Tuk... Tuk... Tuk...
Suara sepatu berjalan menuju ke sebuah ruangan di rumah sakit.
Disitu pria itu membuka pintunya, memperlihatkan sesosok pria manis yang terbaring yang sudah lama tidak sadarkan dirinya.
Atau bisa dikatakan pria sedang mengalami koma.
Sudah sejak hari itu, sosok itu tidak sadarkan dirinya sendiri.
Dan sejak saat itu juga senyuman nya seperti hilang dari dirinya setelah tidak sadarkan diri.
Pria itu tidak berhenti menggenggam bunga yang dia pegang itu dengan erat.
Seakan rasa sakit itu benar-benar bisa dia rasakan.
Aneh ya...
Dia dulu nya tidak pernah menduga hal ini sebelumnya.
Hatinya benar-benar sangat hancur, sehancur hancurnya.
Dia terus membayangkan senyuman pria manis yang kini tertidur sangat lama.
Dia selalu membayangkan betapa perhatian nya dia ke dirinya dulu. Dia rindu setiap yang diperbuat pria manis itu ke dirinya.
Jujur itu membuat nya merasa sangat sakit.
Dia pun meletakkan bunga itu ke vas bunga.
"Isagi... Sampai kapan kamu seperti ini?" tanya Rin dengan suara yang sangat pelan
Namun disitu pertahanan Rin hampir di ujung tanduk.
Apalagi sejak itu...
Rin serasa kehilangan sosok yang mendukung nya.
Apalagi sejak dia membaca surat itu...
"Aku mencintaimu Rin..."
Rin benci ini...
Disitu Rin memegang salah satu tangan Isagi yang tertancap jarum infus itu.
Disitu dia mendekatkan tangan itu ke dirinya.
Sembari terus mengecup pelan tangan Isagi yang terasa sedikit dingin itu.
"Aku juga mencintaimu... Namun kumohon jangan tiba-tiba pergi meninggalkan ku..." ucap Rin dengan lirih
Dia sangat tidak ingin kehilangan sosok yang telah mengubahnya dan masa nya sekarang.
Disitu terlihat dua orang yang mendatangi Isagi.
Rin hanya menatap dingin ke arah dua orang itu.
"Kenapa kalian kesini?" tanya Rin dengan nada dingin
"Hentikan gaya sok dingin mu," balas dia
Sesaat Rin menjadi sangat kesal.
"Sadar diri kalau kamulah yang membuat dia koma! Kaiser..." balas Rin dengan tidak perduli
Ya benar orang yang datang adalah Kaiser dan Ness.
Namun kenapa mereka datang?
Entahlah.
"Woi... Woi... Memang apa urusan mu dengan itu? Kami hanya ingin mengunjungi orang yang sakit sakitan ini yang sudah tidak pantas untuk bermain bola lagi." ucap Ness melengking
Disitu...
Untuk pertama kalinya Rin benar-benar sangat marah.
"Pergi dari sini, orang sehebat dia, tidak perlu kalian perhatikan, dan bukan kah kalian berdua yang harus tanggung jawab atas kondisinya?" jawab Rin dengan sangat datar
Disaat itu Ness sempat terkejut ketika Rin mengatakan hal itu dengan nada yang sangat dingin.
"Sudah cukup. Lagipula aku tidak punya waktu untuk mengurus orang penyakitan ini." ucap Kaiser dengan dingin
Disitu mereka berdua pergi meninggalkan Rin dan Isagi yang masih koma.
Disaat itu Rin terdiam dan masih memegang tangan Isagi dengan lembut.
Mata Teal nya sangat merindukan kelembutan dan kasih sayang dari sosok yang masih tidak sadarkan diri ini.
Disitu untuk pertama kalinya Rin meminta kepada Tuhan.
Untuk menyelamatkan Isagi, namun jika tidak diizinkan maka tolong biarkan dia yang mengantikan Isagi.
Karena Rin tahu kalau Isagi itu masih pantas untuk hidup.
'Tuhan... Tolong jangan pisahkan aku dengan Isagi'
Tbc...
Akhirnya selesai juga chapter pembukanya.
Sorry kalau agak gimana namun semoga kalian suka ya...
Sampai bertemu lagi