" Astara!, Astara!, sayang bangun nanti kamu telat masuk kelas. "
Suara lembut itu memasuki gendang telinga milik Astara dan membuatnya membuka mata untuk melihat siapa yang berbicara. Sudah ia duga suara yang sangat ia suka dan cintai itu berasal dari Ayah nya yang sangat penyayang.
" Sudah bangun? "
" Eng, udah "
Ayah menarik selimut Astara agar tidak terlelap lagi, lalu membuka gorden kamar Astara agar sinar matahari masuk kedalam kamar yang gelap itu. Astara sedikit kesal namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain bangun dari tidurnya dan bersiap mandi.
Setelah siap, Astara memakai kacamatanya dan keluar kamar lalu menuruni tangga menuju dapur. Di sana sudah terdapat Ayah dan kembarannya Wistara. Ia menyapa kembarannya itu dan duduk di kursi yang berhadapan. Ayah menghidangkan Astara sarapan dan duduk untuk sarapan bersama.
Astara dan Wistara berjalan keluar dari rumah dan masuk kedalam mobil untuk di antar ke sekolah oleh Ayah mereka. Kali ini giliran Astara duduk disebelah sopir, dan Wistara duduk di kursi penumpang belakang sambil menggunakan Headphone favoritnya. Ayah masuk kedalam mobil dan mereka pun meluncur menuju tujuan.
Sesampainya di halaman sekolah si kembar berpamitan dan masuk ke dalam sekolah, sementara Ayah pergi menuju kantornya. Wistara berpamitan lebih dulu karena mereka beda kelas, Astara berjalan sendirian ke kelasnya seperti biasa. Saat ia tiba di kelas sungguh tak terduga, sudah jam 06.50 namun baru ada Astara seorang diri. Ia menghela napas dan berjalan menuju tempat duduknya.
Anak kembar memang memiliki banyak kesamaan namun juga banyak perbedaan, seperti pada si kembar satu ini. Dimana Astara lebih suka menggunakan kacamata dan duduk di depan untuk menulis semua yang gurunya katakan, sedangkan Wistara lebih suka menggunakan lensa kontak dan mendengarkan tanpa menulis dan duduk di belakang. Namun nilai mereka tetap sama hanya berbeda di satu atau dua mapel saja.
Wistara termasuk anak yang pintar dan sering ikut lomba namun dia hanya pendiam dan sangat dingin, berbeda dengan Astara yang sangat suka bergaul dan terbukti bahwa dia hampir kenal dengan seluruh warga sekolah.
~~~~~
Pelajaran di mulai seperti biasanya, si kembar mengikuti pelajaran dengan hikmat pada jam pertama, tetapi beda lagi dengan jam setelah istirahat, Astara akan mulai tertidur di bangkunya dan Wistara sudah memakai earphone untuk menoton di laptopnya.
Istirahat tiba Astara mengeluarkan bekal dari dalam tasnya dan memakan bersama temannya di kelas sambil mengobrol dengan asyik. Sementara Wistara lebih memilih untuk tidur, tapi di saat dia sudah mulai terlelap ada yang membangunkannya.
" Hm? "
" Kak Wistara ini buat kakak, di makan ya "
" Oh iya, makasih "
" Iya, aku duluan ya kak "
Wistara mengangguk dan membuka paper bag yang baru saja di berikan oleh adik kelasnya tadi, tiba-tiba ia teringat adiknya saat tahu isi di dalamnya, Wistara langsung mengirimkan pesan agar adiknya datang mangambil.
Astara dengan cepat meninggalkan kelasnya dan berlari menuju kelas Wistara, saat sedang berlari hampir saja ia menabrak seseorang namun dapat dihindari, ia menaiki tangga dengan cepat dan sampailah di kelas kakaknya.
Wistara sudah menunggu di depan pintu dan mengoper paper bag dan membiarkan Astara pergi dengan senyum lebar karena mendapatnya jajan gratis, Wistara tersenyum tipis dan meminum susu yang sudah ia ambil terlebih dahulu, Astara kembali kekelas dan membagikannya kepada sahabat-sahabatnya dan mereka pun makan bersama. Saat sedang asyik makan jajan tiba-tiba bell berbunyi, jam istirahat sudah selesai Astara masih ingin memakannya jadi ia tidak peduli dan malah membuka bungkus snack yang lain.
~~~~~
Sekarang pukul 15.36 si kembar sudah berdiri di depan gerbang menunggu sang Ayah menjemputnya, namun alih-alih Ayahnya yang datang, rekan kerja Ayah lah yang menjemput mereka karena Ayah masih ada pertemuan.
"Naiklah, saya antar sampe rumah "
" YESS SIR!!! "
" Terimakasih "
Si kembar pun naik dengan posisi seperti berangkat tadi, Astara yang dengan semangat duduk di kursi penumpang bagian depan, sementara Wistara dengan tenang duduk di belakang. Astara sangat senang bertemu dengan rekan ayahnya hingga ia tidak bisa menahan diri, ia terus berbicara. Untungnya sang rekan menanggapi dengan senang hati.
Sampailah mereka di rumah, Wistara berpamitan dan keluar dari mobil, sedangkan Astara ia masih asyik berbincang dan berakhir ia menawari pria itu untuk mampir namun ia menolak, Astara merasa sedih tapi tidak apa, dia bisa menemuinya nanti ketika berkunjung ke kantor ayahnya.
Astara masuk kerumah dengan hati senang dan mendapati Wistara yang sudah berganti pakain rumah. Astara berjalan naik menuju kamarnya dan berganti pakaian. Bukannya menggunakan pakaian yang nyaman untuk di rumah. Astara malah menggunakan pakaian untuk pergi keluar.
" Mau kemana? "
" Mau ketemu temen "
" Temen apa temen? "
" Diem! "
Astara melangkahkan kakinya meninggalkan rumah yang nyaman itu, ia mengendarai taxi online dan meluncur ke tempat tujuan. Sesampainya di sana Astara memasuki sebuah kafe yang lumayan mahal, ia duduk di kursi ujung sendirian menunggu 'teman' yang dia maksud tadi.
Tidak menunggu lama, orang yang ia tunggu datang juga, dengan setelan kerja yang masih rapih dan wangi maskulin yang awet. Pria itu duduk di hadapan Astara dan mulai membuka pembicaraan, Astara mendengarkan semua cerita pria itu dengan aktif dan selalu menanggapi. Hingga akhirnya pria itu pamit untuk pergi terlebih dahulu dan membayar makanan yang Astara pesan. Astara memilih untuk tetap d kafe itu sedikit lebih lama hingga hari mulai gelap.
~~~~~
" Astara! "
" Ayah? "
" Ayo pulang "
Shankara menggandeng Astara keluar dari kafe hingga mengakibatkan kacamatanya hampir jatuh dan membawanya masuk ke dalam mobil, Astara duduk di dalam mobil dengan tenang dan tidak berbicara seperti biasanya. Karena merasa bersalah, Astara meminta maaf pada Ayahnya dan di terima dengan mudah, sampailah mereka di rumah dengan selamat.
" Astara, ingat kan apa kata ayah? "
" Iya Astara ingat yah "
" Kenapa masih di lakukan?, kenapa gak kaya kakak aja diam di rumah "
" Karena Astara bukan Wistara yah, kita beda Astara mau kemanapun terserah Astara, yang penting masih ingat pulang kerumah. "
Ayah menghela napas dan menarik Astara kedalam pelukannya, dan mengecup kening Astara sayang. Tidak lama berpelukan, ia menyuruh Astara berganti pakaian untuk makan malam bersama. Shankara tersenyum saat melihat anaknya itu masuk ke dalam kamar.
" Dia sungguh seperti ibunya ".
YES IT FOR NOW ON
HOW DO YOU GUYS THINK ABOUT IT?
IF YOU LIKE IT PLEASE LEAVE A COMMENT AND VOTE.
THANK YOU<3333
KAMU SEDANG MEMBACA
In Love With Daddy's Friend
Teen FictionAstara Naradipta salah satu dari anak kembar kesayangan Ayahnya yang bernama Shankara Naradipta ini sangat suka bergaul dengan pria yang lebih tua darinya hanya untuk bersenang-senang. Suatu ketika saat para teman Ayah berkunjung, ada satu pria yang...