pipi Gracia
" Aduh aduh" keluh Gracia kepada kucing Shani itu, yang tiba-tiba menjilat Pipinya
" Tau aja nih kucing sama yang cakep" ucap Shani dalam hati " yauda lu ajak kucing gue ngobrol kasian dia gapunya temen" ucap Shani
" Terus lu nyamain gue sama kucing gitu?" Tanya Gracia
Meoww meoww
" Ya siapa tau kan jadi temen" jawab Shani tanpa dosa
" Makin makin lu, jadi gunanya gue kesini cuma sebatas gini? Ngajak ngobrol kucing lu doang? " Tanya Gracia tak habis pikir kepada Shani
" Hmm" jawab Shani singkat seraya beranjak dari tempatnya, dan menuju tangga untuk naik ke arah atas kamarnya, iya karena kamar Shani terletak di atas, dan one and only diatas hanya ada kamar Shani, ruangan kecil khusus Shani , dan balkon.
Bolehkah sekarang Gracia mengamuk?, Bolehkah sekarang Gracia menghancurkan isi rumah si Shani Shani ini?, Tolong siapapun yang melihat Gracia cegah dirinya untuk tidak mematahkan tulang leher Shani, cegah dirinya untuk tidak memaki Shani dan meneriaki Shani tepat didepan mukannya sambil berteriak kelamin pria, tolong cegah Gracia untuk tidak melakukan hal-hal tersebut, lalu amat sangat dengan senang hati, Gracia kembali duduk di sofa tersebut seraya mengajak kucing Shani itu mengobrol, tak apa orang orang menuduhnya gila, karena faktanya memang begitu hampir 20% lagi dirinya gila karena kelakuan seenaknya Shani itu.
Terlihat sampai saat sudah diujung tangga, Shani kembali berbalik badan, seraya berteriak ke arah Gracia yang masih anteng menggendong kucingnya itu.
" Tolong, jangan ajarin rudal gue yang ngga ngga, dia terlalu polos untuk tahu segalanya" teriak Shani ke arah Gracia
" Rudal apaan gila?" Tanya Gracia dibawah sana
Sedikit berteriak" Kucing gue" jawab Shani berteriak kembali
" Terus gue disini sama siapa? Masa gue ditinggal sendirian gila" teriak Gracia kembali dibawah sana
" Gausah teriak teriak" jawab Shani sedikit berteriak
" Emang bener bener lu, ngaca" teriak Gracia kembali " ini gue seriusan disini sendirian? Ngajak ngobrol kucing lu?" Tanya Gracia kembali berteriak ke arah Shani
Shani tidak menghiraukan ucapan Gracia, dengan santai ia mulai berjalan kembali dan menuju ke arah kamarnya.
Gracia dengan sabar mengelus dada nya, seraya tersenyum, supaya dimudahkan dalam segala hal urusannya dengan Shani, padahal dalam hati dalam otaknya ingin sekali Gracia mencaci maki Shani, dan Gracia berharap, semoga kutukan mulutnya ini segera berkahir
Sedih gais ci shani grad:) apakah wp ini juga kita akhiri saja seperti perjalanan ci shani:)
awali julimu dengan sebrut ditemani ovt ovt lainnya, kalo ditanya pengen apa, pengen ci shani jadi selamanya menemani harihari ku eakk, gais doain author sebelum last show ci shani, author harus ketemu dulu ma ci shaniiTbc
Jangan lupa vote dan komen adick adick?
Kalo kalian jadi gracia mending kabur apa terus mengikuti perintah shani? Hahahaha
Enjoyyyy!!!
See dihalaman selanjutnya

KAMU SEDANG MEMBACA
THE DAY WITH YOU (greshan)
أدب الهواة" Tas gue mandiri" jawabnya sambil melirik ke arah Gracia " Tas lu bisa jalan?" Tanya Gracia polos " Menurut lu?" Jawab seseorang tersebut sambil kembali melangkah meninggalkan Gracia " Woy rese banget lu jadi orang, tungguin gue" ucap Gracia seray...