Chapter 2

40.8K 4.2K 95
                                    

"Kenapa lu gak minta bantuan sama ayah lu aja? Kan dia hantu, lu jadi lebih mudah buat minta bantuan. Kalo minta bantuan sama gue bakalan percuma soal nya gue bego, matematika gue jelek nilai nya."ucap pemuda itu yang merasa jika balita itu ingin meminta bantuan untuk mengerjakan pr nya maka dari itu sebelum di bully karena tidak bisa matematika lebih baik diri nya mengaku saja bukan?

Terlihat balita dengan tubuh kecil itu menepuk kening milik nya karena merasa sangat pusing dengan jawaban yang di berikan kaka tinggi di dapatkan diri nya sekarang.

"Ceen butan antu! Daddy na Ceen juga butan antu! Ceen mau minta tolong tatana buat caliin daddy na Ceen."ujar balita itu dengan menatap kaka di hadapan diri nya dengan tatapan sabar.

Membuat pemuda yang tengah kebingungan itu langsung menatap balita pendek di hadapan diri nya dengan tatapan terkejut.

"Lu kepisah sama daddy lu? Kok bisa?"ujar pemuda itu dengan menatap balita yang tengah menggaruk pipi nya karena gatal habis di gigit nyamuk.

"Ceen tadi na itut daddy telja tapi pac Ceen telual dali mobil buat beli jajan, mobil na hilang pac Ceen tembali."ucap balita yang memanggil diri nya Ceen itu. Membuat pemuda itu yakin jika sekarang balita itu tengah terpisah dengan kedua orang tua nya.

"Yaudah nama nya daddy Ceen siapa? Nanti kita cari."ucap pemuda itu membuat balita itu terlihat berpikir dengan keras.

"Agala Ax apa ya, Ceen lupa."jawab balita itu dengan menunduk membuat pemuda itu menepuk kening nya, bisa-bisa nya balita itu lupa nama panjang ayah nya sendiri. Diri nya saja yang sudah tidak punya kedua orang tua masih ingat dengan nama mereka.

"Nanti lu pikir-pikir lagi nama nya, gue mau pergi."ucap pemuda itu dengan berjalan kearah tas milik nya yang tadi kelempar membuat balita yang tengah menggaruk pipi nya itu segera mengikuti langkah pemuda itu.

"Lu kenapa ngikutin gue? Gue kagak punya rumah nanti lu tinggal dijalanan sama gue, mendingan lu tungguin di tempat lu tadi. Siapa tau daddy lu kembali."ucap pemuda itu dengan mengambil dua tas milik nya. Diri nya tidak ingin mengajak balita itu tinggal di jalanan, jadi lebih baik balita itu tetap disana agar nanti kalau daddy nya kembali mereka akan bertemu walaupun pemuda itu tidak rela jika sampai balita itu tinggal disana sendirian.

"Ceen nda mau dicana cendilian, banat namuk na."jawab balita itu dengan terus mengikuti langkah pemuda itu, membuat pemuda itu hanya bisa menghembuskan napas berat milik nya, biarkan untuk malam ini balita itu akan ikut dengan diri nya. Besok pagi pemuda itu akan membawa nya kembali kesana.

"Yaudah kalo mau ngikutin gue gapapa, tapi lu harus jalan soal nya tangan gue cukup buat bawa barang."ujar pemuda itu dengan pelan membuat balita itu menganguk dengan terus menggaruk badan kecil nya.

"Nama tatana ciapa?"tanya balita itu membuat pemuda itu menoleh kesamping sebelum tersenyum.

"Nama gue Ravel, lu Ceen kan?"jawab pemuda bernama Ravel itu, lebih tepat nya Ravel Vanando yang baru berumur 20 tahun.

Membuat balita itu menggeleng dengan ribut sebagai jawaban untuk kaka tinggi itu disamping diri nya.

"Terus siapa? Reen? Keen? Teen?"tanya Ravel dengan memikirkan kemungkinan nama balita itu asli nya bagaimana karena pasti balita itu cadel jadi bisa seperti itu.

"Butan! Nama na itu Ceen!"jawab balita itu lagi membuat Ravel terdiam sebentar untuk mencari nama di dalam otak kecil nya. Sungguh Ravel merasa sangat bodoh sekarang, memikirkan nama balita itu seperti ulangan matematika. Mematikan otak kecil milik nya.

"Seen?"tanya Ravel saat mengingat satu nama yang diri nya lupakan tadi membuat balita itu menganguk dengan cepat sebagai jawaban.

"Benel! Nama na Ceen."jawab Seen dengan penuh semangat membuat Ravel merasa terhibur sekarang. Setidak nya saat di usir seperti ini diri nya memiliki teman yang bisa di ajak bicara walau pun teman nya itu seorang balita yang mungkin masih berumur 3 tahun.

Mereka berjalan terus menerus hingga Ravel melihat satu alpamandi yang tengah buka 24 jam di depan sana, pemuda itu tersenyum sebelum menatap Seen yang tengah menguap terus menerus sejak tadi.

"Lu tunggu di bangku ini bentar yak? Gue mau beli sesuatu di disana."ucap pemuda itu sebelum merasakan genggaman di pakaian yang diri nya kenakan.

"Ceen penen mandi, coal na badan Ceen gatal."ucap balita itu membuat Ravel menganguk sebelum berjalan kearah alpamandi yang ada didepan sana untuk membeli beberapa makanan serta botol air agar balita itu bisa mandi, setidak nya untuk menghilangkan rasa gatal balita itu saja.

Ravel mengira Seen gatal karena di gigit nyamuk tadi ternyata karena belum mandi, diri nya saja bisa tidak mandi 3 hari. Dan tidak merasakan gatal sedikit pun tapi balita itu? Mungkin kulit nya masih sangat sensitif maka dari itu tubuh nya cepat sekali merasa gatal akan debu sedikitpun.

Ravel berjalan masuk kedalam alpamandi dengan tujuan untuk mencari beberapa barang yang memang diri nya butuhkan, mulai dari roti yang lumayan banyak, membeli susu kotak untuk balita kecil itu, serta membeli beberapa botol aqua yang memang Ravel sangat butuhkan. Pemuda itu terdiam beberapa saat sebelum mengambil tisu basah untuk membasuh kulit balita itu. Tidak lupa Ravel membeli sandal baru karena sandal sellow milik nya tadi putus karena sudah di makan usia.

Setelah semua nya dapat Ravel segera membayar nya hingga uang 115 ribu habis begitu saja, tidak masalah karena untuk sekarang diri nya ingin balita itu merasa lebih nyaman terlebih dahulu agar saat bertemu dengan kedua orang tua nya nanti balita itu sehat tanpa luka sedikitpun.

Ravel keluar dari dalam alpamandi dengan berjalan kearah Seen yang tengah menatap jari kecil milik nya.

"Lihat apa lu?"tanya Ravel dengan mengambil tempat duduk disamping Seen membuat balita itu langsung menatap Ravel dengan senyuman nya milik nya.

"Tadi pac Ceen telual mobil balu jam 2, cetalang nda tau jam belapa."ucap Seen dengan mengingat saat diri nya keluar dari dalam mobil tadi untuk jajan namun karena melihat kucing kecil Seen jadi lupa sehingga lama berada di luar mobil nya, alhasil balita itu tinggal oleh daddy nya.

"Yaudah, ayo sekarang kita cari jalan buat tidur malem ini."ucap Ravel dengan memberikan satu susu kotak untuk Seen membuat balita itu tersenyum sehingga gigi susu nya terlihat. Kaka tinggi itu tau saja diri nya sangat menyukai susu, mana dari siang tadi ia belum minum susu sama sekali.

Bersambung..

Votmen_

MAS DUDA, I LOVE YOU! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang