#2 Perlahan Dekat

8 0 0
                                    

Nick cukup kaget dengan reaksiku, lalu kami mulai bertengkar kecil dengan saling menginjak-injak sepatu masing-masing. Seraya berlarian kecil.

"Huft.. Capek.."
"Udah dah, minum dulu Ren."
Jawab Elea yang mendengarkan keluh lelahku.

Dan.. Itulah awalnya aku bisa dekat dengannya.

"AAAAAK, SALBER.. SALTING BEUURAATT!"

Aku mengirim chat kecil ke Elea, dan ia hanya merespon sembari ikut senang karena hari ini Nick telah berubah.

>"EELEEAAAAAAAAAAAAA!"
<"???"
>"Ih, hari ini Nick berubah banget tahu😭😭"
<"Iya juga sii Ren."
<"Jangan-jangan . . . 😏"
>"ISH EL, JAN BUAT AKU KEGEERAN DEH."
<"Yeuh~"

Namun semakin lama aku tersadar, ia semakin dekat denganku. Tidak- daripada dibilang seperti itu..
Dia menjahiliku lebih parah daripada kemarin, semua warga kelas, mulai melihat kami sebagai pertunjukan dua monyet dari kelas X-1.

Di esok harinya..
"Habis ini pelajaran Geo kan?"
"Iya Ren- eh.. tali sepatumu dibuka.."
"Hah?"

Tali sepatuku mulai dilepaskannya, sudah kupasang, namun tetap ia lepas terus menerus tanpa bosan.

"MAU LU APAAN NICK??"

"HAAHHAHAHAHAHAHAHAH."

Sayangnya dia hanya tertawa tanpa dosa.

Aku membalasnya, karena aku punya prinsip tidak ingin kalah dari orang yang menjahiliku. Kami saling menjahili, dan semua orang tertawa melihat kami, sampai disorak soraki sebagai couple X-1.

Entah.. Aku merasa senang karena Nick semakin menjahiliku. Namun yah- "Menyebalkan".

Jahilannya hari ini cukup singkat, untunglah. Aku sudah lelah untuk meladeni anak itu.

ESOK HARINYA LAGI NIH..
Aduh- maaf, bawaan emosi. Tapi crushku ini tidak ada kapok-kapoknya..

Botol minum merahku mulai dicurinya diam-diam, dengan muka nyengir ia mengujiku.
Disembunyikannya botol minumku di tas miliknya, lalu menepuk pundakku yang sedang fokus schrool Twitter.

"Caling."
"Caling!"
"Ling Ling, NCaling~"

Hah? Caling?

"Chalista~"
Sambungnya sembari memakai nada bicara yang aneh.

Ternyata, Nick mulai memanggil manggilku dengan panggilan aneh, lalu aku menoleh ketika ia memanggilku dengan nama tengahku.

"Caling~"

"Chalista.."

"Caling."

"Cha-lis-ta."

"CALING!"

"CHALISTA!"

Aku berdebat hebat dengannya, lalu melontarkan amarah.

"Botol minum lu, mana Caling?"

"Eh- iya.. botol minum aku!"

Aku mencari-carinya ke seluruh tempat, dari dalam tasku, sampai hampir saja ku fitnah temanku sendiri.

"Nick, lu yang sembunyiin botol minum aku ya?"

"Mana ada, bukan di gua Calingg."

"Ish, Caling Caling mulu! Terus dimana??"

"Yah gatau."

Aku mulai mencurigainya, lalu kuperiksa isi tasnya dengan sergap.

Seraya aku memeriksa tasnya Nick, Nick hanya diam terpaku dengan wajah enteng. Seolah botol minumku tidak berada padanya. Lalu kulihat ke arah mejaku, bangku milikku telah hilang, termasuk tasku juga.

Kali ini aku duduk sebangku dengan Elea dan Areva, karena meja tengah telah di atur menjadi 3 meja dan 3 kursi. Lalu Irna pindah ke belakangku, dan duduk bertiga bersama Phimillia dan Fralinska.

Lupakan hal itu dahulu- namun saat ini adalah keadaan kritis. Nick yang sedari tadi berdiri disampingku hanya bisa nyengir sembari menaikan pundak, seolah tidak tahu apa-apa.

Elea diam-diam tertawa kecil sembari ditahan. Lalu aku mulai meng-interogasi dirinya.

Backstreet Rookie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang