Yeay~ Akhirnya lanjut ygy, met bacaa~!
"El, kamu gak ngambil botol minum aku kan ya??"
"Enggak anjirr!"Setelah itu aku langsung menanyai temanku yang lain satu-persatu.
"Bukan aku!"
"Ih, mana tau deh."
"Gatau tah."
"Lah kamu terakhir nyimpan dimana?""Itu lho, beneran diambil si Nick."
Salah satu temanku memberi tahu hal itu dan aku langsung mencari di mejanya, namun benar-benar tidak ada!Karena lelah, aku memutuskan untuk kembali ke mejaku dan karena disuruh duduk kembali oleh teman-temanku.
Dan- aku menyadari sesuatu.."Eh? Botol minum aku kok-?"
Botol minumku kembali ke tempatnya, di atas mejaku."CALINGG CALINGG, UDAH GUA BILANG BUKAN GUAA!"
Seru Nick sembari tertawa lepas, dengan bawaan emosiku aku langsung memukuli tangannya namun selalu bisa ia tangkis.Kami tetap seperti itu sampai akhirnya guru masuk, disaat jam pelajaran tiba aku menyerah untuk melawan cowok aneh itu.
~
Keisengan yang dia lakukan itu tidak berhenti sampai di hari ini juga, setiap hari masih sama, dia sendiri yang masih mengisengiku.
Sampai aku sadar.. Phimillia sudah tidak pernah diberikan perhatian oleh Nick. Aku heran, ada apa dengan mereka berdua?
Apa jangan-jangan Nick hanya sekedar memainkan perasaan cewek?
Tidak, hal itu belum terpikirkan di benakku saat itu.Jujur, agak capek meladeni cowok itu. Tapi- setiap malam aku selalu memikirkan kejadian tadi di sekolah sembari senyam-senyum sendiri. Merasa kalau diriku sudah di notice oleh Nick.
Beberapa hari kemudian, ia malah mengajak beberapa teman barunya di kelas untuk mengerjaiku. Entah dia mengajak mereka atau teman-temannya hanya ingin ikut mengerjaiku juga.
Yang pertama bernama Noel, dan yang kedua bernama Sakti. Coba pikirkan, sekarang Nick, Noel dan Sakti mengerjaiku sekaligus!
Awalnya seperti ini.. Pagi ini adalah jam kosong karena tidak ada guru yang masuk. Mungkin karena gabut di kelas, mereka mulai beraksi.
Nick dengan iseng mengambil buku milikku. Dan apa kalian masih ingat dengan prinsipku? Ya, tidak ingin mengalah. Aku langsung merebut paksa bukuku dari Nick yang mengangkat tangannya ke atas agar aku tidak dapat mengambil bukuku.
Lalu, Sakti mulai mengambil tasku dan menyembunyikannya di belakang. Disusul dengan Noel yang mencuri bangku yang ku duduki agar menjauh dari tempatnya.
Teman-temanku hanya diam saja, mereka tidak membantuku sama sekali. Entah mereka bersekongkol dengan trio ini, atau mungkin- aku dirundung mereka..?
"Leng, kursi lu mana? Kok gaada?"
Tanya Nick sembari menunjuk ke arah mejaku. Saat itu aku belum menyadari kalau kursiku dicuri oleh orang selain Nick."IHH! KURSI AKU DIMANA??!"
"Ya mana gua tau, Leng."Aku langsung melupakan perihal buku milikku yang dicuri, lalu mencari bangkunya. Sampai aku sadar bahwa bangku itu sedang diduduki oleh Noel.
Masih agak canggung sebenarnya, kenapa cowok ini tiba-tiba ikut-ikutan seperti Nick? Agak takut juga karena belum terlalu mengenal dia dan karena badannya yang besar itu.
Namun dengan memberanikan diri aku memukul badannya sampai dia mengerang kesakitan, lalu aku merebut kembali kursiku dengan paksa.
Masih ada yang janggal- yaitu tasku! Aku melupakannya.. Tas itu tidak berada di kursi ini. Aku langsung mencarinya karena curiga akan hilang.
Sampai akhirnya aku melihat Sakti memegang tasku dari kejauhan, layaknya monyet yang memancing banteng dengan kain merah.. Aku langsung berlari ke arahnya.
Dia dengan ketakutan langsung berlari terbirit-birit sembari memegang tasku mengelilingi kelas. Aku bis melihat beberapa orang cukup risih dengan ini, namun aku tidak peduli.
Nick hanya tertawa lepas melihat kami, dan akhirnya disaat Sakti lengah aku merebut paksa tasku dan menaruhnya lagi di atas kursiku. Dan mencubit tangan Sakti, sepertinya dia agak jera.
Huft.. Aku capek..
Buku milikku pun masih ada di tangan Nick. Dengan sigap aku mengambilnya dan berhasil, lalu memukuli Nick dengan buku ku sampai sampul bukunya lepas.Ah, sudahlah. Aku benar-benar tidak peduli dengan semua ini sekarang. Lebih baik kembali duduk, karena keisengan mereka telah berakhir sampai disitu.
Meskipun setiap hari, hari-hari seperti ini masih berlanjut.. Aku cukup senang meskipun terganggu, teman-temanku merekam kami tanpa malu dan aku hanya membiarkan mereka untuk sekarang.
~
Singkat cerita, sudah beberapa hari aku diisengi oleh dia. Sempat aku curhat kepada temanku lewat WhatsApp, dan.. Sepertinya aku lebih menyukai dirinya daripada sebelumnya.
Ya Tuhan.. Aku cukup takut dengan perasaanku ini. Namun karena beberapa dari teman-temanku mendukung kami, aku merasa lebih menyukainya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet Rookie
Teen Fiction[ MAYBE I WOULDN'T UPLOAD THIS STORY AGAIN BECAUSE- SOME PROBLEM ] I wish their story will be continued.. but- we can't force them, so.. yeah :) Menurutku, hari-hari yang kulalui di sekolah merupakan hari yang terbahagia. Kesampingkan dulu soal pela...