2

78 19 19
                                    

Jangan lupa vote!

***

"Hei, kecil. Kau berisik sekali."

Tiba-tiba terdengar suara anak laki-laki, Odeletta kaget mendengarnya. Ia mengedarkan pandangannya, tetapi tidak ada orang lain selain dirinya.

"Siapa? Kau tidak mungkin pohon kan?" Ucap Odeletta sambil berbalik dalam posisi duduk menghadap pohon yang menaunginya itu. Jari kecilnya menusuk-nusuk batang pohon, "Pohon?" Lanjutnya.

"Apakah pohon di dunia memiliki jenis kelamin?"

Jangan salahkan Odeletta karena berpikiran seperti ini, pasalnya ia mendengar suara anak laki-laki dari pohon ini. Bahkan dalam dunia ini, ada bangsa Elf yang tinggal di bagian Selatan kekaisaran, siapa tahukan ada bangsa pohon?

Setelah Odeletta menusuk-nusuk pohon dengan jarinya, terdengar suara gelak tawa yang juga berasal dari pohon. Mendengar itu Odeletta sedikit merasa kesal, "Hei, pohon! Berhenti menertawaiku!" Ucapnya sambil melipatkan kedua tangan di depan dadanya, pertanda ia tengah kesal.

"Kupikir hanya tubuhmu yang kecil, ternyata pikiranmu juga. Lihatlah ke atas, kecil."

Tanpa pikir panjang, setelah mendengar ucapan itu, Odeletta langsung menengadahkan kepalanya ke arah atas pohon. Mata emasnya bertemu dengan mata emas lainnya, bahkan dapat ia lihat rambutnya sama dengan rambut orang yang sedang berada di atas pohon ini.

Mata Odeletta membulat sempurna, tidak salah lagi, itu adalah Theodore Finch Apollonias. Putra mahkota kekaisaran serta kakak kandungnya. Berbeda dari ilustrasi novel, Theodore sekarang terlihat seperti bocah ingusan yang menyebalkan.

"Hei, kecil." Sapa Theodore dengan penuh semangat karena ia melihat Odeletta yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya.

Seakan tersadar dari hipnotis, Odeletta mengalihkan pandangannya tanpa menjawab sapaan dari Theodore, hal ini tentu sedikit membuat Theodore kesal lalu melompat dari atas pohon dan menghasilkan pendaratan yang bagus.

Mata Odeletta melotot karena melihat Theodore dengan santainya melompat dari atas pohon. Ingat, umur Theodore sekarang adalah 9 tahun.

"Kecil, matamu akan lepas jika terus-terusan melihatku seperti itu." Lanjut Theodore sambil mengangkat tangan kanannya untuk mengelus kepala Odeletta tetapi Odeletta terlebih dahulu mundur untuk menghindar.

Odeletta sedikit menundukkan kepalanya, ia tidak terlalu ingin berharap apapun kepada keluarganya seperti pada kehidupan sebelumnya. Bagi Odeletta, orang-orang hanya baik padanya jika itu memberikan keuntungan pada mereka.

"Hei, kecil? Ada apa?" Tanya Theodore dengan nada yang canggung, tidak sepercaya diri seperti saat dia berbicara beberapa detik yang lalu.

Odeletta yang ditanya menjawab dengan gelengan kecil sambil berucap, "Tidak apa-apa."

Theodore memiringkan kepalanya, ia tahu jika didepannya sekarang adalah adiknya tetapi ia tidak tahu harus seperti apa memperlakukan seorang adik. Ia dan Odeletta sendiri baru kali ini bertemu secara langsung, terakhir mereka bertemu adalau pada hari kelahiran Odeletta. Yang ingat hanyalah Theodore seorang.

"Kecil, kemarilah." Theodore mengulurkan tangannya pada Odeletta yang masih terduduk diam di hadapannya. Ia menggerak-gerakkan tangannya sebagai isyarat agar Odeletta menyambut uluran tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Born as a Neglected Extra Character.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang