Menurut Psikolog ; I
“Jika kamu tidak bisa melepas seseorang dari pikiranmu, itu berarti dia juga sedang memikirkanmu.”
×+×
Sebenarnya Lisa merasa bosan dengan pelajaran hari ini. Bagaimana tidak, karena sang guru di depan sana lagi-lagi membahas persoalan matematika yang tidak ia mengerti. Di tambah lagi tugas kemarin saja belum Lisa kerjakan. Untung saja guru dengan mata pelajaran matematika ini orangnya pelupa, para murid juga seperti enggan mengingatkan. Tak ada bedanya dengan dirinya.
Untuk kesekian kalinya gadis itu menguap, lalu menyandarkan kepalanya di atas meja. Melihat murid lain sudah keluar kelasnya masing-masing membuat ia kesal, karena ingin cepat-cepat istirahat.
Namun tiba-tiba seseorang muncul di luar jendela kelasnya. Lisa mengerjapkan matanya, tiba-tiba saja rasa kantuknya hilang seketika. Tanpa menegakkan badannya kembali, Lisa tahu bahwa seseorang di depan sana bukan sedang melirik maupun menunggu dirinya.
“Pangeran ...” Lisa menggumamkan kalimat itu tanpa sadar, bagaimana bisa tidak berbicara seperti itu jika seorang pemuda di balik kaca jendela sana, tampannya melebihi pangeran sungguhan.
“Buruan, ngab ...” dia berkata tanpa berbicara karena percuma jika terhalang jendela saja masih tak terdengar. Namun seorang pemuda yang berada di dalam kelas Lisa, atau bisa kita sebut temannya yang merasa terpanggil, mengetahui maksudnya.
“Bentar lagi anjip, awas lo ninggalin gue.” jawab temannya tanpa suara, tak kalah sama dengan apa yang di lakukan pemuda di luar sana.
Saat Lisa masih betah berlama-lama memandang malaikat tak bersayap di depan sana. Teman sebangkunya tiba-tiba menyenggol bahunya, sambil berkata.
“Lis, ikut nggak kekantin bareng si onoh. Katanya mo pdkt.” Lisa dengan segera menegakkan badannya, lalu balik menghadap si lawan bicara. Yang tidak lain dan tidak bukan pemuda ini teman yang di maksud seseorang di luar jendela tadi.
“Em ... Gue masih malu Vin ... Orang dia baru pindah minggu lalu terus cuman deket sama lu, masa langsung gue gebet.”
Pemuda yang di sebut Vin lantas mengernyit. “Ck. Lu dari kemarin ngomong gitu mulu. Terus kapan pdktnya kalo nggak mau deket.”
Lisa hanya menanggapi dengan wajah lesu, lalu membalikkan lagi arah pandangnya keluar jendela. Memperhatikan si murid baru kelewat tampan itu sedang berbincang ala pemuda dengan teman sekelasnya, yang kebetulan juga sahabatnya Vin.
Murid baru itu bernama Jeka. Jeka Wijayan Tara lebih tepatnya. Pemuda yang akhir-akhir ini selalu mencuri perhatian Larisa Dwi Mahesha. Pemuda itu baru pindah ke SMA NUSANTARA beberapa minggu lalu.
Sebenarnya dengan ketampanan Jeka yang tiada tara itu, mampu membuat perempuan maupun para laki-laki mana pun ingin berteman dengannya. Hanya saja Jeka orangnya sangat sulit untuk di dekati maupun mendekati orang-orang baru.
Jadi Jeka selalu menempel dan pergi bersama dengan Vin. Atau nama lengkapnya ialah Vino Dirgan Tara. Dan mereka adalah sepasang Tara bersepupu, semasa jabang bayi mereka selalu bersama hingga lulus sekolah dasar. Namun harus terpisah saat masuk sekolah menengah pertama karena urusan keluarga Jeka. Hingga mereka bertemu kembali di kelas dua SMA, sebab urusan Jeka dan keluarganya di luar kota sudah selesai.
Tapi sayangnya mereka berbeda kelas dan kebetulan Vino duduk semeja dengan Lisa yang diam-diam mengaguminya atau mungkin sekarang kini mulai menyukai pemuda itu.
Oh ya, satu lagi dengan sahabat Vino, namanya James Atmadja. Mereka bisa bersahabat sampai sekarang di mulai dari kelas satu SMP. Keduanya memiliki ketampanan dan pesonanya masing-masing. Hingga kadang selalu di sebut duo player oleh murid lain, karena ketampanan mereka mencerminkan itu. Padahal tidak ada yang tahu ‘kan sifat asli mereka seperti apa? Walaupun sebutan itu memang pantas untuk James yang selalu bergonta-ganti pasangan.
Tapi bukan berarti mereka mencintai lebih dari satu gadis. Dan untuk Vino, pemuda itu sama sekali tak pernah bermain cinta dengan siapa pun karena ketika di tanya oleh orang lain pun ‘apakah Vino mempunyai gadis yang di sukainya?’ Dengan santai Vino menjawab iya, dan sampai sekarang misteri itu belum terpecahkan karena Vino tak menyebut siapa nama gadis yang di sukai pemuda itu.
Singkatnya. Lisa tak menyukai keduanya. Sekalipun ketampanan mereka melebihi ketampanan pangeran berkuda putih. Lisa tetap tidak mempunyai rasa terhadap mereka sedikit pun, kecuali rasa suka sebagai teman.
Yang selalu gadis itu pikirkan akhir-akhir ini hanya si pemuda tertutup seperti Jeka.
Tapi tunggu, dirinya selalu memikirkan pemuda itu, apakah Jeka memikirkannya juga?
×+×
Yohoo! Back lagi nih dengan Look yang berbeda buat story nya Lilies ...
Coba tebak cerita ini bakal masuk ke kapal mana?
Lizkook?
Taelice?
Jimlis?
Atau Taelizkook?
JANLUP VOTMET!
© 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Calming Sentence | LM
RomanceLarisa Dwi Mahesha, terlalu percaya pada omong kosong dari kata-kata pedia yang selalu dirinya baca. Terkadang Lisa terlalu banyak berharap, hingga ketika sadar. Dirinya jatuh terlalu dalam akibat harapan yang ia buat sendiri. Sekarang Lisa tahu, ba...