Chapter 3.

118 7 10
                                    

"Sangat berisik sekali, tidak bisakah kamu membiarkan ku tidur siang dulu?" ujar pria itu sambil meregangkan tubuhnya, dia duduk di kursi yang tidak jauh dari Xu Zi'an.

Disamping kursinya terdapat meja yang berisi makanan dan buah-buahan, Xu Zi'an ternyata baru menyadari tentang hal itu.

"Apakah kau pelaku dari penculikan ini? Dimana Ah-Ye? Lepaskan kami dan aku akan memberimu uang!!"

Setelah Xu Zi'an mengatakan itu, suara keras "Brak" berbunyi dari atas meja yang dipukul oleh pria itu, buah apel yang dipegang ditangannya menjadi hancur.

Tampaknya Xu Zi'an tanpa sengaja telah memicu kemarahan pria itu, dia kemudian menatap wajah Xu Zi'an dengan ekspresi kesal "Tutup mulutmu, kalian para orang kaya tidak pernah menghargai kami, jadi berhenti menawari para kelas bawah dengan uangmu sialan!"

"Aku tidak bermaksud menghinamu, aku hanya mengatakan hal ini agar kamu bisa melepaskan kami. Bukankah penculik menginginkan uang dari korban?" seru Xu Zi'an menatap lawan bicaranya, dia merasa keheranan dengan sikap lawan bicaranya seakan-akan merasa dihina. Apa yang salah dengan kata-katanya, bukankah semua penculik seperti itu?.

Dia mendengar pria itu menghela nafas dengan kasar, tampak terlihat lelah dari raut wajahnya.

Punggungnya bersandar pada kursi kayu dan memejamkan mata "Kalian para orang kaya tidak pernah menghargai kelas bawah, menganggap kelas kami sebagai budak."

"Budak? Bukankah peraturan itu telah dihapus sejak lama dan sekarang adalah zaman modern." bantah Xu Zi'an dengan tegas, dia tidak percaya di zaman sekarang masih ada sistem perbudakan untuk kaum kelas bawah.

Pria itu tersenyum mengejek "Di hapus? Kau dibutakan oleh tipu daya orang sekitarmu, kau hanya melihat keharmonisan antara tuan dan budak tapi tidak yang sebenarnya."

"Lalu kenapa kau menculikku? Dalam keluargaku, kami tidak membeli budak dan lagipula aku tidak pernah melihatmu." seru Xu Zi'an mendengus kesal, dia mengangkat kaki kirinya seolah-olah ingin menginjak seseorang.

Gerakan ini terlihat oleh pria itu namun dia tidak langsung menjawab pertanyaan Xu Zi'an melainkan memberi pilihan padanya, dia mengangkat tangannya dan kemudian dua orang bertubuh tegap menyeret seseorang dari belakang.

Xu Zi'an melebarkan matanya kala melihat pria yang diseret oleh mereka, wajahnya yang terlihat lemah membuat Xu Zi'an khawatir.

Dia melihat sekilas ada luka kecil di bagian keningnya, rasa amarah melonjak dihatinya.

"Bajingan, apa yang kau lakukan pada Ah-Ye?!!! Aku akan menghajarmu sampai mati." teriak Xu Zi'an dengan marah, dia meraung dengan keras disertai deru nafasnya yang naik.

Pria itu menutup telinga dengan sengaja dan mengabaikan Xu Zi'an, dia berjalan menuju Mu Yexue sambil menyeringai kejam.

Tatapannya tampak mengerikan membuat suasana sekitar menjadi kelam, tangannya menjepit dagu Mu Yexue dengan kasar.

Pria itu mengeluarkan pisau kecil dari sakunya dan memberi goresan pada pipi Mu Yexue, ringisan darinya membuat Xu Zi'an makin berontak dari kursi tapi tenaganya sudah terkuras ditambah lagi dengan tekanan dari dua orang pria tegap dibelakangnya.

"Cukup, hentikan itu. Apa yang kau inginkan sebenarnya?" ujar Xu Zi'an dengan lemah, dia tidak tahu harus bagaimana lagi.

Rasa sakit yang di dapat Mu Yexue membuatnya frustasi, dia bahkan tidak mampu melawan dua orang penjaganya.

Kefokusannya hanya tertuju pada keadaan Mu Yexue yang sudah babak belur di depannya, Xu Zi'an tidak sanggup untuk melihatnya, rasanya seluruh tubuhnya terkoyak kala melihat Mu Yexue yang terluka.

Pria itu kemudian bersenandung dengan lembut, melepaskan cengkramannya dari Mu Yexue.

Dia melangkah mengelilingi posisi Xu Zi'an dengan senandungnya "Kau ingin tahu ya? Sebenarnya kita tidak memiliki dendam karena aku tidak mengenalmu, aku hanya suruhan seseorang yang ingin melihatmu menderita. Kau pasti tahu siapa itu, karena dia menyimpan rasa sakit dan amarah untukmu dari kecil."

"Dari kecil? Siapa dia?"

"Ets, tunggu dulu. Ini baru permulaan dari semuanya, dia adalah orang yang sangat membencimu dan ingin melihatmu mati." seru pria itu tersenyum menatap Xu Zi'an, membuat Xu Zi'an ingin menghindarinya.

Dia melanjutkan perkataannya lagi dengan bersandar di dinding "Percayalah, dia hanya ingin dirimu mati dan bisa terbebas dari jerat yang mengekangnya selama 20 tahun. Dan dia juga mengutus seseorang untuk membuat mu lengah."

Semakin dia berbicara dengan santai, semakin takut untuk di dengar oleh Xu Zi'an.

Pikirannya berkecamuk entah kemana, mencari sudut-sudut terdalam dari ingatannya yang kusut.

Dia takut untuk menebak siapa yang membencinya, berharap dia tidak pernah mendengar hal ini.

Pria itu terus-menerus menceritakannya membuat telinga Xu Zi'an menjadi berdengung, Xu Zi'an menoleh menatap Mu Yexue yang sudah tergeletak di lantai.

Mu Yexue sepertinya telah pingsan karena tidak ada pergerakan dari tubuhnya yang lemah, Xu Zi'an memiliki ide untuk melarikan diri tapi dia tidak mungkin meninggalkan Mu Yexue.

Xu Zi'an mendongakkan kepalanya menatap sang lawan yang terus berbicara, dia menyela perkataan pria itu dengan ejekan "Heh, kau mematuhi perintahnya lalu mendapatkan uang jika berhasil melaksanakannya. Bukankah itu seperti budak bayaran? Begini saja aku akan membayarmu lebih mahal darinya dan lepaskan kami berdua."

Pria itu berhenti bicara setelah mendengar penawaran Xu Zi'an, dia memandang bocah ingusan bermarga Xu dengan tatapan remeh.

Menatapnya dari atas ke bawah seperti melihat makanan aneh, berpikir bahwa bocah xu ini bermain lelucon gila di depannya.

Meskipun dia menawarkan hal seperti itu yang mungkin bagi seseorang terlihat menggiurkan tapi bagi dirinya tidak, karena orang yang menyuruhnya adalah orang terdekat Xu Zi'an dan telah merencanakan ini selama 12 tahun lamanya.

Jika dia gagal melaksanakannya, maka kehidupannya tidak akan tenang dibawah bayang-bayang pengawasan orang yang menyuruhnya.

Dia akan mati ditangan orang itu, dan bukan hanya dia yang mengalaminya tapi Mu Yexue sebenarnya juga orang suruhan yang mendekati Xu Zi'an karena perintah mereka.

Behind the scene:

Salah satu rahasia Mu Yexue terbongkar, apakah dia berencana melanjutkan trik pingsan atau kah ikut menyiksa Xu Zi'an? Simak lebih lanjut chapter selanjutnya, terima kasih untuk yang telah membacanya..

Mu Yexue: Menyiksa dalam arti lain saja~

???: Apakah kamu yakin bisa menyiksa Zi'an hmm? Jika kemampuan mu dalam hal itu saja tidak bisa maka lebih baik Qifeng yang melakukannya.

Wu Qifeng: Hahahah, lihatkan. Kemampuan ku sudah diakui, bahkan peran penjahat menyetujuinya....

Mu Yexue: Tidakkk adilll dasar bandit merak!!

Wu Qifeng: Adil bagiku, sudahlah aku lebih baik mengejar A-Xu, sampai jumpa!~

Mu Yexue: Tch.

???: Bodoh, jangan seperti anak kecil. Baiklah untuk chapter selanjutnya silahkan menunggu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

||•BL• Transmigration to the prince's body [ 穿越到太子身上 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang