02 🍭

109 13 0
                                    

17 y

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17 y.o
XI IPS SMA NUSANTARA


17 y

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17 y.o
XI IPA SMA NUSANTARA


18 y

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

18 y.o
XI IPS SMA NUSANTARA

oXI IPS SMA NUSANTARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

18 y.o
XI IPA SMA NUSANTARA



+×+



Menurut Psikolog ; II

Ketika seseorang muncul dalam mimpimu, maka sebenarnya orang itu rindu dan ingin melihat mu.

×+×

Sesungguhnya jika di bilang baru kenal sih, tidak. Karena terkadang Lisa selalu di ajak Vino untuk bergabung di mejanya ketika ke kantin. Dan saat pertama berhadapan dengan Jeka, Vino lah yang memperkenalkan Lisa pada pemuda itu. Di lihat dari gerak-geriknya sih, Jeka seperti tidak masalah akan kehadiran Lisa, namun juga seperti tidak menganggapnya ada. Terkadang Lisa juga menolak bergabung, dengan alasan ia akan berkumpul dengan teman-teman perempuannya.

Dan sekarang mungkin bisa di hitung ini yang ke tiga kalinya bagi Lisa bergabung di meja tempat Vino, makan di kantin sekolah bersama Jeka. Seperti biasa pemuda itu hanya berkumpul bertiga dan tak ada niatan untuk mengajak yang lain untuk bergabung.









“Jeka, lo masih inget ‘kan sama si Lisa?” tiba-tiba Vino berujar seperti itu, saat Lisa baru saja mendudukkan dirinya di sana.

Seketika Lisa merutuki dirinya sendiri, apaan ini Vino? Jelas Jeka masih mengenalnya, masa pemuda itu mudah lupa.

Jeka mengernyit di sana, merasa konyol dengan pertanyaan Vino yang di layangkan padanya. Lalu menatap gadis di hadapannya yang kini tengah menunduk.

“Bego Lu Vin, ya kali gue lupa sama temen sebangku lo. Nempel mulu sama lu udah kek perangko aja. Semua murid di sini juga tahu kali.” ucap Jeka santai.

Yang mana berbanding terbalik dengan Lisa yang seketika itu juga membelalakkan matanya. Apa-apaan ini, memangnya Vino dengan dirinya begitu dekat sampai di sebut perangko? Tapi Vino malah membalas itu dengan tawa gemanya, lalu merangkul Lisa yang memang duduk di kursi sebelahnya.

“Lah iya ya, gue lupa kalo si Lisa selalu deket sama gue.” di sana Lisa tak terima lalu menepis tangan Vino dengan kasar.

Ck. Kita nggak sedeket itu ya, lu nya aja yang deketin gue mulu. Sampe ada yang ngira ...” tapi ucapan itu Lisa urungkan kembali, mengingat di sini ada Jeka. Dirinya takut pemuda itu salah paham padanya.

Namun dengan kurang ajarnya James malah menimpali. “Sampe ada yang ngira apa Lis? Ngira lu bedua pacaran?” Sedetik kemudian kedua pemuda yang tiada hari selalu menjahili Lisa pun tertawa puas, berbeda dengan Jeka yang hanya merespon dengan kekehan.

Yak! Diem ya lu pada. Gue gada hubungan apa-apa sama Vino!”

“Dih, sapa juga yang bilang lu ada hubungan sama si Vino, Lis? Jangan-janganㅡ”

“ㅡLu emang ngarep jadi pacar gue ya ...” Vino berkata menyebalkan melanjutkan ucapan James yang sengaja menggodanya.

“Anjip najis ya, dah ah gue cabut aja kalo gitu.” Lisa sudah tidak bisa menahan kekesalannya, maka dari itu dia berdiri tak lupa menggebrak meja keras. Bar-bar emang, tapi itulah Lisa jika sudah kesal dan tak perduli lagi jika di sini masih ada Jeka yang memperhatikannya.

“Mau kemana lu, Lis?” tadinya Lisa ingin bergabung saja dengan teman-temannya di meja ujung sana. Tapi pergerakan itu terhenti saat Jeka bertanya padanya.

“Cie-cie giliran di tanya gitu aja sama si Jeka langsung diem. Nggak jadi cabut lo ya, Lis ...” Goda Vino lagi, bukannya memperbaiki suasana malah menjadikannya lebih suram. Hah. Memang selalu begini kelakuan Vino padanya, selalu menggodanyaㅡyang notabenya hanya pemuda itu saja yang tahu jika Lisa menyukai Jeka.

“Vino bangsㅡ”

“Udah Lis, mending di sini aja. Lu gak liat apa meja si Rosa dah penuh sama temen-temennya.” Sontak saja Lisa melirik meja yang di duduki Rosa dan benar sudah terisi penuh. Mau tak mau ia duduk di kursinya kembali dengan perasaan yang campur aduk, antara merasa kesal dan senang sekaligus karena Jeka yang menahannya.

“Cie-ciㅡ”

Dengan cepat Jeka memotong kejahilan James dan Vino. “Lu pada bisa diem nggak. Yang ada malah nggak jadi makan gegara waktu istirahat habis sama kalian.”

Setelahnya ke empat orang itu pun diam tak ada yang memulai pembicaraan lagi, apalagi makanan yang mereka pesan sudah datang. Mereka bertiga hanya merasa aneh saja dengan sikap Jeka yang tidak biasa.

Mungkin ‘kah Jeka sudah mulai terbuka dengan orang baru? Terutama bagi Lisa, gadis itu sedari tadi sudah bersorak kegirangan dalam hati karena kali ini Jeka memperhatikannya.









Malam selepas kejadian siang itu, Lisa jadi tidak bisa tidur dengan tenang. Pasalnya ketika dia memejamkan matanya, Jeka selalu muncul di dalam mimpinya. Entah mimpi apa saja, yang jelas Lisa tak ingat karena terlalu random kecuali wajah Jeka.

Lisa jadi berpikir, apakah Jeka merindukannya? Ah tidak-tidak. Itu masih terlalu dini jika di sebut rindu, karena Jeka sendiri belum melakukan obrolan lebih dengannya selepas di kantin tadi.

Maksud Lisa mungkin, Apakah Jeka ingin segera bertemu dengannya kembali, besok?

×+×

Hayoloh yang percaya sama kata-kata psikolog atau yang berhubungan dengan tanda-tanda kesemsem, ngacung 🤘🏻

kalau enggak, kita sama mwehe ...

Janlup votment!

Calming Sentence | LMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang