Ending pt.2

1.7K 124 24
                                    

Joong membuka matanya, hal yang pertama ia lihat adalah Pond yang menatapnya dengan kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joong membuka matanya, hal yang pertama ia lihat adalah Pond yang menatapnya dengan kesal. Ia

memeriksa selang infus sebelum kemudian menatap Joong dengan sinis.

"Kalo mau mati harusnya lu bilang dari awal, biar gue suntik mati aja sekalian."

Joong yang baru sadar masih tidak mengerti apa yang telah terjadi. Kepalanya seolah berputar putar dan perutnya bergejolak.

"Lu tau, lu hampir mati keracunan alkohol. Masih untung petugas kebersihan nemuin lu sekarat di lantai langsung panggil ambulans."

Ahhh, Joong ingat sekarang.
Jadi ia sudah di rumah sakit?
Bagus. Harusnya ia pergi ke neraka saja.

Berkat ini, Pond harus bertanggung jawab menjadi walinya karena kebetulan kenal dengan pasien, orang tua Joong bukan warga Thailand dan tidak tinggal di Thailand lagi sejak lima tahun yang lalu.

Meskipun ia kesal tetap saja, orang bodoh ini juga sudah banyak membantunya.

"Gue mau pulang,"

"Rumah lu di neraka," sahut Pond kesal, jelas kondisinya ini masih lemah, tapi sudah ingin pulang katanya, ya pulang lah ke neraka.

Joong menghela nafas berat, ia hanya bisa pasrah jika begini, ia menatap atap kosong. Pikirannya melayang.

"Pond, kalo aja waktu itu gue ga bodoh ya, pasti Dunk masih disini."

"Dunk udah lebih baik tanpa lu, kenapa ga lu coba buka lembaran baru," Pond duduk di sofa, ia mengeluarkan ponselnya untuk mengabari Phuwin jika ia akan pulang menyusul nanti, mereka bisa pergi lebih dulu.

Dua kali berdering, tiba tiba saja pintu kamar rawatnya di buka, Dunk berdiri di sana dengan ekspresi wajah terkejut.

Iya siapa yang mengira mantannya terbaring lemah disini? Dunk hanya mengikuti perintah Phuwin yang memintanya untuk menjemput suaminya agar segera menemui mereka di parkiran, perawat bilang Pond tengah menjenguk temannya, siapa yang mengira bahwa teman yang di maksud adalah mantan kekasihnya.

Jantungnya berdebar tak karuan, ia menatap Pond dan Joong dengan kikuk, akhirnya ia hanya meminta maaf sebelum kembali menutup pintu.

Sementara Pond memaki dalam hati, ia mengirim pesan pada Phuwin, karena kemungkinan istrinya itu tengah sibuk menggendong Meichan. Ia menatap Joong yang sepertinya belum ingin mengalihkan pandangannya dari pintu, matanya bahkan tidak berkedip.

"Pond,"

"Hm."

"Gue mulai halusinasi ya?"

"Iya, sebentar lagi lu bakal di bawa ke pusat rehabilitasi kejiwaan. "

Joong tertawa lemas, tapi matanya berair memanas, "gue harus gimana lagi ya, banyak penyesalan tapi gue ga tau harus berbuat apa,"

Joong terbatuk udara yang di hidupnya sendiri.

Miracle 7 day [PondPhuwin] [bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang