Chapter 10

34.8K 3.7K 47
                                    

"Terima kasih sudah menyelamatkan anak saya. Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika kamu tidak menolong dia."ujar Agara dengan menatap pemuda disamping nya dengan tatapan serius.

Yang malah membuat Ravel terkejut karena pemuda itu tidak menyangka jika pria disamping diri nya mengucapkan terima kasih kepada diri nya. Tadi nya Ravel akan mengira pria itu akan menuduh yang tidak-tidak kepada diri nya namun nyata nya pemikiran pemuda itu saja yang terlalu berlebihan.

"Tata? Mali tita calapan baleng!"ucap Seen saat menyadari keheningan yang terjadi sekarang, balita itu mengingat satu hal jika kaka nya belum sarapan sejak tadi pagi.

Agara menatap kearah Ravel saat mendengar perkataan anak nya, sedangkan pemuda yang menjadi bahan tatapan hanya terdiam dengan kaku karena merasa gugup tidak tau harus bagaimana.

"Ayooo! Itut cama Ceen.."ucap Seen yang sekarang menarik tangan Ravel agar mengikuti diri nya membuat Agara ikut berdiri disamping anak nya dengan tatapan mengarah pada Ravel yang tengah duduk di posisi awal nya. Pria itu mengerti pasti Ravel merasa tidak enak atau pun canggung karena langsung diajak sarapan bersama membuat pria itu ikut menarik tangan pemuda itu satu nya.

Membuat kedua mata bulat Ravel melolot karena melihat perlakukan anak serta daddy nya yang sama saja jika memaksa seseorang membuat Ravel mau tidak mau berdiri karena merasa tidak enak dengan Agara.

Seen langsung berlari kearah dapur saat merasa kaka nya sudah mau berdiri meninggalkan Ravel bersama dengan daddy nya dengan posisi Agara masih menggenggam tangan pemuda itu secara tidak sadar.

Sedangkan Ravel sendiri hanya mengikuti pria itu dengan sedikit kaku, yang sama sekali belum menyadari pegangan di tangan nya masih ada, karena hanya Seen yang melepaskan genggaman tangan nya tidak dengan Agara.

Hingga saat hampir sampai di dekat dapur yang sudah terdengar suara Seen, Ravel baru sadar jika daddy nya Seen masih menggaman tangan nya.

"Om..hehe, tangan lu kenapa pegang gue?"ujar Ravel dengan perasaan canggung membuat Agara yang masih belum sadar langsung menatap pemuda itu dengan tatapan bertanya sebelum tatapan tajam milik nya mengarah pada genggaman tangan milik nya pada tangan kecil pemuda itu membuat Agara secara refleks langsung melepaskan tangan nya dengan perasaan canggung.

"Saya tidak sadar."ucap Agara dengan tatapan datar nya karena pria itu berusaha menyembunyikan rasa gugup yang sekarang menyerang diri nya. Bisa-bisa nya pria itu tidak sadar saking enak nya tangan pemuda itu untuk di pegang.

Ravel hanya menunduk dengan gumam-an didalam hati nya.

"Plis jantung baperan! Gue tau lu baperan tapi plis jangan sama laki orang walaupun dia ganteng."

Ravel mengikuti pria itu terus hingga Agara menyuruh pemuda itu untuk duduk disamping Seen, membuat pemuda itu hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan pria itu dengan perasaan gugup. Sedangkan ibu nya Agara hanya tersenyum dengan mengambilkan mereka sarapan masing-masing.

"Kamu makan yang banyak, jangan merasa gugup atau pun canggung. Anggap saja ini seperti rumah ibu kamu sendiri ya."ucap Ruli dengan mengambil kan nasi serta lauk yang lain nya untuk Ravel membuat pemuda itu tersentak karena mendengar perkataan itu.

Karena sudah 2 tahun lebih diri nya tumbuh tanpa sosok ibu yang membesarkan diri nya walaupun hanya ibu tiri namun pemuda itu tetap merindukan kasih sayang nya yang begitu membahagia kan.

Ravel menganguk sebagai jawaban sebelum ikut sarapan bersama dengan Seen, daddy balita itu serta diri nya sendiri karena ibu pria itu sudah beranjak dari sana dengan mengatakan jika diri nya sudah sarapan bersama dengan suami nya.

Selesai sarapan Seen langsung mengajak Ravel mengikuti diri nya lagi sehingga membuat pemuda itu mau tidak mau menurut karena sekarang sudah lumayan siang jadi bermain sebentar sebelum pulang seperti nya tidak masalah karena ini sebagai pertanda perpisahan mereka walau pun bertemu dengan sangat singkat namum karena kehadiran balita itu Ravel merasa memiliki keluarga yang akan menemani diri nya disaat pemuda itu tengah kesulitan untuk menhadapi semua nya sendirian.

"Kita mau kemana Seen?"tanya Ravel karena merasa janggal, balita itu mengajak diri nya naik kelantai atas membuat pemuda itu bertanya-tanya.

"Tita ain di tamal na Ceen!"ucap Seen dengan semangat yang begitu membara membuat Ravel hanya tersenyum saat mendengar jawaban balita itu yang terlihat sangat bersemangat.

Saat sampai dikamar Seen, balita itu langsung membuka pintu kamar milik nya hingga terlihat kamar luas balita itu yang bernuasa warna putih serta biru membuat Ravel menyukai tempat ini, belum lagi mainan Seen terlihat sangat banyak membuat pemuda itu kembali tersengang dibuat nya.

"Ayooo tata! Tita ain.."ucap Seen mengajak Ravel berjalan kearah tempat bermain yang biasa balita itu main kan sehingga tidak merasa bosan sedikitpun saat berada didalam kamar karena setiap beberapa bulan sekali mainan yang jarang balita itu pakai akan di ganti dengan mainan yang baru membuat Seen tidak merasa bosan sedikit pun.

Ravel duduk dengan membantu Seen menyusun serta merakit roda kereta yang lumayan banyak, tatapan pemuda itu mengarah pada Seen yang tengah tersenyum dengan menyusun mainan nya. Pemuda itu merasa sangat yakin jika balita itu merasa sangat senang sama seperti diri nya sekarang.

***

Agara menatap Seen yang tengah menarik Ravel untuk mengikuti diri nya dengan senyuman karena sebelum ini anak nya itu tidak pernah se-semangat ini dalam bermain. Mungkin karena Seen merasa nyaman pada pemuda itu maka semua ini bisa terjadi, Agara juga sedikit takjub kepada pemuda itu yang bisa dengan cepat mencuri hati anak nya yang sangat sulit untuk didekati karena pria itu sering kali mengajak seorang wanita kerumah, bahkan seorang pemuda pun pernah pria itu bawa untuk menjadi ibu sambung dari anak nya namun Seen tidak menyukai mereka semua membuat Agara mau tidak mau melepaskan mereka semua hingga sekarang pria itu hanya mengikuti apa saja yang akan anak nya itu lakukan karena diri nya tidak bisa melakukan hal apa pun lagi.

"Gar.."

Agara langsung menatap ayah nya yang baru saja datang dengan tatapan bertanya sebelum ayah nya itu menyerahkan satu dokumen yang membuat pria merasa bingunh namun tetap saja Agara membuka dokumen itu hingga wajah pemuda yang sudah menyelamatkan anak nya terlihat sangat jelas disana, beserta data diri pemuda itu.

Agara membaca semua nya dengan seksama sebelum pria itu membaca jika pemuda itu merupakan anak angkat dari pasangan keluarga Vanando yang ada di desa A, namun kedua orang tua itu sudah lama tiada sedangkan kedua orang tua kandung nya tidak ketahui membuat Agara menganguk, pria itu melanjutkan membaca data diri pemuda itu sampai diri nya membaca jika pemuda itu merantau ke Jakarta sendirian tanpa ada seorang teman satu pun disini, ada satu hal yang membuat Agara semakin terkejut. Pemuda itu ternyata sering tinggal dijalanan beberapa kali membuat pria itu yakin kita saat Seen bertemu dengan pemuda itu pasti posisi nya Ravel tengah di usir dari kos nya. Beberapa saat kemudian Agara tersenyum tipis karena mengingat pemuda itu masih mau menolong anak nya di situasi yang sangat memprihatin kan seperti itu karena sangat jarang ada pemuda yang seperti itu tapi Ravel?

Bersambung...

Votmen_

MAS DUDA, I LOVE YOU! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang