Hai, diri yang tak hentinya bersedih. Ada apa gerangan? Sulit menjelaskan pesan dari sosok dalam dirimu? Bukan kata yang tersusun rapi yang keluar dari bibirnya, melainkan emosi yang kian meluap. Siapa lagi yang kau tatap di luar jendela itu? Dua sosok yang kau sayang, Namun pedih dipandang. Sudahlah, wahai...
Kau terlalu lama berdialog. apa yang kau gumam kan? Tak semua orang paham dengan bahasamu. Begitu pun aku.
Wahai, apa yang kau mau? Kenapa ragu? Kenapa takut? Kau biasanya teguh. Kenapa kau jatuh? Bangkitlah, sobat.
Kau tak berharga, memang kau bukan uang, bukan pula berlian, permata, atau emas yang berharga. Kau tak berharga wahai diri. Kau tak bisa dibeli, tak bisa ditukar, hanya muncul sekali. Kau itu manusia. Kamu itu ya kamu.
Wahai, kenapa lagi? Siapa insan yang ingin tau perasaanmu saat ini? Berisiknya otakmu itu. Sedetik memikirkan seseorang, sedetik memikirkan masa depan. Oh, wahai... betapa ramainya....
Lelah aku mendengarnya.
Bisakah berhenti dulu sejenak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear siapapun itu
Novela Juvenilsiapa lagi yang bisa kutuju untuk menceritakan kisahku? siapa lagi yang terus kuceritakan pada kekosongan malam? siapa lagi yang harus kusalahkan atas masalah yang muncul karena takdir?