OSIS

4 2 0
                                    

MTK kelas Tisha jamkos,jadi Tisha melihat ke lapangan,beberapa orang yang ia kenal mondar mandir termasuk para teman nya. Kok gua ga diajak? Batin Tisha.

"Tisha..."sapa Ulpa dipintu kelas.

"Apa?"jawab Tisha sedikit cuek.

Tisha bersandar di bibir pintu dengan kedua tangan dilipat didada plus tatapan datar.

"Tisha! Ikut gak? Kalau gak yaudah!"teriak Nala,teman seangkatan yang gak terlalu akrab.

"Kumpul Osis,ama bocil-bocil baru"ucap Ulpa tenang.

"Oh gua diajak?"julid Tisha dan Ulpa hanya bisa tersenyum tipis.

Tisha mendahului Ulpa dan pergi ke Aula,masuk dan ternyata Tisha saja yang terakhiran masuk.

"Tisha...Dateng juga"ucap kak Ridwan,ketua Pembina Osis dan Tisha menatap datar sekitar.

"Baru diajak,lupa kali"julid Tisha dan berjalan duduk di pojok dekat tembok paling belakang.

"Nala?"tegur kak Septi,wakil Pembina Osis.

"Udah tadi kak"protes Nala lemah lembut,gak kayak waktu manggil Tisha.

"Oh tadi ngajak? Bukan nawarin?"sindir Tisha menatap Nala sengit.

"Iya ngajak"protes Nala dan suasana menjadi tak enak.

"Ngajak tuh yang baik ya mbak...'Tisha,ayo kumpul Osis'...Bukan 'Tisha! Ikut gak? Kalau gak yaudah'...Apaan tuh?"marah Tisha dan Lela pindah kesebelah Tisha menenangkan bayi nya.

"Udah-udah,oke ekhem"dehem kak Ridwan dan semua jadi canggung.

Setelah membahas untuk LDK dan perkenalan Osis baru,baik kelas 11 yang baru gabung,yang lama,dan bocil kelas 10. Setelah selesai Tisha yang bête kembali ke kelas dan Rikto menarik nya ke lab computer.

"Ngapain?"heran Tisha,bahkan tas nya dibawa Rikto.

"Ke lab,mapel antro"ucap Rikto dan Tisha yang emang lagi bête pun hanya diam dan nurut aja.

"Kenapa dah itu bini lo?"Tanya Uksa ketika melihat Tisha yang diam di sebelah Rikto paling ujung depan,biar gak ada cowok yang sebelahan sama Tisha.

"Gak tau"ucap Rikto dan benar saja setelah di perhatikan Tisha terlihat sedih tapi juga kesal.

"Pssst....Kenapa lu?"lembut Rikto berbisik.

Tisha hanya menggeleng lesu itu membuat Rikto berpikir panjang,dia tak suka pujaan nya sedih begitu,tatapan nya terlihat terluka.

5 menit sebelum jam istirahat Awa dan Nala masuk lab computer.

"Buat Tisha sama Arthur segera ke aula"datar Nala dan Tisha menatapnya sengit.

"Cuy,ayo"ajak Arthur si ketua kelas.

"Duluan aja,gua males"ucap Tisha dan semua menatapnya.

'Kenapa tuh?'. Rikto yang tak suka Tisha menjadi bahan bisikan pun menatap sekitar tajam,semua seketika diam. Saat jam istirahat selesai baru lah Tisha datang ke Aula,semua sudah berkumpul. Hanya Tisha yang tak pernah di tegur kalau telat.

"LDK kita di sekolah saja,karena kalian tidak jujur dalam pemungutan suara calon ketos dan waketos"ucap kak Septi dan kak Ridwan menatap semua tajam.

"Ada yang lebih,kalian minta maaf atau tidak,keputusan final"ucap kak Ridwan dan pergi.

"Panitia? Siapa yang nulis dan milih?"Tanya kak Septi dan Tisha sudah duduk di paling belakang menyandar tembok.

"Nala sama Awa kak"jawab Ifah.

PEMEGANG TAHTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang