R02

16 4 2
                                    

A fanfiction by kanna
Vote when you're
interested

Hari ini pernikahan mereka beranjak empat hari. Seperti hari-hari sebelumnya, Jaemin maupun Jeno hanya diam. Rumah di atas awan itu terasa sepi.

Hanya ada percakapan sesekali lalu terpotong karena Jaemin tidak tertarik. Atau karena keduanya begitu canggung. Orang tidak kenal lalu tiba-tiba saja satu rumah, hanya orang gila yang merasa itu nyaman.

Jaemin hanya ingin kembali kerumahnya, kamar nyaman dan PC besar di kamarnya. Tak lupa kasur empuknya, dan boneka besar salah satu karakter kkatalk miliknya yang diberikan eum.. kekasih- larat, mantannya.

"Jaemin?" yang dipanggil tersentak kecil lalu berdehem, "kenapa ngelamun?"

"Kangen pacar gue," jawabnya blak-blakan.

Jantung Jeno berdetak kencang satu kali, lalu merasa menyesal melempar pertanyaan itu.

"Mau susu?"

"Gue ga suka susu."

Lagi, dirinya merasa menyesal melontarkan pertanyaan kedua.

"Uhm, Jaemin suka nya apa?"

"Ga suka apa-apa."

Jeno menyerah, laki-laki yang sedang diperhatikannya itu benar-benar tak ingin ada satupun percakapan diantara keduanya.

Jeno mendekat kearah Jaemin yang sedang duduk di salah satu sofa. Sembari membawa kopi yang ia seduh tadi.

Duduk disebelah Jaemin lalu meletakkan kepalanya di bahu Jaemin. "Hmm, Jaemin suka kopi?" tawar Jeno sembari menodongkan kopi yang belum tersentuh oleh mulutnya.

Ia menggeleng, tetap pada gadget yang digenggam. Sedikit risih karena Jeno terlalu dekat, anehnya ia merasa tak apa walau otaknya berkata tidak.

Lagi, menikmati diam mereka masing-masing. Seolah dengan diam saja bisa membuat keduanya nyaman. Jeno dengan kopi nya, Jaemin dengan gadget. Terus berlalu sehingga memakan waktu cukup lama keheningan itu bertahta. Keduanya lagi-lagi enggan untuk mencari alasan agar keheningan diantaranya terusir.

Jaemin beranjak, membuat Jeno yang tengah bersandar di bahunya sedikit terguncang.

"Gue mau pergi."

"Kemana?"

Pupil Jaemin naik, mencari alasan agar ia terlolos dari sangkar di atas langit ini.

"Main," akhirnya hanya satu kata itu yang keluar.

"Hari ini kamu ga ada kuliah?"

"Sore," Jeno mengangguk saja, membiarkan Jaemin pergi.

"Hati-hati dijalan," ucap Jeno.

Jaemin segera keluar tanpa bersiap, lalu pergi tanpa arah.

"Hati kita kapan jalannya," gumam Jeno tak sadar setelahnya menyeruput kopi yang tanggal separuh.

***

"Yo! Bro balik lagi nih penganten, kirain disuruh masak," seru salah satu teman Jaemin setelah ia masuk kedalam basecamp mereka.

"Hus, ga boleh menjujung tinggi patriarki," balas Jaemin dengan nada bercanda.

"HAHAHAH lo juga cowok anjing," sahut teman Jaemin yang lain.

Jaemin hanya menangapi dengan ringisan kecil lalu duduk di sofa yang kosong.

"Ji.. dimana?" tanya Jaemin hati-hati.

Teman disebelah Jaemin menepuk pundaknya, "Jisung ga mau kesini dari lo selesai resepsi. Katanya takut kangen sama lo."

Dibiarkannya pernyataan yang baru saja di tuturkan Renjun menguap begitu saja. Dirinya berkelana dengan rekaman-rekaman cinta milik dirinya dan Jisung yang tak hanya setahun dua tahun dijalani. Pedih dirasa tentunya.

"Kalo lo mau ketemu banget, gue bisa suruh dia kesini btw," ujar Haechan, pemuda yang duduk di ujung menggunakan hoodie hitam- entah kapan terakhir dicuci.

Lagi, Jaemin tak dapat merespon hal itu. Hal yang menyangkut masa lalu, masa lalu yang begitu menyenangkan.

"Gue udah suruh dia kesini dari tadi," ucap Luke, cowok blasteran yang entah tiba-tiba masuk geng mereka.

Tak berselang terlalu lama suara pintu terbuka keras menarik atensi keempat pemuda di sana.

Mata Jaemin tak sanggup menampung air bocor yang merembes begitu saja dari matanya.

"Ji.." gumam Jaemin tak sadar.

Setelahnya Jisung menubruk Jaemin dengan pelukan kencang, bak rindu menggebu. Jisung tahu bahwa ini salah namun ia memilih mematikan semua indera nya guna melakukan hal ini kepada Jaemin.

"Sayang.." ucap Jisung dengan suara serak diiringi gemetar disekujur badannya, Jisung sedang menangis.

Entah setelah pernikahannya, Jaemin lebih sering melamun atau ia baru menyadari sekarang. Sekarang, ia tengah mengingat ingatan satu minggu lalu.

Padahal satu minggu lalu dirinya dan Jisung masih berpelukan di atas motor tua pemberian orang tua Jisung. Mereka masih bersuap ria di warteg terdekat, masih menikmati semilir angin kota yang membuat keduanya bahagia. Masih memakan eskrim dipinggir jalan dengan toping choco chips, masih bergandengan tangan di pantai sembari menikmati matahari dilahap malam.

Siapa yang tahu kenangan minggu lalu benar-benar terasa istimewa, layaknya kota Yogyakarta. Siapa yang tahu kenangan minggu lalu membuat si empu begitu kesakitan mengingatnya.

Jaemin dan Jisung tetap enggan membuka percakapan, lebih memilih suara-suara isakan rindu yang begitu ketara diberi lauk berupa pelukan yang seharusnya membuat mereka sesak tak bisa bernafas.

Jisung melepas pelukan mereka, melihat wajah cantik mantan kekasihnya yang direbut secara paksa. Menggenggam tangan putih itu, diusapnya jemari lentik si manis.

"Jaemin, sayang.." suara Jisung terus mengalun, memanggil-manggil sebutan itu terus menerus.

Jaemin tak tahan, ia tatap mata kesayangannya. Tak ada kebohongan antara kesedihan yang melanda. Jisung benar-benar merindukannya, dan dirinya juga. Kerinduan yang dibalas kerinduan. Begitu menyakitkan dengan kenyataan yang mengharuskan mereka terpecah.

"Ji," suara Jaemin tercekat, dulu jika sedang sedih seperti ini dirinya sering meminta Jisung untuk menciumnya. Memberi sentuhan hangat yang membuat hatinya juga hangat.

Dibiarkannya rasa penasaran Jisung, mengudara begitu saja.

"Kenapa sayang? Hm? Ada yang sakit?" perhatian yang diberikan Jisung sungguh membuat Jaemin tak ingin melepaskan pemuda lebih muda didepannya ini.

Jaemin menggeleng, "Pangku," ucapnya, langsung dituruti sekarang juga.

Dan selanjutnya mereka hanya saling merengkuh menyalurkan perasaan rindu yang membara, tak sadarkan akan eksistensi kamera yang mengintai mereka sedari tadi.

to be continued...

Shipper jijaem/sungjaem/sungmin cung banh(ngacung kpd diri sendiri), ga tau ada yg naik kapal ini apa ngga tapi ini kapal yg aku naiki sebelum jichen awkawkw lucuuu tauuuu kalo diliat-liat mereka tuh interact nya lebih pokoknya akaksjaknskssk gituuuu

Ketcup kenink shipper jijaem, semoga ga ada yg marah yah aku ngeship mereka akwakwk

Oy follow dong, vote juga nih disini
👇 Pencet aja sampe oren

Relationshit [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang