Setelah hari itu. Tisha benar-benar berubah. Ia rela tidur di loteng sendirian dari pada brsama Livy. Semua ART di rumah membanggakan Livy pada ART tetangga. Semua bilang Tisha sangat berbeda dengan Livy yang mandiri,hemat,baik,kuat,dan sebagainya. Para sepupu dan keluarga juga mengabaikan Tisha yang mencari perhatian pada mereka.
Tisha memilih duduk bersama Rikto dari pada Livy. Tisha juga menjauh dari ketiga sahabat nya dan mereka tampak asik saja dengan Livy. Bahkan OSIS Tisha berantakan. Tisha mulai suka membolos pelajaran,kabur,dan sebagainya. Papi dan Mami tau,tapi mereka tak membahas. Mereka malah selalu memuji Livy jika dapat nilai 100. Tisha benar-benar tersingkirkan.
"Mi,Tisha mau keluar"ucap Tisha saat kumpul keluarga.
"Mami!"pekik Tisha,belakangan ini Tisha benar-benar sering marah.
"Ah iya,hati-hati ya sayang"ucap Mami dan mengulurkan tangan tapi Tisha berpaling begitu saja.
Livy melihat Tisha dan menjadi cemas "Sha,lu mau kemana?"Tanya Livy di garasi saat Tisha sudah siap tancap gas.
"Bukan urusan lo"ucap Tisha dan pergi dengan motor CBR berwarna putih itu lengkap dengan baju motornya yang berwarna hitam.
"Tisha mana dek?"Tanya Salsa.
"Baru aja pergi kak"ucap Livy.
"Oh gitu,yaudah ayo masuk,gerimis tuh dingin"ucap Salsa dan Livy menurut.
"Tisha mana? Kok gak sama kalian?"Tanya Papi yang baru dateng.
"Astaga mami lupa! Tisha kok belum pulang ya? Tadi pamit waktu jam 7"ucap Mami.
"Lho? Sekarang udah jam setengah 10"ucap Papi terlihat cemas.
"Sebentar Mami minta tolong Alan cari kan"ucap Mami dan pergi ke kamar nya.
Desau angin malam memang sejuk,tapi tidak jika sehabis hujan dan badan basah kuyup. Untung saja Tisha memakai baju motor nya yang berbahan kulit,jadi tidak terlalu basah. Tisha sedari tadi masih rela berdiri di bawah pohon,melihat kebawah banyak cahaya entah itu rumah warga atau kantoran. Hp Tisha sedari tadi ia mati kan dan disimpan di dalam saku. Setelah 1 jam berdiri akhirnya Tisha duduk seraya bersandar pada pohon disamping nya.
Klitang! Botol ketiga yang sudah habis bersenggolan dengan 2 botol miras yang sudah kosong melompong dan aneh nya Tisha masih tidak bisa menghentikan air matanya. Sakit rasanya,bagai ditusuk oleh pedang tajam berkali kali. Ya berkali kali Tisha kehilangan tahta nya dan jujur dia tak sanggup.
"Cuy,Tisha ngilang"ucap Alan yang sedang nongkrong dengan sahabatnya.
"Hah?"loading Rian.
"Telpon udah?"Tanya Putra seraya mematikan rokoknya.
"Udah,dia udah hampir 2 jam gak pulang"ucap Alan.
"Yaudah ayo cari"ucap Rian dan semua berpencar.
"Lihat lah,mata ku perih tapi terus saja hujan"igau Tisha yang seperti nya mulai mabuk di botol ke 4.
Albi berdiri di belakang Tisha,dia selalu tau kemana gadis nya itu pergi.
"Apa kita lapor polisi aja Pi?"cemas Mami.
"Sabar tante,kalau Albi kembali dan gak ada kabar bagus,baru kita lapor"ucap Alan menenangkan Mami.
"Aduh astaga...."ucap Mami dan Livy segera berlari lalu membantu sang Mami dengan obat asma nya.
"TISHA!"teriak Livy dan dia segera berlari mendekati saudarinya itu sekaligus membantu Albi yang menggendongnya.
"Syukurlah...Terimakasih Albi"ucap Papi dan Albi mengangguk lalu menggendong Tisha dipunggung nya seraya menuju kamar gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
PEMEGANG TAHTA
RomanceSiapa pemegang tahta berikutnya?. Cerita tentang anak putih-abu yang sudah tak se-kaku waktu awal kelas 10 alias baru kenal!. Kini mereka sudah kelas 11 walau ya berbeda kelas karena di kelas 11 inilah mulai penjurusan. Pemegang Tahta SMA Mentari Pe...