Chapter 4 - Handphone Hilang

307 64 57
                                    

📌 Sebelum baca
Jangan lupa Like dan Comment nya sebagai bentuk support ya guys :)

KALA
2023

Sekitar pukul delapan malam suara kendaraan roda dua milik Dirga baru saja datang dan kini sudah terparkir rapi dihalaman rumahnya, lelaki itu berjalan memasuki rumahnya dengan menenteng helm ditangannya.

"Dirga pulang!" Ujarnya semangat, membuat dua wanita yang sedang berada di dapur menoleh ke arah Dirga yang baru saja masuk — dan menutup pintu.

"Abang udah makan?"

Satu pertanyaan yang selalu dilontarkan oleh ibunya setiap melihat anaknya yang baru pulang, entah dari mana.

Dirga menggeleng. "Belum, bunda masak apa emangnya?" Ujarnya sambil memeluk ibunya dari belakang, membuat sang adik meliriknya sambil bergidik geli.

Ibunya tersenyum dan mengusik rambut anaknya gemas. "Besok kalau kamu punya pacar — masih mau nggak begini sama bunda?" Tanya ibunya sambil tertawa kecil.

"Besok mah manja-manjanya bukan sama bunda lagi, tapi sama pacarnya bund." Ejek Kinara yang kemudian mendapat tatapan tajam dari Dirga.

"Bunda tetep yang nomer satu dong." Tukasnya.

Kinara memanggil ibunya pelan sambil menggerakkan tangannya seraya memanggil. "Abang udah punya gebetan, bund." Beritahu Kinara sedikit berbisik, sambil melirik Dirga sekilas.

"Siapa? Jena?" Tebak ibunya.

Dirga melotot ketika mendengar nama itu disebut. "Bukan ya!"

"Terus siapa? Kok bunda nggak tahu."

"Kinar bohong tuh! Lagian Dirga mana sempet pacar-pacaran sih bund, sibuk sama kuliah - musik dan bikin kue. Siapa juga yang mau jadi pacar Dirga." Jelasnya membuat ibunya terkikik geli, sedangkan Kinara hanya memutar bola matanya jengah.

"Mbak Jena kan ada? Tanpa effort juga pasti dia mau tuh sama abang." Ujarnya seraya tersenyum meledek.

Dirga mengacak rambut adiknya itu sambil melangkah membuka lemari pendingin dan mengeluarkan satu botol air mineral, meneguknya sampai habis.

"Tapi ya bang, Kinar kurang suka sama mbak Jena."

Dirga menoleh memandang sang adik dengan kening yang berkerut, sedangkan sang ibu yang sedang sibuk menata tepung-tepung kedalam lemari lantas menoleh. "Kenapa? Kata kamu Jena pasti mau sama abang meski tanpa usaha?" Ujarnya kemudian kembali melanjutkan kegiatannya.

"Nggak tahu, nggak suka aja. Nggak asik dan nggak satu frekuensi sama kinar." Kinara berpendapat.

"Lagian yang mau pacaran juga kan abang, kenapa jadi kamu yang nggak suka" Ibunya menyahut.

"Jena itu udah cocok jadi temen abang, abang juga nggak ada perasaan lebih dari teman." Lelaki itu kini ikut membantu ibunya menyusun bahan-bahan kue yang tadi ibunya beli.

"Ngomong-ngomong soal cewek — tadi bunda ketemu cewek cantik bang, anaknya baik."

Dirga tertawa kecil, ibunya memang terkadang suka menceritakan hal-hal random — seperti sekarang. "Terus?"

"Dimana bund?" Kinara menyahut, terlihat ingin tahu.

"Supermarket, Waktu bunda lagi antri di kasir."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang