Bab 2

37 11 10
                                    

Pukul 06:30 pagi, Reva sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Dia duduk di kursi meja makan dengan piring dan sendok yang masih kosong.

Seorang wanita paruh baya berusia 45 tahun datang menghampirinya dengan membawa mangkuk besar berisi nasi goreng di tangannya. Wanita tersebut menyimpan mangkuk itu di atas meja kemudian duduk di sebelah Reva.

Anita Hermawan. Wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang telah memasuki angka 45 tahun itu adalah ibu dari Reva dan juga Kakaknya Keisha.

Aroma nasi goreng yang mengeluarkan asap yang masih mengepul membuat cacing di perut Reva berontak meminta untuk segera di isi.

"Nasi goreng buatan Mamah harum banget. Pasti rasanya juga enak, nggak kalah sama nasi goreng di hotel bintang lima. Kalo kaya gini Reva jadi laper, deh." ucap Reva terkekeh.

"Kamu itu, ya, selalu bisa bikin Mamah seneng." Ucapnya tersenyum seraya menuangkan nasi goreng ke dalam piring Reva.

"Tapi Reva serius, kalo ini adalah nasi goreng terenak yang pernah Reva makan. Bahkan nasi goreng di sekolah Reva aja masih kalah enak sama nasi goreng buatan Mamah." Oceh Reva  dengan mulut yang masih penuh.

"Makannya hati-hati! Nanti kamu keselek." Ucap Anita mengingatkan.

Uhuk uhuk!

Baru saja di ingatkan, Reva tiba-tiba terbatuk dan menyemburkan sebagian nasi goreng yang ada di mulutnya.

"Tuh, kan! Mamah bilang juga apa.  Makannya hati-hati! Ini Kamu minum dulu," Anita menyodorkan segelas air putih kepada putri bungsunya itu.

"Sepertinya hari ini Papah kesiangan." Ucap seorang Pria yang baru saja turun dari arah tangga.

Angga Hermawan, pemilik PT Hermawan Group yang merupakan Perusahaan terbesar di Kotanya. Ia adalah Ayah dari Reva dan juga Keisha.

"Keisha sama Juna mana, Mah?" Tanya Angga.

"Nggak tahu, Pah. Mungkin Juna masih siap-siap di kamar," seru Anita.

"Kita di sini, Pak." Seru Keisha, dia baru saja datang dari kamarnya bersama Juna.

"Maaf ya, kita buat kalian nunggu."

"Nggak papa sayang, ayo duduk! Kita sarapan bareng." Ajak Anita.

"Iya, Mah," ucap keduanya bersamaan.

Keisha dan Juna pun akhirnya duduk bersebelahan.

"Ngomong-ngomong, hari ini aku udah janjian sama Dara dan Gisha buat ketemuan di Cafe Mawar, sekalian nanti mau shopping juga ke Mall. Aku izin sama kamu ya, Mas," seru Keisha.

"Hari ini kamu nggak usah keluar dulu, ya. Sore nanti, aku rencana pulang cepat. Jadi aku mau pas aku pulang nanti, kamu ada di rumah dan menyambut aku pulang." Ucap Juna dingin.

"Nggak bisa gitu, dong, sayang. Aku kan udah janji sama temen-temen aku. Gimana, sih, kamu?" 

"Tapi kamu baru aja keluar rumah kemarin, masa sekarang udah mau pergi lagi."

"Tapi kan ini beda sayang. Kemarin aku keluar rumah karena nemenin Mamah sama Papah. Sekarang aku pengen ketemu sama temen-temen aku."

"Pokoknya hari ini kamu di rumah aja. Kamu nggak boleh pergi ke mana-mana!"

"Juna benar, Nak. Seorang istri itu nggak boleh sering keluar rumah, apalagi sendirian. Kalau kamu mau pergi, kamu bisa minta Juna buat temenin kamu," potong Anita.

"Mamah kok malah belain Juna, sih. Aku tuh bosen tahu, Mah, di rumah aja."

"Kamu dengerin apa kata mamah. Lagian kan kamu udah sering ketemu sama temen-temen kamu." 

My Brother in-law My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang