Chapter 1 : Jembatan Awal

15 0 0
                                    

Gadis berseragam putih anak kesehatan dengan setelah rok melajukan motornya dengan kecepatan tinggi yang ia mampu agar sampai dengan tepat waktu di kampusnya.

Motornya pun memasuki gerbang kampus dan melewati pos satpam, ia arahkan motornya menuju laboratorium gizi kuliner.

Gadis itupun menstandarkan motornya diparkiran yang hanya menampilkan dia dan beberapa motor yang telah terparkir lebih awal daripada motornya. Ia pun segera melepaskan helm dan sarung tangannya, lalu berjalan menuju (*1)lab gizkul.

"Hi, Freya," sapa gadis berkulit putih yang memiliki tinggi menjulang dengan polesan senyuman di wajahnya.

"Yoi," balas Freya sambil menghampirinya.

"Udah join gmeet kamu?" Tanya gadis disamping kiri Freya yang bernama Rania.

"Belum lah kau pikir macam mana aku bisa." Freya pun mengklik link gmeet lalu bergabung yang ternyata sudah ada dosen yang sedang mengabsen.

"Hehe, ku kira aja sih," ucap Rania cengengesan.

Dari balik pintu datang dua dosen wanita yang akan membantu praktikum hari ini.

Ya, kali ini ada dua matkul hanya untuk 2 mahasiswa dan 4 mahasiswi saja, dikarenakan pembuatan tepung dari bahan pangan lokal tidak cukup 1 hari saja, kita harus membekukan dulu bahan semalaman.

"Nah kalian berenam bisa mulai lanjutin aja ya buat proses pembuatan tepungnya. Buat kelompok 9 buat tepung apa neng, a?"

"Kelompok 9 tepung wortel ibu," Jawab Freya, Rania, dan Bagas.

"Okay, kalo buat kelompok 10 apa, ya?"

"Kelompok 10 tepung bayam ibu," Jawab Arga, Naya, dan Kristal.

"Okay, sok dilanjutin aja ya, ibu mau siapin buat alat penepungan."

"Baik, ibu," jawab keenam mahasiswa itu.

Kedua dosen itu pun memasuski ruangan mesin, sedangkan keenam mahasiswa itu berpencar melakukan tugas yang telah disepakati diawal oleh kelompok masing-masing.

"Kamu mau ambil bahan yang ada di Freezer, Frey?" tanya Rania yang sembari mencuci sebuah baskom.

"Iya biar aku aja, Ran." Freya pun berjalan menuju ruangan bahan-bahan yang biasanya untuk praktikum dan juga terdapat 2 kulkas besar dan 1 freezer yang ukurannya cukup besar.

"Gas, kamu cari pengayakan yang meshnya ukuran 100, 90, 80 sama 70 ya," ucap Rania yang sekarang sudah beralih menjadi mencuci pisau dan talenan.

Bagas hanya menjawab dengan gumamam singkat dan langsung saja dia menuju ruang peralatan.

Tak butuh lama Freya dan Bagas kembali ke meja dimana terdapat Rania yang sedang membaca-baca pedoman praktikum pembuatan tepung.

"Nah sekarang sok itu si wortelnya agak pisah-pisahin dulu aja, soalnya langkah selanjutnya tuh di masukkin ke alat penepungan, tapi ibu belum ngasih tau gimana-gimananya." Rania pun menunjuk Freya agar memisahkan wortel yang sudah beku, sedangkan Bagas mengelap peralatan.

Rania sendiri dia sibuk mencari-cari peralatan yang sekiranya masih dibutuhkan.

Naya dari kelompok sebelah menghampiri Freya yang sedang sibuk memisahkan wortel beku.

"Frey, kamu udah tau alatnya dimana, nggak?"

Tanpa mengalihkan pandangan dari wortel beku didepannya, Freya tetap menjawab pertanyaan Naya. "Kayaknya di ruangan yang ibu masukkin tadi, soalnya tadi pas lewat keliatan ibu kayak lagi mainin suatu mesin gitu."

Not You and WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang