05 🍭

65 16 3
                                    

Menurut Psikolog ; V

Sebelum tidur, biasanya kita membayangkan segala sesuatu yang kita inginkan terjadi.

×+×

Seperti sudah menjadi kebiasaan Lisa. Memang benar adanya untuk kalimat psikolog terakhir yang ia baca. Jika sebelum tidur kita akan membayangkan sesuatu yang kita inginkan terjadi. Menurut Lisa semua orang juga melakukan hal yang sama untuk ini.

Terkadang Lisa membayangkan jika dirinya akan menikah dengan idol k-pop favoritnya. Seperti Jungkook BTS, misalnya. Atau membayangkan hal yang kelewat absurd, yang kebanyakan mustahil akan terjadi. Tapi untuk kali ini, Lisa membayangkan seorang Jeka. Pangeran yang menurutnya di ciptakan khusus hanya untuk dirinya.

Membayangkan dirinya berada berhadapan dengan Jeka saja rasanya hatinya selalu bergetar, kakinya juga tiba-tiba saja melemas seperti jeli. Padahal Jeka tak melakukan apa-apa selain mengantar-jemputnya saat kemarin berkumpul.

Konyol memang, hehe. Tapi tak apa jika hanya itu alasan Lisa bisa berdekatan dengan Jeka.

“Gue nggak tahu alasan gue suka sama Jeka. Tapi menurut Psikolog itu tandanya gue cinta beneran sama si Jeka. Miris emang gue milih percaya sama omongan para psikolog dari pada ngikutin kata hati gue. Tapi gue sendiri emang belum paham sama apa yang gue rasain buat Jeka.” gumamnya pada diri sendiri.

Lalu Lisa segera meletakan buku pedianya ke atas nakas dan merebahkan tubuhnya kembali sembari membayangkan wajah tampan Jeka. Terutama ketika pagi tadi, saat Jeka membuka helmnya di hadapan Lisa yang seakan menjadi gerakan slowmo yang sangat keren di tambah rambut acak-acakan Jeka yang menyembul dari balik helm itu.

“Gila, cuman ngebayangin lu doang hati gue udah gemeteran kek gini. Apalagi ketemu lu langsung Jeka ...”









Namun keesokan harinya, bagai di sambar petir yang menggelegar. Lisa mendapat isu simpang siur di sekolahnya tentang Jeka yang katanya sedang dekat dengan gadis yang bernama Ayu. Si mantan anggota chirliders famous yang keluar karena naik kelas tiga SMA.

Nggak heran lagi si gue, kenapa si Jeka bisa suka sama tu cewek. Orang muka sama bodynya aja cakep banget. Gue jadi iri, tapi gapapa si cocok.

Kira-kira seperti itu perbincangan panas di dalam kelasnya pagi ini. Mau itu pro ataupun kontra, pokoknya hari ini kabar tentang kedekatan Jeka dan Ayu sudah tersebar luas di SMA Nusantara.









Hari ini Vino tak masuk sekolah, katanya pemuda itu izin ada acara keluarga. Cih. Padahal itu hanya urusannya dengan yeontan yang katanya masalah pencernaan anjingnya kambuh lagi. Sekarang Lisa jadi bingung harus mengadu dan berkeluh kesah pada siapa, karena yang tahu dirinya suka pada Jeka hanya Vino seorang.

Tapi Rosa di depan bangkunya segera membalikan badannya yang mana malah membuat hari Lisa lebih buruk lagi. Sebab ...

“Eh Lis, lu kenapa dah loyo banget kek ngada tenaga. Pasti gegara si Vino nggak masuk sekolah ya ... Ah fiks! bener ini mah.” niat awal Rosa berbicara dengan Lisa untuk menggibahi topik panas hari ini, malah gadis itu urungkan karena melihat Lisa seperti manusia yang belum di beri makan setahun. Lemas sekali. Dan dirinya pikir itu karena ketiadaan Vino di kelas.

Ck. Diem lu Sa, jangan bikin gue tambah badmood.” ujarnya lesu tanpa melihat si lawan bicara sembari menyadarkan kepalanya di atas meja.

“Cie-cie yang lagi badmood di tinggalin Vino padahal belum jadian. Hahah. Makanya kalo ada cogan di depan mata tuh langsung di embat, bukanㅡ” seketika itu juga Lisa menyumpal mulut Rosa dengan tangannya. Siapa suruh punya teman menyebalkan sekali, bukannya berhenti malah di teruskan.

“Iya, iya gue berhenti elah Lis baperan lu kek lagi pms aja.” Rosa tertawa setelahnya.

“Lu kesel sama siapa sih Lis, bukannya harusnya lo seneng karena gada Vino yang suka jailin lo?” Tuh ‘kan, selain menyebalkan Rosa juga orangnya plin-plan. Kadang menggoda dirinya bersama Vino, kadang juga mendukung dirinya untuk menjauhi Vino.

“Bukan urusan lo.”

“Dih, bener ini mah lu lagi pms. Btw tuh liat di depan ada Jeka.” sekejap kemudian Lisa membangunkan tubuhnya, rasa kantuknya hilang sedetik kemudian terganti oleh rasa rindu ingin melihat wajah tampan itu lagi.

Namun saat melihat ke depan tidak ada presensi Jeka di sana, selain para murid yang berlalu lalang, hingga terdengarlah tawa lepas Rosa. Yang membuat kekesalan Lisa bertambah berkali-kali lipat.

Ah, gue tahu sekarang! Lo kesel gara-gara si Jeka suka samaㅡ”

“Diem nggak lo, gue kurbanin anak ayam lu lama-lama.” geram Lisa. Yang mana langsung di tanggapi kesal juga oleh Rosa. Bisa-bisanya Lisa mengancam hewan lucu kesayangannya.

“Gak asik lu Lis! Ck.” celetuk Rosa lalu berniat menghampiri meja lain, dari pada harus berbicara dengan Lisa yang ujung-ujungnya akan mengancam keselamatan anak ayamnya.

Labil memang, salah Rosa sendiri malah menggangu singa betina yang sedang badmood.

“Ya Ampun Vin, cuman lo temen gue yang bener-bener waras. Eh nggak deng, semua sama aja ngada yang waras. Termasuk si Jeka.” kesalnya dengan menggebrak meja yang ia tempati, membuat semua murid di kelas terkejut karena ulahnya.

Namun setelah melihat siapa pelakunya, semua murid kembali normal seperti semula. Karena mereka sudah terbiasa dengan sikap Lisa yang bar-bar.








Tapi sepertinya ucapan Rosa tadi, memang benar adanya. Karena setelah beberapa menit kemudian, Jeka muncul dari balik jendela berniat untuk pergi ke toilet bersama James. Namun pemuda itu tiba-tiba menghentikan langkahnya, malah salah fokus dengan memperhatikan Lisa yang sedang marah-marah sambil menggebrak meja tak jelas. Membuat Jeka tanpa sadar tertawa kecil di buatnya.

“Demen ya lu sama si Lisa?”

×+×

Aku udah memutuskan untuk publish cerita ini tiap hari senin, tapi

Udah sampe sini masih mau pelit ngk ngasih vote nih?

Lumayan yang baca tetap itu ada lebih dari sepuluh, tapi yang ngehargain cuman beberapa,

Calming Sentence | LMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang